Prabowo Canangkan Swasembada Pangan dan Energi dalam Waktu Sesingkat-singkatnya
- Youtube Sekretariat Presiden
Jakarta, VIVA – Presiden Prabowo Subianto menegaskan, pemerintahnya akan fokus menggenjot target swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Sehingga dapat mengurangi ketergantungan dari luar negeri.
Hal tersebut ditegaskan Prabowo dalam pidato pertamanya usai dilantik menjadi Presiden di Gedung DPR dan MPR, Jakarta, Minggu 20 Oktober 2024.
"Saya canangkan RI swasembada pangan dalam waktu sesingkat2nya kita tidak boleh bergantung dari luar, " tegas Prabowo.
Prabowo menegaskan, swasembada pangan penting segera dicapai guna memastikan ketahanan RI tetap terjaga dalam menghadapi segala krisis hingga gejolak yang terjadi di dunia.
Presiden RI Prabowo Subianto.
- YouTube tvOne
"Dalam keadaan krisis dan genting tidak ada yang akan mengizinkan barang mereka masuk, karena itu tidak ada jalan lain swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya," ujarnya.
"Kita harus mampu produksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat indonesia, saya sudah pelajari dengan pengamat, paling cepat 4-5 tahun kita sudah capai (swasembada), bahkan kita siap jadi lumbung pangan dunia," ujarnya.
Tak hanya pangan, dia pun menegaskan bahwa swasembada energi menjadi target utama lainnya dalam pemerintahannya. Hal itu pun diyakininya mampu untuk segera dicapai Indonesia.
Pidato Presiden Prabowo Subianto di Pelantikan Presiden
- Youtube Sekretariat Presiden
Optimisme tersebut ungkap Prabowo didukung oleh berbagai sumber daya alam (SDA) yang Indonesia miliki. Karena itu, Pemerintahan Prabowo juga akan mengakselerasi swasembada tersebut.
"Kita diberi karunia besar. Tanaman-tanaman seperti kelapa sawit bisa hasilkan solar dan bensin, singkong tebu dan jagung. Kita juga punya geotermal, batu bara yang banyak," ungkapnya.
"Pemerintah yang akan saya pimpin nanti akan fokus swasembada energi," ungkapnya.
Prabowo: Masih Banyak Kebocoran Anggaran-Korupsi, Ini Membahayakan Masa Depan Kita
Presiden RI Prabowo Subianto mengajak semua pihak untuk menerima kenyataan bahwa masih banyak kebocoran, korupsi, hingga penyelewengan yang terjadi di negara ini.
