Diluar Prediksi! Bank Sentral Thailand Pangkas Suku Bunga

Wisata Bangkok, Thailand.
Sumber :
  • Pexels

Thailand, VIVA –  Bank of Thailand secara mengejutkan menurunkan suku bunga acuan. Kebijakan moneter tersebut diumumkan pada Rabu, 16 Oktober 2024.

Ekonom Sebut Prabowo Minta Sri Mulyani Lanjut Jadi Menkeu Direspons Positif Investor Asing

Pemangkasan suku bunga dinilai perlu untuk mendongkrak perekonomian dalam negeri yang melemah sejak tingkat inflasi di bawah target. Bank sentral sudah mendapat permintaan dari pemerintah terkait langkah strategis tersebut sejak lama.

Dari tujuh anggota komite kebijakan moneter Bank Thailand, lima suara memberikan izin untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) sehingga berada di kisaran level 2,25 persen. Sejak bulan September 2023, suku bunga Thailand sebesar 2,50 yang menjadi titik tertinggi dalam satu dekade. 

Gubernur BI Buka Peluang Turunkan Suku Bunga Acuan

Dikutip dari CNBC Internasional pada Kamis (17/10/2024), sebanyak 24 ekonom memperkirakan bank sentral Thailand akan mempertahankan suku bunga. Meskipun, ekonom lain sudah memprediksi potensi penyusutan suku bunga seperempat poin pada pekan ini.

Ilustrasi berinvestasi.

Photo :
  • http://pakar-investasi.blogspot.com/
Ekonom Prediksi BI Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen

Perubahan suku bunga terakhir kali terjadi pada bulan September 2023. Pemerintah menaikkan sebesar 25 poin. 

Kebijakan diambil karena bank sentral Thailand merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2024 naik dari 2,6 persen menjadi 2,7 persen. Tren kenaikan juga diperhitungkan berlanjut sampai tahun 2025 sebesar 2,9 persen atau turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,0 persen.

Perhitungan tersebut mengacu pada laporan Bank Dunia yang memperkirakan ekonomi global cerah pada tahun 2024 sampai 2025. Di mana tahun ini akan tumbuh 2,4 persen sementara tahun depan meningkat sebesar 3,0 persen.

Thailand merupakan ekonomi terbesar kedua di kawasan Asia Tenggara tetapi laju pertumbuhan ekonomi relatif tertinggal dari negara lainnya. Kondisi ini terjadi lantaran harus menghadapi  utang rumah tangga dan biaya pinjaman yang tinggi sedangkan nilai ekspor justru merosot. 

Bank sentral juga memperbaharui prediksi terkait tingkat inflasi utama tahun 2024. Dari 0,6 persen menjadi 0,5 persen di mana pemerintah menargetkan inflasi pada kisaran 1-3 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya