Wajibkan Sertikat Halal, Ini Ancaman Haikal Hassan untuk Pelaku Usaha Bandel

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Haikal Hasan di kawasan Jakarta Timur, Kamis, 24 Oktober 2024
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Jakarta, VIVA - Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) mewajibkan para pelaku usaha untuk mengurus sertifikasi halal mulai Oktober 2024. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. 

Erick Thohir Diperintah Prabowo Pastikan Harga Tiket Pesawat Turun 10 Persen saat Nataru

"Untuk mengawal pemberlakuan kewajiban sertifikasi halal sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, maka BPJPH melaksanakan pengawasan jaminan produk halal secara serentak mulai 18 Oktober 2024." kata Kepala BPJPH, Haikal Hasan kepada wartawan Kamis, 24 Oktober 2024. 

Kepala Badan Jaminan Produk Halal, Haikal Hassan

Photo :
  • VIVA/Ahmad Farhan Faris
LPI Survei 10 Menteri Kabinet Prabowo dengan Kinerja Terbaik: Nomor 1 dan 4 Mengejutkan

Untuk melaksanakan pengawasan jaminan produk halal tersebut, BPJPH pun kata Haikal telah menyiapkan 1.032 personil pengawas untuk mengawasi. 

"Tolong semua produk yang ada, yang beredar, yang masuk, yang diperjualbelikan di wilayah Republik Indonesia wajib bersertifikat halal. Itu undang-undang itu," tutur dia.

Respon Ketua KPK Soal Prabowo Bakal Maafkan Koruptor Jika Kembalikan Uang Korupsi

Haikal Hassan kemudian menjelaskan beberapa produk yang wajib memiliki sertifikat halal, mulai dari makanan, minuman, restoran ataupun cafe, obat, kosmetik hingga produk fashion.

"Dan sembelihan juga jangan lupa, sembelihan. Dan semua barang-barang olahan. Pokoknya, nanti mudah-mudahan ke depan yang masuk ke badan kita, yang menempel di badan kita, semuanya Insya Allah akan kita upayakan. Secepat mungkin dengan peraturan dan regulasi yang ada," ungkapnya.

Dia menyebut para pelaku usaha yang bandel dan tidak mengurus sertifikat halal akan dikenal sanksi oleh BPJPH. Adapun, sanksi yang diberikan yaitu berupa sanksi administratif hingga penutupan usaha.

"Akan kena sanksi. Sanksinya pertama administratif, kita kasih persuasif. Kita kasih peringatan, kita kasih persuasif. Kalau masih (bandel) juga, sanksi kedua itu adalah berupa satu bisa penutupan usaha, bisa penarikan dari peredaran. Itu tolong diperhatikan tuh semua," pungkas Haikal Hassan.

Menko Kumham Imipas Yusril Ihza Mahendra

Prabowo Mau Maafkan Koruptor jika Kembalikan Uang Negara, Yusril Beri Penjelasan Hukumnya

Yusril Ihza Mahendra kembali menjelaskan terkait dengan pernyataan Prabowo Subianto yang ingin memaafkan koruptor jika mau mengembalikan hasil korupsinya.

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024