Keterlibatan Petani Mandiri Ditegaskan Kunci Pengembangan Kelapa Sawit Berkelanjutan, Ini Alasannya

Ilustrasi perkebunan kelapa sawit.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta, VIVA – PT Rea Kaltim Plantations (REA) dan mitra perusahaannya mengungkapkan bahwa petani mandiri menghadapi tantangan yang cukup besar dalam menjalankan kegiatan sehari-hari mereka. Sembari, berusaha untuk meningkatkan hasil panen dan juga mematuhi peraturan yang semakin ketat.

Debat Publik Terakhir, Cagub Jateng Ahmad Luthfi Janji Lakukan Ini untuk Buruh hingga Petani

Akibatnya, petani mandiri dapat dibayangkan semakin terpinggirkan dari rantai pasok minyak kelapa sawit dikarenakan kurangnya kapasitas dan sumber daya untuk mematuhi peraturan yang akan datang. Sehingga mengakibatkan produktivitas dan keuntungan mereka semakin menurun.

Menanggapi masalah ini, REA dan mitranya meluncurkan program baru yaitu SmallHolder INclusion for Ethical Sourcing (SHINES), yang akan dilaksanakan di tahun 2025 hingga 2027. Program SHINES bertujuan untuk mendorong perubahan transformatif dalam industri minyak kelapa sawit dengan merangkul tanggung jawab bersama dan mendorong inklusivitas di seluruh rantai nilai.

Demi Petani Tebu Rasakan Manisnya Masa Depan, Kementan Melalui Program "MANIS" Kejar Swasembada Gula Nasional

Melalui kolaborasi antara REA dan mitra perusahaannya, SHINES berkomitmen untuk memberdayakan petani mandiridengan mengadopsi pendekatan inklusif untuk mencapai kepatuhan terhadap peraturan dan memenuhi persyaratan pasar seperti Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR). Program ini akan mencakup pelatihan teknis, transfer pengetahuan, dan peningkatan kapasitas dan keterampilan untuk meningkatkan praktik perkebunan yang baik dan pengelolaan terbaik yang berkelanjutan sesuai dengan peraturan dan standar terkait.

“Bagi petani swadaya, kepatuhan terhadap peraturan dapat dilihat sebagai tantanganyang sangat berat. SHINES mengatasi hal ini dengan membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memenuhi peraturan yang terus berkembang, seperti EUDR. RSPO dengan bangga mendukung inisiatif seperti SHINES yang mengemban tanggung jawab bersama dalam mencapai visi produksi minyak sawit berkelanjutan, sekaligus menjaga penghidupan petani mandiri serta meningkatkan peran mereka dalam rantaipasok,” kata Joseph D'Cruz, Chief Executive Officer RSPO, dikutip dari keterangannya, Sabtu, 12 Oktober 2024.

DPR Minta Polisi Usut Oknum Dinas Pertanian Diduga Palak Petani di Maros

Kendaraan melintas di kawasan perkebunan kelapa sawit PTPN VI, Sariak, Pasaman Barat, Sumatra Barat

Photo :
  • ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Program ini menargetkan untuk melibatkan pemangku kepentingan terkait di sepanjang rantai pasok REA, mulai dari petani mandiri dan pengolah TBS (oleh REA) hingga perusahaan penyulingan dan perusahaan yang memproduksi barang kebutuhan sehari-hari (FMCG). Hal itu untuk memastikan bahwa setidaknya 600 petani mandiri di sekitar perkebunan REA di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, memenuhi kepatuhan EUDR dan sertifikasi RSPO, secara bertahap hingga tahun 2027.

Upaya bersama REA dan mitra perusahaannya juga akan bekerja untuk meningkatkan mata pencaharian masyarakat melalui premi yang mereka terima dari hasil penjualan tandan buah kelapa sawit. Bremen, selaku Direktur Utama REA Urusan Keberlanjutan, mengatakan, Keterlibatan petani mandiri adalah kunci pembangunan berkelanjutan.

“SHINES membawa contoh bisnis yang kuat yang dapat menyatukan para pemangku kepentingan untuk mendorong perubahan positif di seluruh rantai nilai,” ujarnya.

SHINES memiliki empat fokus area utama yaitu memastikan kepatuhan EUDR dan sertifikasi RSPO untuk 600 petani swadaya, berkolaborasi dengan masyarakat-petani kecil untuk melindungi hutan sekitar 10.000 hektare di luar konsesi REA, dan melaksanakan program mata pencaharian alternatif bagi masyarakat di 6 desa sasaran.

Dia berharap melalui Program SHINES dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan petani mandiri agar tetap menjadi bagian penting dari rantai pasok minyak kelapa sawit berkelanjutan secara global.

Foto kebun kelapa sawit, contoh swasembada pangan dan energi

Photo :
  • pexels//@Pok Rie

Sementara itu, Presiden Direktur REA  Luke Robinow,  mengatakan, peluncuran SHINES oleh REA dan mitra perusahaannya menjadi tanda dimulainya kolaborasi yang bermakna di antarapara pelaku rantai pasokan minyak kelapa sawit.

“Program SHINES merupakan langkah maju yang signifikan dalam upaya kami untuk mengembangkan industri minyak kelapa sawit yang berkelanjutan dan inklusif. Melalui kolaborasid engan para mitra dan petani swadaya kami, kami bertujuan untuk mempromosikan inklusivitas dan memberikan dampak positif pada lingkungan dan masyarakat yang bergantung pada budidaya kelapa sawit untuk mata pencaharian mereka,” tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya