Bank Komersial: Lebih dari Sekedar Tempat Menyimpan Uang

Ilustrasi Bank Komersial
Sumber :
  • blog.otcmarkets.com

VIVA – Masalah akses terhadap layanan perbankan masih menjadi tantangan besar di Indonesia, terutama bagi masyarakat di daerah pedesaan dan perkotaan yang kurang berkembang. Keterbatasan infrastruktur, rendahnya literasi keuangan, dan biaya layanan yang tinggi menjadi beberapa kendala utama.

Kualitas Aset Semakin Baik, Intip Strategi BRI Turunkan Rasio Kredit Bermasalah

Akibatnya, jutaan warga Indonesia kesulitan untuk menyimpan uang dengan aman, mendapatkan pinjaman untuk memulai usaha, atau melakukan transaksi keuangan secara digital. Hal ini tidak hanya menghambat pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal, tetapi juga memperlebar kesenjangan sosial.

Padahal, akses terhadap layanan keuangan merupakan hak dasar setiap individu dan merupakan kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Bank Sinarmas Catat Sudah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Rp 7,5 Triliun

Bank komersial, dengan jaringan dan sumber daya yang luas, memiliki peran strategis dalam mengatasi masalah ini. Dengan mengembangkan produk dan layanan yang inovatif dan terjangkau, serta memperluas jangkauan layanan hingga ke pelosok daerah, bank komersial dapat mendorong inklusi keuangan dan memberdayakan masyarakat.

Selain itu, kerja sama antara pemerintah, lembaga keuangan, dan pihak swasta lainnya juga sangat penting untuk menciptakan ekosistem keuangan yang inklusif. Untuk memahami lebih dalam tentang bank komersial, jangan lewatkan artikel berikut:

Tak Cuma Jadi Utang Konsumtif, Ekonom Sebut Paylater Bisa Jadi Bantalan Ekonomi saat Daya Beli Lesu

Mengenal Bank Komersial

Bank umum adalah lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam perekonomian. Secara hukum, berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank umum didefinisikan sebagai lembaga yang menjalankan kegiatan usaha perbankan, baik secara konvensional maupun syariah, serta memberikan jasa dalam transaksi pembayaran.

Dari sudut pandang ekonomi, bank umum sering dianggap sebagai institusi yang berorientasi pada profit. Untuk mencapai tujuan profitabilitas ini, bank umum menjalankan fungsi intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat (dalam bentuk deposito) dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Karena kemampuannya menciptakan uang giral, bank umum juga disebut sebagai pencipta uang.

Secara regulasi, Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/7/PBI/2007 lebih spesifik menyatakan bahwa bank umum adalah lembaga yang memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, baik secara konvensional maupun syariah.

Fungsi Bank Komersial

Bank komersial tidak hanya sekadar tempat menyimpan uang. Lembaga keuangan ini memiliki peran yang sangat krusial dalam perekonomian. Secara umum, fungsi bank komersial dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Agent of Trust (Agen Kepercayaan)

Sebagai agen kepercayaan, bank komersial berperan sebagai pihak yang dipercaya masyarakat untuk menyimpan dana. Masyarakat merasa aman menitipkan uangnya di bank karena adanya jaminan keamanan dan kerahasiaan.

Selain itu, bank juga memberikan berbagai layanan yang memudahkan masyarakat dalam mengelola keuangan, seperti transfer uang, pembayaran tagihan, dan pembelian produk keuangan lainnya.

2. Agent of Equity (Agen Ekuitas/Permodalan)

Fungsi bank komersial yang kedua adalah sebagai agen ekuitas atau permodalan. Bank berperan dalam menyalurkan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan, seperti pengusaha, perusahaan, dan individu. Dengan memberikan kredit, bank membantu pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

Selain itu, bank juga berperan dalam mengelola risiko investasi, sehingga dana yang dihimpun dapat tumbuh dan memberikan keuntungan bagi nasabah.

​3. Agent of Development (Agen Pembangunan)

Sebagai agen pembangunan, bank komersial berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Bank tidak hanya menyalurkan dana kepada sektor produktif, tetapi juga berperan dalam mendukung program-program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Misalnya, bank dapat memberikan kredit kepada UMKM, petani, dan nelayan untuk mengembangkan usaha mereka.

Singkatnya, bank komersial memiliki peran yang sangat strategis dalam perekonomian. Sebagai agen kepercayaan, bank memfasilitasi transaksi keuangan. Sebagai agen ekuitas, bank menyalurkan dana untuk pertumbuhan ekonomi. Dan sebagai agen pembangunan, bank berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ketiga fungsi ini saling terkait dan saling mendukung.

Jenis-jenis Bank Komersial Berdasarkan Status 

Berdasarkan jenis layanan yang mereka berikan kepada masyarakat, bank komersial dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai kategori. Klasifikasi ini didasarkan pada lingkup kegiatan usaha yang telah ditetapkan oleh otoritas perbankan.

Dengan demikian, setiap kategori bank memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda, yang pada akhirnya akan memengaruhi jenis produk dan layanan yang ditawarkan kepada nasabah.

1. Bank Devisa

Bank devisa adalah institusi perbankan yang telah memperoleh persetujuan resmi dari Bank Indonesia untuk melakukan transaksi dalam mata uang asing. Berbeda dengan bank umum lainnya, bank devisa memiliki wewenang khusus untuk melakukan kegiatan seperti transfer uang ke luar negeri, pembayaran impor, penerimaan devisa ekspor, serta jual beli valuta asing. Beberapa bank devisa yang terkenal di Indonesia termasuk BRI, BNI, dan Mandiri.

