Optimalisasi Gas Bumi Dinilai Bakal Untungkan Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Rencana pemerintah untuk terus memperluas jaringan gas bumi agar pemanfaatan gas bumi makin meluas, dinilai bakal menguntungkan pemerintahan Prabowo-Gibran. Sebab, meningkatnya penggunaan gas akan memangkas impor energi, yang selama ini selalu membebani APBN.

Pemerintah Inggris Umumkan Dukung Indonesia Gabung OECD

Pakar Kebijakan Energi sekaligus Pengamat Energi Universitas Indonesia (UI), Iwa Garniwa mengatakan, gas bumi merupakan jawaban atas persoalan impor migas yang saat ini masih terjadi di Tanah Air. 

Menurutnya, ketersediaan serta potensi cadangan energi fosil paling bersih ini di Indonesia sangat besar, sehingga akan mubazir jika tidak dioptimalkan penggunaannya.

PKB: Kenaikan PPN Bukan Harga Mati untuk Penguatan APBN

"Peran pemerintah termasuk peran BUMN seperti Pertamina grup, harus dimaksimalkan untuk peningkatan infrastruktur dan jaringan gas bumi. Ditambah lagi jika blok-blok migas seperti Masela bisa segera diselesaikan," kata Iwa dalam keterangannya, Kamis, 17 Oktober 2024.

Petugas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengalirkan gas bumi CNG (Compressed Natural Gas) untuk industri di PRS (Pressure Reducing Station) Tambak Aji Semarang, Jawa Tengah.

Photo :
  • VIVA/Dhana Kencana
Anindya Bakrie: Kadin Upayakan Pendanaan Transisi Energi dan Perumahan dari Inggris

"Ketika blok Masela sudah berproduksi, baik gas maupun kondensatnya yang tinggi bisa disalurkan untuk penuhi kebutuhan industri," ujarnya.

Selain industri, Iwa mengatakan bahwa pembangunan jaringan gas rumah tangga juga akan menjadi kunci pemerintahan baru, untuk memangkas impor LPG yang selama ini banyak mengabiskan anggaran subsidi. 

Gas bumi diyakini akan berperan besar untuk mengurangi impor LPG, yang sejauh ini masih mendominasi kebutuhan bahan bakar rumah tangga. Karenanya, Iwa menegaskan peran pemerintah dalam membuat kebijakan yang pro pemakaian gas alam sangat dibutuhkan, sehingga Indonesia tidak oversupply gas. 

"Harus dibangun transmisi gas sebagai backbone atau tulang punggung. Kedua, pemanfaatkan gas alam untuk gas kota. Jadi dua program itu yang harus dikerjakan oleh pemerintahan Probowo-Gibran," kata Iwa.

Pertamina temukan sumber daya migas baru [dok. Humas Pertamina Hulu Energi]

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Di sisi lain, Iwa menjelaskan bahwa ketika infrastruktur gas ditingkatkan, maka akan semakin membuka jalan untuk optimalisasi gas bumi bagi kebutuhan lainnya yaitu transportasi. Hal itu seiring dengan jalan keluar kedua yakni mengonversi pemakaian BBM ke gas (BBG).

"Kalau kita konversikan 250 ribu BPH (barel per hari) ke gas, maka akan saling menutupi. Jadi program pemerintahan ke depan yang paling penting terkait energi, adalah konversi BBM ke gas. Ada contoh negara yang berhasil misalnya Korea Selatan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya