Layanan JIBOR Bakal Berhenti 2026, BI Siapkan Publikasi Fallback Rate

Gedung Bank Indonesia
Sumber :
  • Dok. VIVA.co.id

Jakarta, VIVA – Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan The International Swaps and Derivatives Association (ISDA) dan Bloomberg Index Service Limited (Bloomberg) untuk mempublikasikan fallback rate di pasar keuangan global. Hal ini seiring dengan penghentian layanan Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) pada 1 Januari 2026.

Gubernur BI Sebut RI Jadi Negara Penerbit Sukuk Tertinggi di Dunia

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso mengatakan, kerja sama ini untuk memastikan agar referensi fallback rate memenuhi standar yang berlaku di pasar keuangan global. 

"ISDA telah memilih Bloomberg sebagai vendor yang menghitung dan mempublikasikan fallback rate termasuk spread adjustment, menggunakan metode perhitungan yang dikembangkan setelah berkonsultasi dengan pelaku pasar keuangan global," kata Denny dalam keterangannya, Kamis, 30 Oktober 2024.

Bos Bank Mandiri Pastikan Sesuaikan Suku Bunga Kredit Ikuti Arah Kebijakan BI dan The Fed

Gedung Bank Indonesia.

Photo :
  • Dok. VIVA.co.id

Dia menjelaskan, fallback rate JIBOR dihitung menggunakan Compounded INDONIA ditambah dengan spread adjustment. Sementara itu, perhitungan spread adjustment dilakukan menggunakan metodologi ISDA. Dia menjelaskan, penggunaan fallback rate sebagai suku bunga acuan pengganti ditujukan khususnya atas kontrak yang akan jatuh tempo setelah JIBOR tidak lagi dipublikasikan. 

Modal Asing Kabur dari RI Capai Rp 6,63 Triliun, Ini Rinciannya

Adapun angka indikatif spread adjustment masing-masing tenor berdasarkan perhitungan per 27 September 2024 yang dapat digunakan sebagai referensi diantaranya tenor 1 minggu spread adjustment sebesar 0,56886 persen, 1 Bulan 0,75934 persen, 3 Bulan 0,95228 persen, 6 bulan    1,09856 persen, dan 12 bulan 1,31837 persen.

"Selanjutnya publikasi spread adjustment definitif dan all-in fallback rate, data historis fallback rate JIBOR serta informasi penggunaan fallback rate, dapat diakses di website Bloomberg dalam waktu dekat," imbuhnya.

Ilustrasi keuangan syariah.

Gubernur BI Ungkap Tantangan Terbitkan Instrumen Moneter Syariah

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, membeberkan tantangan yang dihadapinya dalam menerbitkan instrumen moneter berbasis syariah.

img_title
VIVA.co.id
31 Oktober 2024