7 Cara Pintar Atur Uang Kiriman Orang Tua Biar Hemat Saat Kuliah di Luar Negeri
- Pexels.com
VIVA – Banyak pelajar Indonesia yang bermimpi untuk kuliah di luar negeri, namun mereka dihadapkan pada tantangan besar dalam mengatur keuangan agar cukup selama masa studi. Terutama bagi mereka yang bergantung pada uang kiriman orang tua, pengeluaran sehari-hari hingga biaya mendesak bisa menguras kantong jika tidak dikelola dengan bijak. Dengan biaya hidup di kota besar seperti Tokyo atau London yang kian mahal, para pelajar perlu strategi khusus agar kiriman bulanan cukup, sekaligus tetap memenuhi semua kebutuhan.
Berikut ini adalah 7 cara pintar mengatur uang kiriman orang tua agar lebih hemat selama kuliah di luar negeri.
1. Buat Anggaran Bulanan yang Jelas
Langkah pertama yang krusial adalah menentukan anggaran bulanan yang terperinci. Setiap pelajar harus memahami besarnya biaya hidup di negara tujuan karena hal ini bisa sangat bervariasi. Berikut komponen utama yang perlu diperhatikan dalam anggaran bulanan:
- Sewa Tempat Tinggal: Biaya terbesar biasanya berasal dari sewa asrama atau apartemen. Pahami kisaran harga sewa dan pertimbangkan lokasi yang dekat dengan kampus agar bisa menghemat biaya transportasi.
- Kebutuhan Makanan: Tentukan apakah akan memasak sendiri atau makan di luar. Menghemat dengan memasak makanan sederhana bisa membantu mengurangi pengeluaran harian.
- Transportasi: Jika tinggal jauh dari kampus, hitung anggaran transportasi bulanan. Banyak negara yang menawarkan diskon khusus untuk pelajar pada transportasi umum.
- Biaya Akademis: Selain uang kuliah, anggarkan biaya untuk buku, alat tulis, dan perlengkapan tambahan yang dibutuhkan untuk studi.
Dengan membagi anggaran berdasarkan kebutuhan ini, pelajar bisa lebih bijak dalam mengelola uang kiriman dari orang tua. Anggaran bulanan juga membantu mencegah pengeluaran yang tidak direncanakan.
2. Manfaatkan Solusi Transfer Valas yang Cepat dan Hemat
Pengiriman uang dari Indonesia ke luar negeri sering kali membutuhkan biaya tambahan yang cukup besar dan waktu yang lama, yang bisa menjadi masalah bagi pelajar internasional yang membutuhkan dana dalam waktu cepat.
Terutama jika Anda menghadapi situasi darurat atau membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan mendesak, keterlambatan atau biaya transfer yang mahal dapat menghambat kelancaran keuangan. Oleh karena itu, penting untuk mencari solusi pengiriman uang yang tidak hanya cepat tetapi juga hemat biaya, sehingga lebih banyak dana yang dapat digunakan secara langsung tanpa tergerus biaya transfer.
3. Simpan Uang untuk Dana Darurat
Situasi darurat bisa muncul kapan saja, mulai dari kebutuhan medis hingga pengeluaran tak terduga untuk akademis. Menyisihkan sebagian uang kiriman dari orang tua untuk tabungan darurat adalah langkah bijak yang membantu pelajar lebih tenang saat menghadapi kondisi tak terduga.
Tips: Simpan tabungan darurat ini di rekening terpisah yang mudah diakses namun tidak tercampur dengan anggaran utama. Dana ini akan sangat berguna untuk menghindari kerepotan mencari pinjaman mendadak atau meminta tambahan kiriman dari orang tua.
4. Manfaatkan Diskon Pelajar dan Promo Khusus
Di banyak negara, pelajar internasional berhak mendapatkan berbagai potongan harga dan promo. Kartu pelajar internasional bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan diskon di restoran, toko buku, hingga transportasi umum. Di Eropa, Asia, dan Amerika, banyak jaringan transportasi yang menawarkan harga khusus bagi pelajar.
Diskon dan promo khusus ini dapat membantu pelajar mengurangi pengeluaran sehari-hari, mulai dari belanja kebutuhan sehari-hari hingga hiburan di akhir pekan. Bahkan beberapa aplikasi juga menyediakan promosi spesial bagi pelajar.
5. Hindari Pengeluaran Impulsif
Kuliah di luar negeri memberi kebebasan untuk mengeksplorasi hal baru, namun penting untuk tetap bijak dalam mengatur pengeluaran. Hindari kebiasaan belanja impulsif yang bisa menguras anggaran tanpa sadar, seperti sering makan di luar, membeli gadget terbaru, atau belanja tanpa perencanaan.
Tips praktis yang bisa dilakukan adalah menetapkan “uang hiburan” yang sesuai dengan anggaran. Batasan ini bisa membantu pelajar tetap menikmati waktu luang tanpa khawatir anggaran bulanan akan habis.
6. Pertimbangkan untuk Bekerja Paruh Waktu
Di beberapa negara, pelajar internasional diperbolehkan bekerja paruh waktu selama studi. Ini bisa menjadi cara efektif untuk menambah pemasukan, terutama untuk biaya sehari-hari. Pastikan pekerjaan paruh waktu ini tidak mengganggu jadwal kuliah dan sesuai dengan regulasi visa.
Bekerja paruh waktu selain memberikan penghasilan tambahan juga membantu meningkatkan pengalaman kerja dan membangun jaringan. Biasanya, pekerjaan yang populer di kalangan pelajar adalah bekerja di kafe, toko ritel, atau asisten pengajar di kampus.
7. Gunakan Aplikasi Pengelola Keuangan
Dengan banyaknya aktivitas dan kesibukan kuliah, pelajar sering kali lupa mengecek kondisi keuangan mereka. Menggunakan aplikasi pengelola keuangan seperti Money Lover, YNAB, atau Mint bisa membantu mencatat pengeluaran dan anggaran dengan rapi.
Aplikasi ini memungkinkan pelajar melihat tren pengeluaran dan memberikan peringatan jika ada pengeluaran berlebih. Dengan memantau keuangan secara berkala, pelajar dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan terukur.
Mengelola uang kiriman orang tua selama kuliah di luar negeri memang membutuhkan perencanaan matang dan disiplin. Dengan membuat anggaran bulanan, memanfaatkan layanan transfer valas yang tepat. Dengan menyimpan dana darurat, pelajar dapat memastikan keuangan tetap stabil tanpa mengalami kendala finansial yang besar.
Mengingat biaya hidup di luar negeri yang sering kali tidak terduga, sikap bijak dalam pengeluaran akan sangat membantu dalam menjalani masa studi dengan nyaman dan tenang.
Semoga 7 tips di atas bisa membantu Anda mengelola uang kiriman orang tua secara efektif selama studi di luar negeri.