Analis Optimistis Daya Beli Masyarakat Domestik Membaik, BI Rate dan Ekonomi Global Jadi Penentu
- freepik.com/freepik
Jakarta, VIVA – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan konsumsi domestik Indonesia berangsur membaik. Penilaian prospek sangat bergantung pada kebijakan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi global.
Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto, memprediksi daya beli masyarakat dalam negeri mengalami peningkatan seiring inflasi yang terkendali dengan stabil. Kondisi ini membuka cukup ruang bagi stakeholder memangkas suku bunga.
"Keberhasilan dalam mengendalikan inflasi memberikan dampak positif terhadap daya beli masyarakat, " ujar Rully yang dikutip dari keterangan resmi perusahaan efek pada Jumat, 18 Oktober 2024.
Kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang stabil ke angka 124,4 basis poin (bps) pada bulan Agustus menjadi bukti potensi pemulihan daya beli. Rully semakin yakin keberlanjutan tren konsumsi lantaran indeks penjualan ritel membukukan pertumbuhan yang cemerlang pada bulan Agustus, yaitu sebesar 5,8 persen secara years on year (yoy).
Rully juga menilai kebijakan moneter sudah mulai melonggar pada bulan September. Hal ini ditandai dengan penurunan suku bunga BI rate sebesar 25 bps.
Meski demikian, Bank Indonesia masih melihat adanya risiko volatilitas pasar sehingga bank sentral memutuskan untuk menahan BI rate pada RDG bulan ini. Dengan asumsi bahwa Rupiah akan menguat dalam jangka menengah di mana BI menilai masih ada ruang pemangkasan suku bunga lanjutan.
Tingkat suku bunga yang lebih rendah sejalan dengan penyusutan biaya pinjaman sehingga memacu belanja konsumen dan investasi. Momentum perbaikan ekonomi domestik dan kebijakan moneter yang akomodatif diyakini dapat menghadapi tantangan dari faktor makroekonomi global.
Pada situasi seperti ini, Rully menilai investor cenderung beralih ke aset safe haven untuk menjaga portofolio mereka. Namun, Rully berkeyakinan pasar modal Indonesia mampu menjaga stabilitas meski di tengah tantangan global.
Rully menekankan prediksi terhadap kondisi pasar ke depan akan sangat terpengaruh kebijakan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi global. Pemangkasan suku bunga oleh BI dinilai memberikan ruang bagi pasar modal untuk menguat lebih lanjut.
Di samping itu, Rully mengingatkan kebijakan suku bunga The Fed turut memengaruhi dinamika pasar global dan Indonesia. Sehingga para pelaku pasar diminta tetap waspada.
"Meski kebijakan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi global akan menjadi faktor kunci, kami tetap optimistis terhadap prospek fundamental ekonomi dan juga pasar modal Indonesia," kata Rully.
Setidaknya ada empat sektor yang akan diuntungkan dari pemulihan daya beli masyarakat. Sektor-sektor tersebut meliputi perbankan, barang konsumsi, industri farmasi, dan telekomunikasi.