Gen Z Sering Bokek? Ini 6 Penyebab Utama yang Jarang Disadari

ilustrasi stres menjadi generasi sandwich.
Sumber :
  • www.freepik.com/free-photo

Jakarta, VIVA – Generasi Z atau Gen Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, tak jarang menghadapi tantangan finansial yang berbeda dari generasi sebelumnya. Meski mereka dianggap sebagai generasi yang melek teknologi dan kreatif, tak sedikit Gen Z merasa sulit untuk mengatur keuangan mereka. 

Viral Istilah Pinjol Diganti Jadi Pindar, Apa Sih Bedanya?

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, mulai dari biaya hidup yang tinggi, hingga budaya konsumtif, yang turut berperan dalam membuat keuangan mereka cepat habis. Selain itu, banyak dari Gen Z juga harus berhadapan dengan utang pinjaman online dan pekerjaan yang kurang stabil, sehingga menambah tekanan finansial sehari-hari. 

Melansir dari berbagai sumber, berikut ini enam alasan utama mengapa Gen Z sering mengalami kesulitan mengelola uang.

59% Gen Z dan Milenial Gunakan Paylater Untuk Atur Keuangan, Kok Bisa?

6 Sebab Gen Z Sering Kehabisan Uang

Ilustrasi mengelola keuangan

Photo :
  • Pexels
80% Penumpang Gen Z dan Milenial, Begini Cara KAI Pikat Hati Anak Muda

1. Biaya Hidup Tinggi

Gen Z menghadapi biaya hidup yang semakin meningkat, terutama untuk kebutuhan dasar seperti sewa tempat tinggal, makanan, dan pendidikan. Kondisi ekonomi yang tidak stabil dan inflasi, membuat mereka semakin sulit untuk mengontrol pengeluaran.

2. Utang

Tak sedikit Gen Z memiliki utang, seperti utang pendidikan hingga tergoda mengambil pinjaman online untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Tanpa perencanaan matang, bunga yang tinggi dan jatuh tempo yang singkat membuat utang ini menjadi beban yang sulit dilunasi.

Menurut berbagai laporan, tingkat utang milenial dan Gen Z dari pinjaman online terus meningkat setiap tahun. Bahkan, berdasarkan data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), milenial dan Gen Z menyumbang 37,17 persen dari total kredit macet di pinjaman online.

3. Ketidakpastian Pekerjaan

Ilustrasi: Generasi Z memasuki dunia kerja

Photo :
  • Freepik.com//@prostooleh

Pasar kerja yang tidak stabil membuat banyak Gen Z bekerja paruh waktu atau mengalami PHK, yang berdampak pada ketidakpastian pendapatan. Kondisi ini membuat mereka sulit menyisihkan uang untuk tabungan.

4. Pengeluaran Tak Terduga

Biaya mendadak seperti tagihan medis atau perbaikan kendaraan, dapat dengan cepat menghabiskan tabungan mereka. Situasi ini membuat keuangan Gen Z sering kali berada dalam posisi darurat. Apalagi, jika mereka tidak memiliki dana darurat.

5. Kurang Edukasi Finansial

Tidak semua Gen Z mendapatkan edukasi finansial yang cukup, sehingga mereka tidak tahu cara mengelola keuangan dengan baik. Hal ini pada akhirnya berdampak pada pengambilan keputusan finansial yang kurang tepat.

Berdasarkan survei literasi dan inklusi keuangan (SNLIK) tahun 2024, milenial dan Gen Z di kelompok umur 26-35 tahun memiliki indeks literasi keuangan komposit, konvensional dan syariah, lebih tinggi dari kelompok umur lainnya. Namun, untuk kelompok usia 15-17 tahun dan 51-79 tahun, masuk ke dalam segmen masyarakat yang memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang lebih rendah.

6. Kebiasaan Konsumtif

Tekanan sosial media untuk mengikuti tren dan gaya hidup terkini mendorong Gen Z untuk belanja impulsif. Kebiasaan ini berpotensi membuat generasi Z ini semakin kesulitan untuk menabung. Apalagi, saat ini ada istilah FOMO dan YOLO, yang membuat Gen Z semakin boros.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya