Bos BNI Pede Kredit Tumbuh 10 Persen Kuartal III-2024

BNI.
Sumber :
  • Dokumentasi BNI.

Jakarta, VIVA – Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk alias BNI, Royke Tumilaar, memprediksi bahwa pertumbuhan kredit BNI per September 2024 akan mencapai kisaran 10 persen secara year-on-year (yoy).

Bidik Generasi Muda, Wondr Diproyeksi Kerek DPK BNI Tembus Lebih dari Rp 900 Triliun pada 2025

Bahkan, Royke meyakini bahwa pertumbuhan kredit BNI masih akan mampu mencapai double digit sampai akhir 2024 mendatang, dengan dominasi dari segmen korporasi dan konsumer.

"(Perkiraannya) masih (didominasi oleh segmen) corporate dan consumer,” kata Royke saat ditemui di Menara BNI, Jakarta, dikutip Selasa, 1 Oktober 2024.

OJK Pastikan UMKM yang Utangnya Dihapus karena Masuk Kriteria PP 47/2024 Keluar dari Daftar Hitam SLIK

[Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, dalam konferensi pers Paparan Kinerja Q1-2024 BNI, Senin, 29 April 2024]

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Dia pun menjabarkan kisi-kisi kinerja BNI per kuartal III-2024 lainnya, dan memastikan bahwa tidak ada kendala berarti dalam kinerja perseroan di sepanjang periode tersebut.

BNI Perluas Layanan untuk Diaspora Indonesia di Belanda melalui Implementasi KMILN

Misalnya sebagaimana yang tercermin dari kinerja per Agustus 2024 yang dinilai masih on track, meskipun memiliki sejumlah bagian seperti penyaluran kredit yang menghadapi tantangan.

"(Segmen) kredit memang sangat challenging. Kita ingin tumbuhnya agak kencang, tetapi (suku) bunga kan belum turun," ujar Royke.

Gedung BNI

Photo :
  • BNI

Dia menjelaskan, hal tersebut tentunya juga akan berimbas pada aspek likuiditas perbankan yang masih ketat. Karenanya, dengan adanya penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia menjadi 6 persen, Royke berharap agar kondisi tersebut ke depannya dapat berangsur semakin membaik.

Sebagai informasi, pada semester I-2024 lalu BNI sukses membukukan laba bersih konsolidasian sebesar Rp 10,7 triliun. Capaian itu tercatat tumbuh 3,8 persen secara year-on-year (yoy), dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 10,3 triliun.

Penopangnya yakni dorongan pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang meningkat 5,74 persen (yoy) menjadi Rp 4,96 triliun pada semester I-2024, dari sebelumnya Rp 4,69 triliun. Pendapatan lainnya pun tumbuh signifikan 27,03 persen (yoy) menjadi Rp 2,86 triliun, dari sebelumnya Rp 2,25 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya