Bea Cukai Cetak Rekor Penerimaan, Ekonomi Indonesia Tetap Tumbuh di Tengah Badai Global

Ilustrasi pedagang UMKM
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA –  Dalam konferensi APBN pada 23 September 2024, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kinerja anggaran negara hingga Agustus 2024 berjalan sesuai rencana.

LPI Survei 10 Menteri Kabinet Prabowo dengan Kinerja Terbaik: Nomor 1 dan 4 Mengejutkan

Dia menyampaikan, pendapatan negara tercatat di angka Rp1.777 triliun atau 63,4% dari target, sementara belanja negara mencapai Rp1.930,7 triliun atau setara dengan 58,1% dari pagu. Kontribusi juga diberikan Bea Cukai dengan penerimaan positif dari seluruh sektor, baik bea masuk, bea keluar, maupun cukai.

Menurut Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo, kondisi ekonomi global saat ini masih dipenuhi ketidakpastian. Kontraksi sektor manufaktur dan harga komoditas yang fluktuatif menambah tantangan bagi perekonomian dunia. 

Kinerja APBN 2024 On-Track, Bea Cukai Ambil Peran dalam Penerimaan, Pengawasan, dan Fasilitasi

Ilustrasi pedagang UMKM

Photo :
  • Istimewa

Namun, di tengah semua itu, ekonomi nasional Indonesia tetap terjaga dengan baik. Inflasi, neraca perdagangan, dan indikator konsumsi serta pasar keuangan menunjukkan ketahanan yang positif, meskipun dalam situasi yang dinamis. Hal ini tidak lepas dari peran Bea Cukai, baik dalam sektor penerimaan, pemberian fasilitas, maupun pengawasan.

Tindak Tegas Barang Ilegal, Bea Cukai Belawan Musnahkan Barang Hasil Penindakan

“Penerimaan Bea Cukai hingga Agustus 2024 menunjukkan hasil menggembirakan, dengan total Rp183,2 triliun atau 57,1% dari target, tumbuh 6,8% dibandingkan tahun lalu (yoy). 

Di sektor pabean, bea masuk tercatat Rp33,9 triliun atau tumbuh 3,1% (yoy) yang didorong oleh penguatan kurs USD dan pertumbuhan nilai impor. Kemudian bea keluar menyentuh angka Rp10,9 triliun atau tumbuh 59,3% (yoy), didukung oleh kebijakan relaksasi ekspor mineral,” ungkap Budi dikutip melalui siaran pers Jumat, 27 September 2024.

“Selain itu, penerimaan sektor cukai juga positif di angka Rp138,4 triliun atau tumbuh 5% (yoy). Ini berkat peningkatan produksi dan operasi pengawasan yang lebih ketat tentunya,” sambungnya.

Tak hanya dari sisi penerimaan, kinerja fasilitasi dan pengawasan Bea Cukai juga menunjukkan prestasi baik. Hingga Agustus 2024, Bea Cukai telah memberikan insentif kepabeanan sebesar Rp23,7 triliun atau tumbuh 14,4% dari tahun sebelumnya. 

Ilustrasi UMKM

Photo :
  • Istimewa

Dampak dari insentif ini terlihat pada ekspor dari kawasan berikat dan KITE yang mencapai USD62,1 juta dan serapan tenaga kerja sebanyak 1,84 juta orang. Kinerja pengawasan juga menunjukkan ketegasan, melalui gempur rokok ilegal Bea Cukai telah melakukan 4.366 penindakan selama 05 Juli-31 Agustus terhadap rokok ilegal dengan barang hasil penindakan sebanyak 157,5 juta batang.

“Kami mengapresiasi kontribusi masyarakat yang terus mendukung kinerja APBN dan Bea Cukai. Dukungan ini sangat penting untuk menjaga momentum positif demi mencapai tujuan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah dan masyarakat, kita dapat melewati tantangan dan mencapai pertumbuhan yang lebih baik di tahun 2024,” tutup Budi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya