Digitalisasi hingga Bangun Pabrik, Intip Strategi Pupuk Indonesia Dorong Ketahanan Pangan Nasional

Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi.
Sumber :
  • Dokumentasi Pupuk Indonesia.

Jakarta, VIVA – PT Pupuk Indonesia (Persero) menegaskan komitmennya untuk ikut mewujudkan ketahanan pangan nasional. Ketersediaan pupuk menjadi hal yang penting dalam mendukung produksi, serta mendorong produktivitas tanaman pangan nasional. 

Pandawa Agri Kasih Bukti Konsisten Ciptakan Ekosistem Pertanian Berkelanjutan

Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menegaskan bahwa isu swasembada pangan menjadi penting untuk ditindaklanjuti. Mengingat proyeksi kenaikan konsumsi beras serta pertambahan jumlah penduduk harus jadi perhatian.

Berdasarkan data Pupuk Indonesia, pada 2045 diproyeksikan kebutuhan beras mencapai 37,9 juta ton dengan jumlah penduduk 324 juta orang. Saat ini, jumlah penduduk Indonesia sebesar 282 juta dengan kebutuhan beras sekitar 30,9 juta ton.  

Prabowo Mau RI Swasembada Energi: Kita Bisa Bikin B100

Menurut dia, perusahaan dalam lima tahun ke depan membidik kenaikan produksi pupuk sebesar 2 juta ton. Pada saat yang bersamaan, Pupuk Indonesia menerapkan sejumlah strategi untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pupuk untuk petani.

Pupuk Indonesia.

Photo :
  • Dokumentasi Pupuk Indonesia.
Daftar Harga Pangan 9 Oktober 2024: Beras hingga Minyak Goreng Naik

Pupuk Indonesia telah menerapkan digitalisasi secara end-to-end untuk  pelaksanaan distribusi Pupuk. Melalui strategi Integrated Distribution and Outbound Logistic (INDIGO), perusahaan memonitor pergerakan dan posisi stok pupuk mulai dari pabrik sampai kios. 

“Jadi ini transparan dan menjadi inovasi dari Pupuk Indonesia untuk memastikan ketersediaan Pupuk,” kata Rahmad dalam Indonesia Future Policy Dialogue: Telaah Arah Pemerintahan Baru pada sesi Lumbung Pangan untuk Kemandirian dikutip dari keterangannya, Kamis, 10 Oktober 2024.

Rahmad menjelaskan, tingginya harga pupuk bakal berdampak negatif ke produksi padi. Berdasarkan kalkulasinya, setiap kenaikan harga pupuk sebesar Rp1.000 per kg mengakibatkan penurunan konsumsi urea sebesar 13 persen dan 14 persen pupuk NPK.

Kemudian, penurunan konsumsi pupuk tersebut bakal berdampak ke penurunan produktivitas tanaman pangan hingga 0,5 ton per hektar, serta penurunan pendapatan petani sekitar Rp3,1 juta per hektare, 

“Nah, affordability ini datangnya dari mana? Tentu satu, kita selalu menantang diri kita sendiri, apakah Pupuk Indonesia bisa memproduksi pupuk dengan lebih efisien, dengan lebih kompetitif,” ujar Rahmad. 

Dalam upaya menggenjot produksi lanjut dia, perusahaan menempuh strategi pembangunan pabrik pupuk baru maupun revitalisasi pabrik lama. Selain itu, perusahaan meningkatkan daya saing pupuk, serta meminimalisir regulatory cost.

Pupuk Indonesia.

Photo :
  • Antara/Rosa Panggabean.

Rahmad menambahkan keterjangkauan harga pupuk tergantung pula pada harga bahan baku terutama gas. Dalam hal ini, dia memberikan apresiasi terhadap pemerintah  yang telah menerapkan harga gas murah US$6 per MMBTU. 

Di atas itu semua, Rahmad menyatakan ikhtiar menuju swasembada pangan tidak bisa hanya dari peran satu institusi. Dia mendorong setiap kementerian/lembaga terkait untuk bekerja sama demi mewujudkan hal tersebut. 

“Ini saatnya gotong royong untuk mencapai swasembada pangan, tidak bisa satu pihak berdiri sendiri, semua harus bertemu,” ujar Rahmad.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya