Sebelum Terjun ke Saham, Ini 15 Istilah yang Perlu Anda Pahami agar Aman Investasi

Ilustrasi Saham
Sumber :
  • freepik.com/rawpixel.com

VIVA – Berinvestasi di pasar saham memang menarik, terutama dengan janji keuntungan besar yang bisa diraih. Namun, banyak investor pemula yang terjun ke dunia saham tanpa pemahaman yang cukup, terutama mengenai istilah-istilah penting yang sering digunakan. Ketika tidak memahami istilah-istilah ini, investor pemula sering kali terjebak dalam kesalahan fatal, seperti salah membeli saham, panik saat harga turun, atau bahkan tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk menjual.

Sumber Dana untuk Proyek Infrastruktur : Mengenal Lebih Dekat Bank Pembangunan Asia (ADB)

Hasilnya? Bukan untung yang didapat, melainkan kerugian besar yang bisa dihindari jika memiliki pengetahuan dasar yang memadai. Untuk itu, sebelum Anda memulai perjalanan investasi di saham, penting untuk memahami 15 istilah ini. Dengan memahami istilah-istilah dasar ini, Anda dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan aman dalam berinvestasi, mengurangi risiko, dan meningkatkan potensi keuntungan.

1. Portofolio  

Tahun 2025: AI Mengubah Cara Kita Mengkonsumsi Media di Indonesia

Portofolio adalah kumpulan investasi yang dimiliki oleh seorang investor, termasuk saham, obligasi, dan reksa dana. Diversifikasi portofolio adalah strategi yang penting dalam investasi, karena memungkinkan investor untuk menyebar risiko.

Dengan memiliki berbagai jenis aset, kerugian yang dialami dari satu jenis aset bisa ditutupi oleh keuntungan dari aset lain. Misalnya, jika nilai saham sedang turun, obligasi atau reksa dana yang dimiliki dalam portofolio bisa memberikan stabilitas. Portofolio yang baik tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga menjaga keseimbangan antara risiko dan potensi pengembalian dalam jangka panjang.

Terungkap! 8 Rahasia di Balik Usaha Penyetan yang Menguntungkan

2. Saham (Stock)

Saham adalah instrumen investasi yang menunjukkan kepemilikan sebagian kecil dari sebuah perusahaan. Ketika Anda membeli saham, Anda menjadi pemegang saham dan berhak atas sebagian keuntungan perusahaan, biasanya dalam bentuk dividen. Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang paling populer karena menawarkan peluang keuntungan yang tinggi.

Namun, risikonya juga besar, terutama jika harga saham turun drastis. Harga saham bisa sangat fluktuatif tergantung pada berbagai faktor, seperti kondisi pasar, kinerja perusahaan, dan berita ekonomi. Pemahaman dasar tentang saham sangat penting bagi setiap investor.

3. Dividen  

Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Pembagian ini bisa dalam bentuk uang tunai atau saham tambahan. Dividen merupakan salah satu cara bagi investor untuk mendapatkan penghasilan dari investasi mereka, selain dari capital gain.

Tidak semua perusahaan membagikan dividen, karena beberapa perusahaan memilih untuk menginvestasikan kembali keuntungannya guna memperbesar bisnis. Perusahaan yang sudah mapan dan stabil cenderung lebih sering membagikan dividen, sedangkan perusahaan yang sedang berkembang mungkin lebih fokus pada ekspansi daripada pembagian dividen.

4. Capital Gain

Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh ketika seorang investor menjual saham dengan harga lebih tinggi dari harga beli. Misalnya, jika Anda membeli saham seharga 100 ribu rupiah per lembar dan menjualnya seharga 150 ribu rupiah, maka capital gain Anda adalah 50 ribu rupiah per lembar. Ini adalah salah satu cara utama untuk menghasilkan uang dari investasi saham. Namun, capital gain tidak selalu pasti karena harga saham bisa turun sewaktu-waktu, sehingga investor juga harus siap menghadapi kemungkinan terjadinya capital loss.

