Diperjuangkan Jokowi Sepenuh Hati, Segini Keuntungan Indonesia dari Hilirisasi Nikel
- Antara
Jakarta, VIVA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus menggencarkan hilirisasi sumber daya alam di masa 10 tahunnya menakhodai Indonesia. Komoditas yang terlihat menonjol adalah nikel dalam beberapa tahun terakhir berhasil membuahkan capaian gemilang.
Dari upaya hilirisasi tersebut, ekspor dari hasil hilirisasi nikel pada 2021 sukses mencapai US$20,8 miliar. Padahal, beberapa tahun sebelumnya, ekspor nikel mentah nilainya hanya mencapai US$1,1 miliar. Artinya nilai ekspor telah meroket hingga 18 kali lipat di tahun tersebut.
Peningkatan nilai tambah itu merupakan hasil dari dihentikannya ekspor bijih nikel oleh Presiden Jokowi. Ini juga menjadi langkah strategis pemerintah membangun sejumlah smelter pengolahan di Tanah Air demi nilai tambah.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan pun melaporkan bahwa pada 2022 lalu, nilai ekspor produk nikel hasil hilirisisasi telah mencapai US$33,81 miliar. Jumlah itu lebih besar 745 persen dibanding nilai ekspor pada 2017, ketika Indonesia masih mengekspor bijih nikel, yang hanya mencapai sekitar US$4 miliar.
"Dulu pendapatan kita hanya US$4 miliar di 2017. Tahun lalu sekitar US$34 miliar, dan tahun ini (2023) saya pikir bisa naik," ujar Luhut dikutip Sabtu, 12 Oktober 2024.
Dengan lonjakan hasil ekspor signifikan itu, pemerintah pun terus menggenjot program hilirisasi. Ke depannya, tidak akan ada lagi ekspor bahan mentah dari Indonesia, karena semua komoditas sumber daya alam termasuk sektor mineral harus dihilirisasi di dalam negeri.
"Kita sudah mempunyai industrinya, tapi ini baru satu sektor. Kita belum bicara bagaimana hilirisasi besi baja dan lainnya," ujar Luhut.
Selain itu, jika dilihat dari dampak ekonomi dan sosial atas operasional tambang nikel di Indonesia, pemerintah mengatakan bahwa keberadaannya telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian nasional dan lokal.
Dari sisi kontribusi terhadap PDB, industri pertambangan nikel menjadi salah satu penyumbang utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dimana, ekspor nikel dan produk turunannya telah meningkatkan devisa negara secara signifikan.
Kemudian dalam hal penciptaan lapangan kerja, tambang nikel di berbagai wilayah Indonesia telah membuka ribuan lapangan kerja. Baik secara langsung dalam operasi pertambangan, maupun secara tidak langsung melalui industri pendukung di sekitar kawasan tambang.
Selanjutnya, dari sisi pengembangan infrastruktur, kehadiran industri nikel telah mendorong pembangunan infrastruktur di daerah-daerah terpencil, termasuk jalan, pelabuhan, dan fasilitas listrik.