Bos Bank Mandiri Pastikan Sesuaikan Suku Bunga Kredit Ikuti Arah Kebijakan BI dan The Fed

Jakarta, VIVA – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap sebesar 6 persen pada bulan Oktober 2024. Hal serupa juga dilakukan BI pada suku bunga deposit facility yang ditahan di 5,25 persen, dan suku bunga lending facility yang dijaga di 6,75 persen.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan, pihaknya masih melihat masih adanya ruang penurunan suku bunga baik suku bunga acuan BI maupun Fed Fund Rate, pada sisa tahun 2024 dan di 2025 mendatang.

"Kita lihat untuk 7-Day Reverse Repo Bank Indonesia, mungkin masih ada (potensi penurunan) sekitar 25 basis point sampai dengan akhir tahun 2024, dan 75 basis point di tahun 2025 yang akan datang," kata Darmawan dalam telekonferensi pers Paparan Kinerja Bank Mandiri Kuartal III-2024, Rabu, 30 Oktober 2024.

Dia menegaskan, apabila hal tersebut sesuai dengan ekspektasi atas proyeksi yang sebelumnya dilakukan oleh Bank Mandiri, maka Darmawan pun meyakini soal adanya peluang kelanjutan dari penurunan benchmark rate tersebut.

"Baik dari BI maupun FOMC (Federal Open Market Committee)," ujarnya.

Saat ditanya soal apakah Bank Mandiri juga bakal ikut melakukan penyesuaian terhadap suku bunga kreditnya, apabila BI maupun The Fed benar-benar menurunkan suku bunga acuan sesuai prediksinya tersebut, Darmawan pun tak membantah hal itu

Dia bahkan memastikan bahwa pihaknya akan selalu berupaya, untuk menjaga agar suku bunga kredit Bank Mandiri bisa tetap berada dalam level kompetitif di pasar. Sementara untuk tingkat suku bunga yang direferensikan oleh pihak bank sentral, Darmawan menegaskan bahwa Bank Mandiri akan langsung melakukan penyesuaian terhadapnya.

"Terkait dengan penyesuaian suku bunga kredit, tentunya kami akan terus menjaga suku bunga Bank Mandiri tetap kompetitif di market," kata Darmawan.

"Untuk kredit yang berbasis reference rate, tentunya akan langsung mengalami penyesuaian suku bunga seiring dengan penurunan suku bunga acuan dari central bank," ujarnya.

OJK Pastikan UMKM yang Utangnya Dihapus karena Masuk Kriteria PP 47/2024 Keluar dari Daftar Hitam SLIK

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, hadirnya PP 47/2024 merupakan tindak lanjut dari amanat Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.

VIVA.co.id

21 November 2024