5. Leverage

Leverage adalah strategi yang digunakan investor untuk meningkatkan potensi keuntungan dengan menggunakan dana pinjaman. Dalam konteks saham, leverage memungkinkan investor untuk membeli lebih banyak saham daripada yang bisa mereka beli hanya dengan modal sendiri. Namun, leverage juga meningkatkan risiko, karena jika harga saham turun, kerugian yang dialami bisa lebih besar daripada modal awal. Oleh karena itu, leverage biasanya digunakan oleh investor berpengalaman yang memiliki pemahaman mendalam tentang pasar dan risiko yang terlibat.

6. Bear Market

Bear market adalah kondisi di mana harga saham secara umum mengalami penurunan selama periode waktu yang panjang. Kondisi ini mencerminkan pesimisme di kalangan investor, yang cenderung menjual saham mereka karena khawatir nilai saham akan terus turun.

Bear market biasanya terjadi saat perekonomian sedang melemah atau dalam resesi. Dalam kondisi ini, banyak investor yang memilih untuk menahan diri dari membeli saham dan menunggu sampai pasar kembali stabil. Meski terlihat menakutkan, bear market bisa menjadi peluang bagi investor yang berani mengambil risiko untuk membeli saham dengan harga murah.

7. Bull Market

Bull market adalah kondisi pasar di mana harga saham mengalami kenaikan secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang. Dalam situasi ini, investor merasa optimis dengan prospek ekonomi dan terus membeli saham, yang pada akhirnya mendorong harga saham semakin tinggi.

Bull market sering terjadi ketika perekonomian sedang tumbuh dan pendapatan perusahaan meningkat. Bagi investor, bull market adalah waktu yang menguntungkan untuk berinvestasi, karena peluang untuk mendapatkan capital gain besar lebih tinggi. Namun, penting juga untuk tetap waspada terhadap risiko koreksi pasar.

8. Right Issue

Right issue adalah hak yang diberikan kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan dengan harga diskon. Hal ini biasanya dilakukan ketika perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk ekspansi bisnis atau melunasi utang.

Pemegang saham lama memiliki hak untuk mempertahankan persentase kepemilikan mereka di perusahaan dengan membeli saham baru ini. Jika pemegang saham memilih untuk tidak menggunakan hak tersebut, mereka dapat menjual hak mereka kepada investor lain. Right issue dapat memberikan peluang untuk mendapatkan saham dengan harga lebih murah, tetapi juga meningkatkan jumlah saham yang beredar di pasar.

9. Capital Loss  

Capital loss terjadi ketika seorang investor menjual saham dengan harga lebih rendah dari harga beli. Misalnya, jika Anda membeli saham seharga 100 ribu rupiah per lembar dan menjualnya seharga 80 ribu rupiah, maka Anda mengalami capital loss sebesar 20 ribu rupiah per lembar. Ini adalah risiko yang harus dihadapi oleh semua investor saham. Meskipun capital loss bisa menjadi pelajaran yang berharga, hal ini juga bisa memengaruhi total nilai portofolio Anda secara signifikan. Oleh karena itu, penting untuk memahami risiko ini dan menerapkan strategi untuk meminimalkan potensi kerugian.

10. Buyback

Buyback adalah kebijakan perusahaan untuk membeli kembali saham mereka yang beredar di pasar. Tujuan buyback biasanya adalah untuk meningkatkan harga saham, mengurangi jumlah saham yang beredar, atau menunjukkan kepercayaan diri manajemen terhadap kinerja perusahaan. Ketika perusahaan melakukan buyback, harga saham cenderung naik karena permintaan saham meningkat sementara jumlah saham yang tersedia berkurang. Buyback juga sering dianggap sebagai sinyal positif bagi investor, karena menunjukkan bahwa perusahaan yakin dengan prospek bisnisnya dan ingin meningkatkan nilai saham bagi pemegang saham.

