Cara Sukses Menggabungkan Keuangan Setelah Menikah! Atur Keuangan Tanpa Ribut

Ilustrasi Perencanaan Keluarga
Sumber :
  • www.freepik.com/free-vector

VIVA – Banyak pasangan muda di Indonesia merasa bingung ketika harus menyatukan keuangan setelah menikah. Perbedaan gaya hidup, kebiasaan keuangan, dan ekspektasi sering kali memicu konflik, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan perencanaan finansial bersama.

OJK Terbitkan Aturan Pedoman Kegiatan Usaha Bank Emas

Berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 oleh OJK dan BPS, indeks literasi keuangan di Indonesia meningkat menjadi 65,43%, sementara inklusi keuangan mencapai 75,02%. Namun, masih banyak pasangan yang belum mengerti cara mengelola keuangan bersama secara efisien, sehingga menimbulkan tantangan dalam kehidupan rumah tangga.

Perbedaan pandangan dapat menyebabkan pertengkaran dan ketegangan dalam hubungan. Misalnya,satu pasangan lebih boros, dan satu pasangan lebih hemat. Fakta menarik dari SNLIK 2024 menunjukkan bahwa perempuan memiliki indeks literasi keuangan lebih tinggi (66,75%) dibandingkan laki-laki (64,14%), tetapi laki-laki seringkali lebih terlibat dalam akses keuangan.

Disaksikan OJK, Privy Bersama AFTECH dan AFPI Sepakat Tingkatkan Keamanan Fintech Nasional

Jika kondisi ini tidak dikelola dengan baik, dapat memperburuk konflik rumah tangga. Selain itu, berisiko menghadapi masalah keuangan serius di masa depan. Artikel ini akan memberikan langkah-langkah praktis untuk menyatukan keuangan, mengelola anggaran, dan merencanakan masa depan finansial yang lebih baik.

Memahami Dasar-Dasar Keuangan Bersama

Gandeng Komdigi, OJK Bentuk Pusat Anti-Penipuan Basmi Judol dan Kejahatan Online

Menggabungkan keuangan setelah menikah bukan hanya tentang mengkombinasikan uang, itu juga tentang membangun visi keuangan bersama. Kesamaan visi keuangan adalah pondasi utama untuk kondisi finansial keluarga yang sehat. Mulailah berdiskusi dan samakan pandangan tentang kebutuhan dan keinginan masing-masing, sehingga tujuan keuangan keluarga lebih terarah

1.Menetapkan Tujuan Keuangan Bersama

Menentukan tujuan keuangan bersama adalah langkah penting dalam mengelola keuangan rumah tangga. Tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang harus ditetapkan bersama. Misalnya, tujuan jangka pendek dapat mencakup liburan tahunan atau renovasi rumah, sedangkan tujuan jangka panjang seperti membeli properti atau biayai pendidikan anak.

Berikut beberapa pertanyaan yang dapat memulai percakapan, menurut Juan Carlos Medina sebagai Personal Finance, Dilansir dari laman forbes.com:

  • Apa yang kalian masing-masing hargai?

  • Di mana Anda melihat diri Anda dalam 5-10 tahun?

  • Bagaimana Anda melihat diri Anda dalam lebih dari 10 tahun?

  • Bagaimana Anda melihat keluarga Anda?

  • Bagaimana Anda ingin kehidupan Anda terlihat dan terasa?

  • Apakah Anda ingin bebas dari hutang? Kembali ke sekolah? Membuka usaha? Berkeliling dunia? Pindah ke negara lain? Jadi bintang rock?

2. Membuat Anggaran yang Realistis

Membuat anggaran yang realistis adalah langkah kedua dalam mengelola keuangan bersama. Langkah-langkah membuat anggaran meliputi:

  1. Identifikasi Sumber Pendapatan:

Hitung total pendapatan yang didapatkan setiap bulan termasuk insentif, bonus, dan hasil investasi. Anda bisa membuat Daftar Aset dan Kewajiban kekayaan bersih Anda (net worth), seperti:

  1. Daftar Aset: Mulailah dengan menuliskan semua yang Anda miliki yang bernilai uang. Ini bisa berupa uang di tabungan, investasi, kendaraan, rumah, atau rekening pensiun. Semua ini disebut aset karena merupakan kekayaan yang Anda miliki.

  2. Daftar Kewajiban: Setelah itu, buat daftar semua utang yang Anda miliki, seperti pinjaman pendidikan, cicilan mobil, kredit rumah (hipotek), atau utang kartu kredit. Ini disebut kewajiban karena merupakan kewajiban yang harus Anda bayar.

  3. Perhitungan Utang: Untuk setiap utang, tuliskan berapa banyak sisa utang yang harus Anda bayar, berapa bunganya, dan berapa cicilan bulanan minimum yang harus dibayar.

  4. Alokasikan Dana

Alokasikan dana untuk kebutuhan pokok, tabungan, dan investasi. Dengan anggaran yang jelas, kita bisa membatasi pemborosan dan menjaga stabilitas keuangan. Mulailah dengan membuat daftar pengeluaran dalam tiga kategori: 

  • Pengeluaran penting/tidak bisa dihindari, seperti biaya tempat tinggal, listrik, air, dan belanja kebutuhan sehari-hari.

