Kadin Optimistis Prabowo Mampu Selesaikan Banyak PR Perekonomian Nasional
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Wakil Ketua Umum Kadin Koordinator Bidang Investasi, Hilirisasi, dan Lingkungan Hidup, Bobby Gafur Umar mengaku sangat optimistis bahwa Presiden Prabowo akan mampu menyelesaikan banyak pekerjaan rumah (PR) di Indonesia, utamanya dalam hal perekonomian.
Sebab, Dia mengatakan, Kadin sempat merasa was-was dengan banyaknya PR yang harus dibenahi pemerintah di perekonomian nasional, seiring kondisi perekonomian global yang saat ini masih dilingkupi beragam ketidakpastian.
"Kami melalui Kadin adalah wakil dunia usaha yang terus terang cukup was-was kemarin," kata Bobby di acara 'Selamat Bertugas Prabowo-Gibran' TVOne, Minggu, 20 Oktober 2024.
"Was-wasnya begini, dunia ini lagi enggak baik-baik saja. Ekonomi kita kalau dibandingkan negara-negara lain, alhamdulillah lumayan baik. Tetapi PR-nya banyak sekali," ujarnya.
Namun, setelah mendengar pidato pertama Prabowo Subianto sebagai Presiden RI ke-8 di hadapan MPR pagi tadi, Bobby mengaku mencermati 2 hal yang sangat penting dalam konteks menyelesaikan banyaknya PR tersebut.
Pertama adalah soal konsistensi dan pemahaman Prabowo yang luar biasa, terhadap masalah-masalah yang ada di Tanah Air. "Beliau konsisten mulai dari kampanye sampai dengan paparan tadi di pidato, kita melihat suatu konsistensi dan pemahaman yang luar biasa terhadap masalah," kata Bobby.
Kemudian yang kedua, Bobby mengaku mencermati adanya harapan yang besar kepada Pemerintahan Prabowo-Gibran, untuk bisa menyelesaikan PR-PR yang belum selesai hingga saat ini khususnya di bidang ekonomi. Terlebih, pembangunan era Prabowo-Gibran dipastikan juga tidak lagi hanya akan terpaku pada wilayah pusat, karena akan menyasar seluruh daerah di Indonesia.
"Karena di daerah itu banyak sekali berharap terobosan-terobosan yang bisa dilakukan. Jadi dengan ketegasan beliau (Prabowo), pemahaman yang luar biasa, dan sekali lagi, konsistensi, kita ini melanjutkan suatu pembangunan dan pemerintahan berkelanjutan," ujar Bobby.
"Sebab, risiko yang paling bahaya adalah setiap ada pergantian pemerintah, ada pula pergantian kebijakan. Nah, kita lihat banyak menterinya masih menteri dari pemerintahan Pak Jokowi, dan beberapa memang bagus-bagus," ujarnya.