11. Lot

Lot adalah satuan dalam perdagangan saham di Indonesia, di mana satu lot setara dengan 100 lembar saham. Ini adalah jumlah minimal yang bisa dibeli atau dijual dalam satu transaksi di bursa saham. Dengan menggunakan sistem lot, transaksi saham menjadi lebih terstruktur dan mudah dipahami oleh investor. Pembelian saham dalam jumlah kurang dari satu lot disebut sebagai odd lot dan biasanya dilakukan di pasar sekunder. Memahami konsep lot sangat penting bagi investor pemula, karena ini akan mempengaruhi jumlah dana yang harus disiapkan untuk bertransaksi di pasar saham.

12. Initial Public Offering (IPO)

IPO adalah proses di mana sebuah perusahaan menjual sahamnya kepada publik untuk pertama kali. Proses ini memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan dana dari investor publik yang kemudian bisa digunakan untuk ekspansi bisnis, membayar utang, atau keperluan lainnya. Bagi investor, IPO merupakan kesempatan untuk membeli saham perusahaan dengan harga relatif murah sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar terbuka. Namun, berinvestasi dalam IPO juga memiliki risiko, karena performa saham di masa depan tidak selalu bisa diprediksi dan mungkin tidak sesuai dengan harapan awal.

13. Blue Chip

Saham blue chip adalah saham dari perusahaan besar yang memiliki reputasi stabil dan kinerja finansial yang baik. Perusahaan-perusahaan ini biasanya adalah pemimpin di industri mereka dan dianggap sebagai pilihan yang aman bagi investor, terutama dalam jangka panjang. Meskipun potensi pertumbuhan saham blue chip mungkin tidak secepat saham-saham kecil yang baru tumbuh, mereka menawarkan kestabilan dan dividen yang lebih konsisten. Investor yang menginginkan keamanan dan pendapatan yang stabil sering kali memilih saham blue chip sebagai bagian dari portofolio mereka.

14. Volatilitas

Volatilitas menggambarkan seberapa besar fluktuasi harga saham dalam periode tertentu. Saham dengan volatilitas tinggi biasanya mengalami perubahan harga yang cepat dan tajam, baik naik maupun turun. Volatilitas sering kali dianggap sebagai indikator risiko dalam investasi saham, di mana saham yang sangat volatil cenderung lebih berisiko. Investor yang lebih konservatif biasanya menghindari saham dengan volatilitas tinggi, sementara investor yang lebih agresif mungkin melihat volatilitas sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Memahami volatilitas penting dalam membuat keputusan investasi yang tepat.

15. Analisis Teknikal 

Analisis teknikal adalah metode evaluasi saham berdasarkan data historis harga dan volume perdagangan. Dengan menggunakan grafik dan indikator teknikal, investor dapat mengidentifikasi pola pergerakan harga dan mencoba memprediksi tren di masa mendatang.

Analisis teknikal sangat populer di kalangan trader yang mencari keuntungan jangka pendek dari fluktuasi harga saham. Meskipun tidak selalu akurat, analisis ini bisa menjadi alat yang berguna untuk memahami pergerakan pasar dan menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham.

Memahami istilah-istilah penting dalam dunia saham adalah langkah awal yang bijak sebelum mulai berinvestasi. Dengan pengetahuan yang cukup, kamu dapat menghindari kesalahan umum yang sering dilakukan oleh investor pemula dan membuat keputusan yang lebih cerdas.

Istilah-istilah ini akan membantu kamu memahami strategi, risiko, dan peluang yang ada di pasar saham, sehingga dapat meningkatkan potensi keuntungan dan menjaga portofolio tetap aman. Selalu ingat, investasi yang sukses dimulai dari pemahaman yang mendalam. Jadi, pastikan kamu sudah menguasai istilah-istilah ini sebelum terjun ke dunia saham.
 

Ilustrasi Korsleting Listrik

Langkah Mudah Cara Mengatasi Korsleting Listrik di Rumah Tanpa Tukang!

Pelajari cara mengatasi korsleting listrik di rumah dengan langkah mudah tanpa tukang. Cegah bahaya dan hemat biaya perbaikan dengan tips praktis ini!

img_title
VIVA.co.id
18 Oktober 2024