Gen Z Sering Bokek? Ini 6 Penyebab Utama yang Jarang Disadari
- www.freepik.com/free-photo
Jakarta, VIVA – Generasi Z atau Gen Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, tak jarang menghadapi tantangan finansial yang berbeda dari generasi sebelumnya. Meski mereka dianggap sebagai generasi yang melek teknologi dan kreatif, tak sedikit Gen Z merasa sulit untuk mengatur keuangan mereka.Â
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, mulai dari biaya hidup yang tinggi, hingga budaya konsumtif, yang turut berperan dalam membuat keuangan mereka cepat habis. Selain itu, banyak dari Gen Z juga harus berhadapan dengan utang pinjaman online dan pekerjaan yang kurang stabil, sehingga menambah tekanan finansial sehari-hari.Â
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini enam alasan utama mengapa Gen Z sering mengalami kesulitan mengelola uang.
6 Sebab Gen Z Sering Kehabisan Uang
1. Biaya Hidup Tinggi
Gen Z menghadapi biaya hidup yang semakin meningkat, terutama untuk kebutuhan dasar seperti sewa tempat tinggal, makanan, dan pendidikan. Kondisi ekonomi yang tidak stabil dan inflasi, membuat mereka semakin sulit untuk mengontrol pengeluaran.
2. Utang
Tak sedikit Gen Z memiliki utang, seperti utang pendidikan hingga tergoda mengambil pinjaman online untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Tanpa perencanaan matang, bunga yang tinggi dan jatuh tempo yang singkat membuat utang ini menjadi beban yang sulit dilunasi.
Menurut berbagai laporan, tingkat utang milenial dan Gen Z dari pinjaman online terus meningkat setiap tahun. Bahkan, berdasarkan data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), milenial dan Gen Z menyumbang 37,17 persen dari total kredit macet di pinjaman online.
3. Ketidakpastian Pekerjaan
Pasar kerja yang tidak stabil membuat banyak Gen Z bekerja paruh waktu atau mengalami PHK, yang berdampak pada ketidakpastian pendapatan. Kondisi ini membuat mereka sulit menyisihkan uang untuk tabungan.
4. Pengeluaran Tak Terduga
Biaya mendadak seperti tagihan medis atau perbaikan kendaraan, dapat dengan cepat menghabiskan tabungan mereka. Situasi ini membuat keuangan Gen Z sering kali berada dalam posisi darurat. Apalagi, jika mereka tidak memiliki dana darurat.
5. Kurang Edukasi Finansial
Tidak semua Gen Z mendapatkan edukasi finansial yang cukup, sehingga mereka tidak tahu cara mengelola keuangan dengan baik. Hal ini pada akhirnya berdampak pada pengambilan keputusan finansial yang kurang tepat.
Berdasarkan survei literasi dan inklusi keuangan (SNLIK) tahun 2024, milenial dan Gen Z di kelompok umur 26-35 tahun memiliki indeks literasi keuangan komposit, konvensional dan syariah, lebih tinggi dari kelompok umur lainnya. Namun, untuk kelompok usia 15-17 tahun dan 51-79 tahun, masuk ke dalam segmen masyarakat yang memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang lebih rendah.
6. Kebiasaan Konsumtif
Tekanan sosial media untuk mengikuti tren dan gaya hidup terkini mendorong Gen Z untuk belanja impulsif. Kebiasaan ini berpotensi membuat generasi Z ini semakin kesulitan untuk menabung. Apalagi, saat ini ada istilah FOMOÂ dan YOLO, yang membuat Gen Z semakin boros.