Waspadai Perang Timur Tengah Bikin Harga Minyak Global Meroket, Bahlil: Sudah Ada Tanda-tanda
- ANTARA/REUTERS/Richard Carson/am
Jakarta, VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengaku khawatir bahwa ekskalasi perang yang terjadi Timur Tengah saat ini, akan turut mengerek harga minyak dunia.
Sebab, dengan terus naiknya harga minyak dunia, maka posisi Indonesia sebagai importir minyak tentunya akan sangat terbebani utamanya dari sisi APBN.
"Kita lihat sudah ada tanda-tanda kan, kalau perang ini terus terjadi, tidak menutup kemungkinan harga minyak dunia akan terkoreksi," kata Bahlil di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, dikutip Selasa, 8 Oktober 2024.
Dia pun berharap agar harga minyak global tidak sampai terkoreksi, akibat ekskalasi dan dinamika perang di Timur Tengah tersebut.
"Maka kita berdoa agar harga minyak dunia tidak terkoreksi. Karena kalau ini terjadi, maka pasti akan membebani APBN kita. Karena kita kan impornya kurang lebih masih 900-1 juta barel per day," ujarnya.
Apabila koreksi harga minyak masih bergerak di bawah batas APBN, Bahlil memastikan bahwa hal itu belum akan memberikan pengaruh signifikan.
Namun apabila harga minyak terus meningkat, maka lama kelamaan hal itu bisa berdampak ke APBN dan perekonomian nasional.
"Kalau harga (minyak global) masih dalam batas APBN, itu enggak ada pengaruh. Artinya, kalau perang terjadi dan harga minyak dunia tidak bergerak, itu nggak apa-apa," kata Bahlil.
"Tapi kalau perang terjadi dan harga minyak dunia naik, itu akan berdampak pada perekonomian dan beban keuangan APBN kita," ujarnya.