Strategi Cerdas Melindungi Keuangan di Tengah Badai Deflasi

Loud Budgeting Strategi Keuangan Hits untuk Gen Z
Sumber :
  • Freepik.com

VIVA – Ketua Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut, dengan penurunan harga yang signifikan pada bulan September 2024 sebesar 0,12%.

Tolak PPN Naik Jadi 12 Persen, YLKI Beberkan Ketidakadilan dalam Pemungutan Pajak

Deflasi ini disebabkan oleh faktor supply side, terutama penurunan harga pangan seperti cabai merah, cabai rawit, tomat, serta produk peternakan seperti telur dan daging ayam. Penurunan harga ini terjadi karena biaya produksi yang semakin rendah dan stabilnya pasokan barang, terutama saat masa panen.

Meskipun penurunan harga dapat terlihat positif, Widyasanti mengingatkan bahwa kondisi ini juga mencerminkan lemahnya daya beli masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun harga barang turun, masyarakat mungkin tidak mampu membeli barang-barang tersebut dengan jumlah yang sama seperti sebelumnya.

Masakan Keasinan? Tenang, Ini Trik Mudah Mengatasinya dengan 1 Bahan Simpel!

Deflasi

Deflasi adalah fenomena yang sering kali menjadi momok bagi perekonomian, terutama bagi individu dan keluarga. Ketika harga barang dan jasa turun, banyak orang berpikir bahwa ini adalah kabar baik. Namun, dampak deflasi dapat jauh lebih kompleks dan merugikan daripada yang terlihat. 

Bye Panci Presto! Trik Masak Lontong 5 Menit Hemat Gas, Anti Gagal

Deflasi sering jadi tanda ada masalah dalam ekonomi

Seperti orang tidak banyak membeli barang, atau ada terlalu banyak barang di pasar tapi tidak cukup pembeli. Jika  terus terjadi, perusahaan bisa mengurangi produksi karena tidak ada yang membeli barang mereka, menyebabkan resesi atau kemunduran ekonomi.

Memahami Dampak Deflasi terhadap Keuangan Pribadi

Dampak deflasi dapat jauh lebih kompleks dan merugikan daripada yang terlihat,yaitu:

  1. Penurunan Daya Beli

Meskipun harga barang lebih rendah, penurunan pendapatan akibat PHK atau pengurangan jam kerja dapat mengurangi daya beli secara keseluruhan.

  1. Sulitnya Mendapatkan Kredit

Dalam kondisi deflasi, bank cenderung lebih ketat dalam memberikan pinjaman karena risiko meningkat. Hal ini membuat individu kesulitan untuk mendapatkan kredit yang diperlukan.

  1. Resiko PHK

Perusahaan yang mengalami penurunan pendapatan mungkin terpaksa melakukan PHK untuk mengurangi biaya operasional.

  1. Peluang Bisnis yang Terbatas

Dengan menurunnya permintaan pasar, peluang untuk memulai atau mengembangkan bisnis baru menjadi semakin terbatas.

Strategi Cerdas Menghadapi Deflasi

  1. Diversifikasi Pendapatan

    • Mencari Sumber Pendapatan Tambahan: Pertimbangkan untuk mencari pekerjaan sampingan atau freelance untuk menambah penghasilan.

    • Meningkatkan Keterampilan: Investasikan waktu untuk belajar keterampilan baru yang dapat meningkatkan nilai kamu di pasar kerja.

    • Memulai Bisnis Sampingan: Jika memungkinkan, cobalah untuk memulai usaha kecil-kecilan yang sesuai dengan minat dan keahlian kamu.

  2. Optimalkan Pengeluaran

    • Buat Anggaran yang Ketat: Rencanakan pengeluaran bulanan dengan cermat untuk memastikan kamu tidak mengeluarkan uang lebih dari yang diperlukan.

    • Bandingkan Harga: Selalu bandingkan harga sebelum membeli barang agar mendapatkan penawaran terbaik.

    • Beli Barang Kebutuhan Pokok dalam Jumlah Banyak: Jika ada promo atau diskon, belilah kebutuhan pokok dalam jumlah banyak untuk menghemat biaya.

    • Manfaatkan Promo dan Diskon: Selalu cari tahu tentang promo dan diskon dari berbagai toko atau platform online.

  3. Lindungi Aset

    • Investasi pada Aset yang Stabil (Emas, Properti): Emas dan properti cenderung mempertahankan nilainya selama masa-masa sulit.

    • Asuransi yang Komprehensif: Pastikan kamu memiliki asuransi yang memadai untuk melindungi aset kamu dari risiko tak terduga.

    • Hindari Investasi Berisiko Tinggi: Dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil, lebih baik berinvestasi pada instrumen yang lebih aman.

  4. Tingkatkan Literasi Keuangan

    • Ikuti Perkembangan Ekonomi: Selalu perbarui pengetahuan kamu tentang kondisi ekonomi terkini melalui berita dan analisis.

    • Belajar tentang Investasi: Pahami berbagai instrumen investasi agar dapat membuat keputusan yang lebih baik.

    • Konsultasi dengan Ahli Keuangan: Jika perlu, mintalah nasihat dari ahli keuangan untuk merencanakan strategi keuangan jangka panjang.

  5. Jaringan dan Kolaborasi

    • Perluas Relasi Bisnis: Jalin hubungan dengan orang-orang di industri kamu untuk menciptakan peluang baru.

    • Bergabung dengan Komunitas: Ikuti komunitas atau forum diskusi terkait keuangan dan bisnis untuk bertukar informasi dan pengalaman.

    • Cari Mentor: Temukan mentor yang dapat memberikan bimbingan dan wawasan berharga dalam perjalanan keuangan kamu.

Mencegah Panik dan Tetap Optimis

  1. Pentingnya Mindset Positif

  2. Melihat peluang di tengah krisis sangat penting. Alih-alih merasa tertekan, fokuslah pada peluang baru yang mungkin muncul akibat perubahan ekonomi.

  3. Tetap tenang dan rasional dalam mengambil keputusan keuangan agar tidak terjebak dalam kepanikan.

  4. Membangun Rencana Keuangan Jangka Panjang

  5. Menetapkan tujuan keuangan jelas membantu kamu tetap fokus pada apa yang ingin dicapai meskipun ada tantangan di depan.

  6. Membuat rencana pensiun sejak dini akan membantu memastikan keamanan finansial di masa depan.

Deflasi memang bisa membawa tantangan tersendiri bagi individu dan keluarga. Namun, dengan memahami dampaknya dan menerapkan strategi cerdas seperti diversifikasi pendapatan, pengelolaan pengeluaran yang bijaksana, serta peningkatan literasi keuangan, melindungi keuangan kamu dengan lebih baik

Sumber: Setwapres RI

Gibran Minta Menpar Gelar Event hingga Convention di Lokasi Pasca-Bencana Guna Pulihkan Ekonomi Setempat

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka meminta Kementerian Pariwisata untuk mendirikan acara atau event di lokasi terdampak pasca-bencana.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024