Intinya, bank devisa adalah bank yang memiliki izin khusus untuk mengelola uang asing. Mereka menawarkan berbagai layanan yang berhubungan dengan mata uang asing, seperti transfer uang ke luar negeri dan transaksi bisnis internasional.

2. Bank Non Devisa 

Bank non-devisa merupakan institusi perbankan yang memiliki keterbatasan dalam melakukan transaksi internasional. Bank jenis ini belum memiliki izin untuk menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan valuta asing, seperti transfer uang ke luar negeri, pembayaran impor, atau penerimaan devisa ekspor. Beberapa contoh bank non-devisa yang beroperasi di Indonesia adalah Bank BCA Syariah, Bank Jasa Jakarta, dan Bank Sahabat Sampoerna.

Intinya, bank non-devisa adalah bank yang tidak bisa melakukan transaksi menggunakan mata uang asing. Mereka hanya bisa melayani transaksi dalam negeri.

Tugas-tugas Bank Komersial 

Bank komersial memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian. berikut merupakan tugas-tugas bank komersial:

1. Membuat Uang Giral 

Bank Indonesia sebagai otoritas moneter bertugas mengeluarkan uang kertas atau koin (uang fiat) ke dalam perekonomian. Sementara itu, bank komersial memiliki wewenang untuk menciptakan uang giral melalui proses pemberian kredit.

Uang giral ini tercatat dalam rekening nasabah dan dapat digunakan untuk berbagai transaksi melalui cek, transfer, atau instrumen pembayaran lainnya. Proses penciptaan uang giral oleh bank komersial merupakan salah satu mekanisme penting dalam pelaksanaan kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat.

2. Mengumpulkan Dana Masyarakat

Dana yang beredar di masyarakat dapat disalurkan ke bank dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang umum diterima oleh bank antara lain deposito (berjangka waktu tertentu dengan tingkat bunga yang lebih tinggi), giro (untuk transaksi sehari-hari), dan tabungan (fleksibel dan dapat diambil kapan saja). Selain itu, terdapat pula jenis simpanan lainnya seperti sertifikat deposito dan rekening bersama, yang masing-masing memiliki karakteristik dan manfaat yang berbeda.

3. Menyediakan Layanan Penyimpanan Untuk Barang-Barang Berharga

Bank komersial tidak hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan uang, tetapi juga sebagai tempat yang aman untuk menyimpan barang-barang berharga. Dengan sistem keamanan yang canggih dan terjamin kerahasiaannya, nasabah dapat menyimpan aset berharga mereka seperti emas, perhiasan, dokumen penting, atau benda-benda koleksi di dalam safe deposit box yang disediakan oleh bank.

4. Menyalurkan Dana Kepada Nasabah Dalam Bentuk Pinjaman(Kredit)

Uang yang kita setorkan di bank tidak hanya disimpan begitu saja, tetapi juga akan disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk berbagai jenis pinjaman. Selain pinjaman tunai, bank juga menawarkan produk pembiayaan untuk pembelian aset seperti kendaraan, rumah, atau tanah, serta pembiayaan modal usaha untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Bunga yang dibayarkan oleh debitur atas pinjaman yang diberikan merupakan sumber pendapatan utama bagi bank.

5. Bertindak Sebagai Perantara Dalam Transaksi Jual Beli Atas Nama Nasabah

Sebagai perantara dalam transaksi keuangan, bank komersial memfasilitasi berbagai aktivitas jual beli surat berharga atas nama nasabah. Mulai dari surat-surat wesel yang diterima dalam transaksi bisnis hingga surat berharga negara, bank siap membantu nasabah dalam melakukan transaksi tersebut. Hal ini memberikan kemudahan bagi nasabah yang ingin melakukan investasi atau mengatur portofolio investasinya.

6. Melayani Transaksi Valuta Asing 

Sebagai lembaga keuangan yang terdaftar, bank komersial memberikan layanan transaksi valuta asing kepada nasabahnya. Semua transaksi yang dilakukan tunduk pada peraturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia atau bank sentral di negara yang bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.

7. Melayani Penyertaan Modal

Sebagai lembaga keuangan yang dinamis, bank komersial tidak hanya berperan sebagai intermediari antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana, tetapi juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan investasi.

Salah satu bentuk investasi yang dilakukan adalah penyertaan modal pada lembaga keuangan lain, seperti perusahaan efek, asuransi, atau modal ventura. Dengan melakukan diversifikasi investasi, bank komersial tidak hanya dapat meningkatkan profitabilitas, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Bank komersial memiliki peran yang sangat strategis dalam perekonomian. Namun, ini hanyalah sebagian kecil dari gambaran besar mengenai dunia perbankan. Bagi Anda yang ingin mempelajari lebih lanjut mengenai berbagai aspek perbankan, seperti manajemen risiko, inovasi produk keuangan, atau peran bank sentral, masih banyak literatur dan sumber informasi yang dapat anda eksplorasi.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar

OJK Pastikan UMKM yang Utangnya Dihapus karena Masuk Kriteria PP 47/2024 Keluar dari Daftar Hitam SLIK

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, hadirnya PP 47/2024 merupakan tindak lanjut dari amanat Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024