Jokowi Bentuk Holding UMi, 36,1 Juta Usaha Mikro Jadi Nasabah hingga UMKM Naik Kelas
- PNM
Jakarta, VIVA – Presiden Joko Widodo di satu dekade kepemimpinannya telah membentuk Holding Ultra Mikro (UMi). Holding yang dibentuk pada 2021 lalu ini terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Pembentukan Holding Umi ini ditandai dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 Tahun 2021 terkait penambahan modal negara terhadap PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang ditekan pada 2 Juli 2021.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan adanya Holding UMi ini merupakan upaya Kementerian BUMN untuk meningkatkan daya saing UMKM. Hal ini juga sebagai upaya untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dengan jumlah UMKM yang mencapai 65 juta, kontribusinya tidak main-main bagi ekonomi Indonesia dengan menyumbang 61 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto), dan 97 persen penyerapan tenaga kerja pun berasal dari UMKM," ujar Erick.
Pencapaian Holding Ultra Mikro
Dalam tiga tahun perjalannya, holding telah berhasil meningkatkan akses pembiayaan bagi pelaku usaha ultra mikro yang sebelumnya sulit mendapatkan akses layanan perbankan formal.
Untuk saat ini, ekosistem ultra mikro telah memiliki lebih dari 36,1 juta nasabah pinjaman/debitur. Bila dirinci sebanyak 13,4 juta debitur mikro BRI, 15 juta debitur wanita PNM, dan 7,7 debitur gadai Pegadaian.
Melalui sinergi antara BRI, Pegadaian, dan PNM, ekosistem Ultra Mikro tercatat telah melayani lebih dari 176 juta nasabah simpanan, dengan volume simpanan sebesar Rp 313,9 triliun.
Adapun dengan 176 juta nasabah simpanan dan 36,1 juta nasabah pinjaman/debitur, maka total penyaluran pembiayaan sudah mencapai lebih dari Rp 622,3 triliun.
Di samping itu, dengan adanya pembentukan Holding Ultra Mikro ini telah meningkatkan akses layanan keuangan bagi pelaku UMKM, terutama di segmen ultra mikro.
Sekretaris Perusahaan PNM, L Dodot Patria Ary mengatakan melalui Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM), inklusi keuangan telah mencapai pembukaan 16 juta rekening dan menaik kelaskan 1,6 juta nasabah PNM Mekaar, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menggunakan produk Pegadaian dan BRI.
“Ada 388 ribu ketua kelompok nasabah yang mendapat penghasilan tambahan dengan bergabung menjadi Agen BRILink Mekaar. Bagi ibu-ibu prasejahtera, ini sangat berpengaruh terhadap ekonomi mereka,” katanya.
UMKM naik kelas
Di sisi lain, melalui pembentukan holding ini, salah satu pelaku UMKM membagikan pengalamannya karena telah berhasil naik kelas. Rita yang menjual produk Kerupuk Rajungan Mama Muda membagikan kisahnya dalam membangun usaha rumahannya.
Rita bercerita pandemi yang terjadi pada tahun 2020 lalu memang memberikan tantangan pada masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, yaitu di Dusun Kuri Caddi, Desa Nisombalia, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Tapi, ternyata pandemi juga membuka peluang baru secara tak terduga.
“Di kampung saya rata-rata semuanya nelayan, dan saat pandemi tidak ada yang beli hasil tangkapan rajungan kita. Kemudian ada tim dari Blue Forest Makassar yang datang ke Kuri Caddi. Dari situ mereka memberi ide supaya ekonomi ibu-ibu di sini bisa berkembang dan menambah penghasilan keluarga. Karena mayoritas hasil tangkapan nelayan di sini rajungan, jadi muncul ide membuat kerupuk rajungan,” ungkapnya.
Rita mengatakan, dia pun diberikan pendampingan dan pelatihan, hingga akhirnya Rita berhasil memproduksi keripik rajungannya sendiri. Rita mengaku awalnya mendapatkan bantuan permodalan dari program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) dari PNM dan sudah menjadi nasabah sejak tahun 2016.
Adapun pinjaman yang diberikan ungkap Rita, didapatkan secara bertahap mulai dari Rp 2 juta hingga mencapai Rp 8 juta yang menurutnya sangat membantu dalam mengembangkan usaha.
“Pinjaman ini sangat membantu mengembangkan produk dan juga kemasan. Karena kemasan produk juga membutuhkan biaya yang banyak,” terangnya.
Lalu, usaha Rita pun terus berkembang dan menjadi pelaku usaha yang naik kelas. Rita akhirnya kemudian menjadi nasabah BRI dan mendapatkan pendanaan KUR.
“Pinjaman BRI sekarang saya dapat Rp 35 juta, jadi sangat membantu sekali. Selain untuk mengembangkan usaha saya, juga membantu usaha suami saya yang seorang Nelayan,” imbuhnya.