Cara OJK dan MUI Genjot Inklusi Keuangan Syariah Indonesia

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, Viva - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus menjalin kolaborasi dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), dalam mengembangkan inklusi keuangan syariah di Tanah Air.

OJK: Total Aset Industri Keuangan Syariah RI Tembus Rp 2.742 Triliun

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, hal itu dapat dilihat dari berbagai kerja sama yang dijalin OJK-MUI selama ini, terutama dalam hal pemberian fatwa terhadap suatu produk jasa keuangan syariah terbaru yang diawasi oleh OJK.

"Terus kami juga baru saja me-launching Kelompok Kerja atau Pokja Literasi Inklusi Keuangan Syariah," kata Kiki akrabnya disapa dalam acara Ijtima’ Sanawi yang digelar DSN MUI di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat, 11 Oktober 2024.

Kata OJK soal Nasib Merger Bank Nobu dan Bank MNC

Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Photo :
  • VIVA/Andry Daud

"Kemudian yang sedang dalam perjalanan ini komite pengembangan sektor jasa keuangan syariah, itu juga sedang kita matangkan. Nanti insya Allah, OJK juga akan berkolaborasi dengan DSN MUI," ujarnya.

OJK Cabut 15 Izin Usaha BPR-BPRS Sepanjang 2024

Mengenai Pokja Literasi Inklusi Keuangan Syariah itu sendiri, Kiki memastikan bahwa tugasnya secara keseluruhan adalah berupaya mengembangkan keuangan syariah di Tanah Air. Langkah ini dipastikan sebagai kelanjutan dari berbagai kolaborasi yang juga telah dijalin OJK dan MUI sejak sekitar 15 tahun silam, saat berupaya mengembangkan pasar modal syariah di Indonesia.

"Pasar modal itu dulu orang sering mempertanyakan, ini syariah enggak sih gitu ya? Tapi ketika kemudian kita mendapat fatwa (MUI) nomor 80, kemudian dengan rentetan perkembangannya, saat ini luar biasa dahsyat, masya Allah," kata Kiki.

Selain dengan makin membludaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi emiten syariah, Kiki juga mengakui pesatnya pertumbuhan signifikan kapitalisasi pasar modal syariah seiring dengan perkembangan dari sisi investor yang juga semakin bertambah.

"Kalau tadi kita lihat angka-angkanya, bagaimana perusahaan-perusahaan sekarang banyak yang sudah masuk di dalam emiten syariah, kemudian market cap yang syariah juga semakin tumbuh beserta para investor syariahnya juga," kata Kiki.

"Jadi ini enggak bisa kalau cuma dikerjakan sendiri oleh misalnya OJK. Jadi waktu itu misalnya, pasar modal oleh Bursa Efek Indonesia dan lain-lain, harus mendapat dukungan dari DSN-MUI dan juga semua stakeholder lainnya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya