Bursa Asia Perkasa saat Investor Tunggu Keputusan Suku Bunga Korea Selatan
- Nikkei Asia
Singapura, VIVA – Mayoritas indeks di Bursa Asia-Pasifik menunjukkan penguatan saat membuka pasar pada Jumat (11/10/2024). Saat ini, investor tengah menanti keputusan tingkat suku bunga Bank of Korea (BOK).
Bank sentral Korea Selatan dijadwalkan segera mengumumkan tingkat suku bunga pada hari ini. BOK sudah melakukan pemangkasan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,25 persen yang sekaligus menjadi penurunan pertama sejak tahun 2020.
Keputusan tersebut menandai berakhirnya siklus pengetatan selama beberapa tahun yang menyebabkan suku bunga mencapai titik tertinggi dalam 15 tahun pada tahun 2023. Pada bulan September, pemerintah negeri gingseng melakukan penurunan suku bunga bertepatan menyusutnya tingkat inflasi ke level 1,6 persen.
Dikutip dari CNBC pada Jumat (11/10/2024), tingkat inflasi Korea Selatan menjadi yang terendah sejak awal 2021. Bahkan, jauh di bawah target The Fed sebesar 2 persen.
Kementerian Keuangan China juga dicanangkan segera menggelar konferensi pers pada Sabtu (12/10/2024) pukul 10 pagi waktu setempat. Sesi pengarahan ini sangat dinantikan pelaku pasar dan harapannya akan mengumumkan 'paket stimulus' fiskal baru saat Beijing berupaya meningkatkan ekonominya.
Harga minyak melemah usai setelah melonjak lebih dari 3 persen pada Kamis (10/10/2024). Meningkatnya pengeluaran rumah tangga dan pemilik mobil yang menggunakan bahan bakar sebagai sentimen atas pergerakan harga minyak mentah.
Bertepatan potensi terjadinya Badai Milton dan meningkatnya kekhawatiran konflik di Timur Tengah dapat meningkatkan risiko bagi lokasi minyak Iran. Harga minyak mentah Brent turun sebesar 0,35 persen menjadi US$ 79,11 per barel sementara West Texas Intermediate (WTI) AS terkoreksi 0,34 persen menjadi US$ 75,6 per barel.
Kondisi ekonomi global mendorong indeks-indeks di kawasan Asia bergerak ke zona hijau. Nikkei 225 Jepang melonjak sebesar 0,3 pada pembukaan pasar.
Topix berbasis luas naik tipis 0,16 persen. Diikuti lonjakan indeks Kospi sebesar 0,8 persen.
Kosdaq juga melesat sebesar 0,4 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong berada pada level 21.274 atau lebih tinggi dari posisi saat penutupan yang berada di area 21.251,98.
Sayangnya, S&P/ASX 200 Australia merosot 0,19 persen. Kecemerlangan ini berbanding terbalik dengan kondisi di Wall Street yang tertekan tingkat inflasi AS.
Indkes S&P 500 anjlok sebesar 0,21 persen dan ditutup pada level 5.780,05. Dow Jones Industrial Average merosot sebesar 0,14 persen dan berakhir pada area 42.454,12. Nasdaq Composite tergelincir sebanyak 0,05 perseh sehingga menutup pasar pada posisi 18.282,05.
Indeks Harga Konsumen (CPI) AS naik 0,2 persen secara month to month (mtm). Artinya, negeri Paman Sam membukukan pertumbuhan inflasi tahunan menjadi 2,4 persen dari tahun sebelumnya.
Angka inflasi tersebut lebih tinggi dari perkiraan ekonom. Di mana kenaikan bulanan hanya sebesar 0,1 persen dan tingkat inflasi tahunan di kisaran 2,3 pers
Tingkat inflasi tahunan merupakan yang terendah sejak Februari 2021. Situasi ini menambah kekhawatiran pelaku pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) berpeluang memperlambat laju penurunan suku bunga di masa mendatang.