Cara Pupuk Indonesia Dukung Pemberdayaan Masyarakat Desa di Ponorogo

Ilustrasi pupuk
Sumber :
  • Dok Kementan

Jakarta, VIVA – PT Pupuk Indonesia (Persero) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kali ini diselenggarakan di Desa Karangpatihan, Ponorogo, Jawa Timur.

Ajak Petani Bali Jaga Kualitas, Wamentan Sudaryono: Kopi Lokal Harus Kuasai Pasar Global

"Pertanian itu kuncinya adalah bibit, air, dan pupuk. Sayangnya, banyak yang lupa bahwa apa yang kita makan bergantung pada apa yang dimakan oleh tanaman. Kalau pupuknya tidak benar, yang kita makan juga tidak benar," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu, 25 September 2024.

Ilustrasi pupuk Indonesia dari petani.

Photo :
Temui Budiman Sudjatmiko, Apdesi Minta Desa Bisa Pasok Bahan Makan Bergizi Gratis

Dijelaskannya, Pupuk Indonesia mendukung program pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi pemerintah setempat yang sudah berjalan selama ini. Desa Karangpatihan sempat dikenal mendapat julukan ‘Kampung Idiot’ pada 2008 akibat tingginya jumlah warga yang mengalami keterbelakangan mental. 

Pada masa itu, sekitar 300 warga desa mengalami keterbelakangan mental yang sebagian besar diakibatkan oleh kekurangan gizi. Kondisi ini diperparah oleh tanah pertanian yang tandus dan minim akan unsur hara penting seperti yodium dan zinc.

Menyambut Hari Tata Ruang Nasional : Pentingnya Perencanaan Tata Ruang untuk Masa Depan Indonesia

Namun, sejak 2013, berkat kolaborasi dengan berbagai pihak, kondisi desa ini perlahan membaik. Jumlah warga yang mengalami keterbelakangan mental kini menurun drastis menjadi 98 orang, dan program-program pemberdayaan telah membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Salah satu upaya nyata yang dilakukan warga Karangpatihan adalah memberdayakan penyandang disabilitas melalui berbagai kegiatan produktif seperti beternak kambing dan memproduksi Batik Ciprat, yang menjadi ciri khas desa ini. Melalui kegiatan tersebut, mereka berusaha menciptakan sumber pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Dalam rangka mendukung upaya tersebut dan membantu memutus rantai keterbelakangan mental yang masih ada, Pupuk Indonesia pun memberi bantuan pupuk berkualitas tinggi, yaitu NPK Phonska Plus dan ZA Plus. Kandungan zinc (Zn) dalam pupuk ini dipercaya memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan, yang tak kalah penting, mendukung peningkatan gizi masyarakat. 

Zinc yang diserap oleh tanaman akan masuk ke dalam rantai makanan, dan dengan konsumsi hasil pertanian yang kaya zinc, diharapkan dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak dan warga desa lainnya.

"Zinc adalah elemen penting bagi kesehatan otak dan saraf, dan melalui pupuk NPK Phonska Plus yang mengandung zinc, kami berharap tanaman yang dihasilkan bisa meningkatkan gizi masyarakat, termasuk mendukung perkembangan kognitif anak-anak," kata Rahmad.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi [dok. Humas PT Pupuk Indonesia]

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Rahmad menjelaskan Hubungan antara pertanian, gizi, dan kecerdasan sangat jelas, yang contohnya ada di sini, di Karangpatihan. "Dengan perbaikan pertanian, kualitas hidup bisa meningkat," katanya

Selain memberikan pupuk NPK Phonska Plus sebanyak 1,5 ton dan ZA Plus sebanyak 0,5 ton, Pupuk Indonesia juga memberikan bantuan lainnya seperti 40 ekor kambing untuk peternakan warga serta alat semprot pupuk untuk mendukung kegiatan pertanian di Desa Karangpatihan. 

Bantuan ini diharapkan dapat mendukung peningkatan produktivitas lahan pertanian di wilayah yang dikenal memiliki tantangan besar akibat kondisi tanah berkapur dan miskin unsur hara.

Lebih lanjut, Pupuk Indonesia juga memberikan bantuan peralatan untuk produksi Batik Ciprat khas Desa Karangpatihan serta berkomitmen untuk membeli produk-produk batik hasil karya warga. Dukungan ini diharapkan dapat memberikan dorongan positif bagi keberlanjutan ekonomi kreatif desa serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan.

“Harapannya, Desa Karangpatihan ini bisa berbalik dari citra lamanya. Tidak lagi orang datang dengan rasa iba, tapi datang untuk belajar dari inovasi-inovasi yang telah dilakukan masyarakatnya. Mudah-mudahan dengan inovasi ini Pupuk Indonesia bisa berkontribusi lebih nyata lagi, tidak hanya membangun kekuatan kedaulatan pangan, tapi juga membangun kecerdasan bangsa melalui pupuk yang kita produksi,” tutup Rahmad.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya