Wamendag Dyah Roro Bakal Dongkrak Kinerja UKM di 100 Hari Pertama Tugasnya
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti menegaskan, pihaknya akan berupaya mendongkrak kinerja perdagangan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).dalam program kerja di 100 hari pertama tugasnya. Dia memastikan, hal itu sebagaimana kebijakan dari Menteri Perdagangan, Budi Santoso, yang juga akan menggenjot kinerja sektor perdagangan lainnya termasuk para pelaku UKM tersebut.
"Untuk 100 hari ke depan kita akan menjalankan apa yang merupakan kebijakan dari Pak Menteri Budi Santoso, baik untuk perdagangan dalam negeri, luar negeri, dan bagaimana kita bisa meningkatkan kinerja UKM," kata Dyah Roro di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Oktober 2024.
Namun, guna mengatur strategi dan pelaksanaannya, Dyah Roro mengaku masih harus berkoordinasi dan menggelar sejumlah rapat terlebih dahulu dengan Menteri Perdagangan beserta jajarannya.
"Supaya jelas apa yang nanti harus saya kerjakan dan apa yang beliau kerjakan, agar sinergitas dan kolaborasi itu muncul dengan baik," ujarnya.
Dyah Roro menegaskan, dengan potensi Indonesia untuk menjadi salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia, terdapat berbagai macam sektor yang turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Perdagangan itu ada dua komponen, perdagangan dalam negeri dan luar negeri. Dalam negeri yakni soal bagaimana komoditas-komoditas kita harus bisa berdaya saing dengan impor, baik itu pangan atau industri," kata Dyah Roro.
Ketika ditanya bagaimana strateginya untuk menjaga agar neraca perdagangan Indonesia bisa terus menorehkan surplus, Dyah Roro mengatakan bahwa Kemendag akan melihat strategi, langkah, dan metode yang telah diimplementasikan di periode sebelumnya.
"Jadi saya ingin sekali berkomunikasi terlebih dahulu dengan Pak Menteri. Saya tidak mau, bukan hanya salah bicara ya, tetapi agar satu kementerian ini mempunyai tujuan yang sama. Jadi itu paling penting sekali buat saya," ujarnya.
Sebagai informasi, neraca perdagangan Indonesia terus mencatat surplus sebesar US$3,26 miliar pada September 2024, atau lebih tinggi dibandingkan surplus Agustus 2024 yang sebesar US$2,78 miliar. Sehingga, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus selama 53 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 silam.