  • Pengeluaran variabel/bisa diatur, seperti makan di luar, liburan, dan belanja barang yang tidak mendesak.

  • Tabungan dan pembayaran utang, termasuk menabung untuk masa depan (seperti dana pensiun) dan membayar cicilan atau utang kartu kredit.

Anda bisa menggunakan aturan 50/30/20 untuk memudahkan pengelolaan anggaran, 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keperluan yang bisa diatur, dan 20% untuk menabung atau melunasi hutang.

  1. Evaluasi Rutin

Lakukan evaluasi pengeluaran secara rutin dan ketahui skor kredit anda, agar sesuai dengan rencana keuangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sisir setiap pos pengeluaran yang ada. Jika ada pos yang melebihi budget, segera cari solusi bersama agar tidak lagi terjadi pembengkakan pengeluaran.

Anda bisa memeriksa skor kredit melalui beberapa cara. Cek skor kredit Anda melalui layanan yang disediakan oleh bank atau perusahaan pembiayaan yang bekerja sama dengan biro kredit, seperti SLIK OJK (Sistem Layanan Informasi Keuangan).

Selain itu, Anda juga bisa menggunakan layanan pihak ketiga seperti CekAja atau Pefindo yang menawarkan layanan untuk mengetahui riwayat kredit dan skor kredit Anda secara online. Pemeriksaan skor kredit ini penting untuk memahami kelayakan Anda dalam mengajukan kredit atau pinjaman di masa depan.

3. Membagi Tugas Keuangan

Pasangan muda harus menentukan siapa yang bertanggung jawab dalam mengelola keuangan, membayar tagihan, atau mengelola investasi. Pentingnya keterbukaan antara pasangan mengenai keuangan dan pengeluaran tidak boleh dilewatkan. Diskusi terbuka tentang penghasilan, pengeluaran, dan hutang dapat membantu menghindari konflik dan meningkatkan harmoni dalam rumah tangga.

4.Membangun Dana Darurat

Dana darurat adalah elemen penting dalam perencanaan keuangan rumah tangga. Dana darurat harus digunakan untuk menyiapkan dana yang dapat digunakan dalam situasi darurat seperti kecelakaan, penyakit, atau kehilangan pekerjaan. Pasangan muda harus menargetkan jumlah dana darurat minimal 3–6 bulan pengeluaran bulanan. Memiliki dana darurat dapat memberikan keamanan finansial dalam situasi tak terduga.

5.Menabung untuk Tujuan Jangka Panjang

Tabungan untuk tujuan jangka panjang seperti membeli rumah, mobil, atau pendidikan anak harus direncanakan secara matang. Strategi menabung meliputi:

  • Memilih Produk Investasi, memilih produk investasi yang aman seperti reksadana, saham,deposito,emas, properti, berjualan, atau passive income lainnya.

  • Buat Rekening Tabungan Bersama, gunakan satu tabungan untuk dana darurat dan mungkin lebih banyak untuk tujuan lainnya.

  • Ikuti Program Investasi yang menawarkan cashback dan return yang cukup menguntungkan dengan melakukan penempatan dana pada produk deposito dan tabungan.

6.Mengelola Utang Secara Bijak

Utang dapat menjadi beban berat bagi pasangan muda. Hindarilah utang yang tidak perlu atau konsumtif dan bijaklah dalam menggunakan kredit. Pertimbangkan untuk membayar utang dengan bunga tinggi lebih awal, dan selalu pertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan keuangan. Metode seperti snowball (melunasi utang dengan nominal terbesar dahulu) atau avalanche (melunasi utang dengan bunga terbesar dahulu) dapat digunakan untuk melunasi utang dengan efisien.

7.Implementasi Pengelolaan Keuangan Bersama

Mulailah dengan menyusun akun yang paling masuk akal untuk digabungkan, kemudian bersikap fleksibel untuk mengubah pendekatan sesuai dengan kepribadian Anda berdua. Buat akun giro bersama untuk membayar tagihan dan jadikan buffer sekitar 10% dari pengeluaran bulanan.

Pastikan untuk menyisihkan waktu secara rutin untuk pemeriksaan keuangan agar kamu dan pasangan barumu dapat memperbaiki kondisi sekaligus mengembangkan kondisi finansial untuk hidup yang lebih baik. Mengatur keuangan bersama tidaklah mudah, namun dengan strategi yang tepat dan komunikasi yang efektif, pasangan muda dapat memperkuat kestabilan rumah tangga dan mencapai tujuan finansial bersama.

Mulailah dengan memahami dasar-dasar keuangan bersama, membuat anggaran yang realistis, membagi tugas keuangan, membangun dana darurat, menabung untuk tujuan jangka panjang, mengelola utang secara bijak, investasi untuk masa depan, dan mengatasi konflik terkait keuangan.

Kepala Eksekutif Pengawas IAKD Hasan Fawzi.

Industri Kripto Bersiap Diatur OJK, Pelaku Usaha Tak Perlu Urus Ulang Perizinan

Otoritas Jasa Keuangan memastikan akan mengakui pelaku jasa keuangan aset kripto yang telah mengantongi izin beroperasi saat ini.

img_title
VIVA.co.id
15 November 2024