Mendagri Tito Ungkap Tenaga Honorer di Daerah Banyak Diisi Bekas Timses Pemenang Pilkada

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menginstruksikan kepada pemerintah daerah untuk mengurangi jumlah tenaga honorer. Sebab jumlah tenaga honorer di daerah sudah banyak yang disumbang oleh bekas tim sukses (timses) kepala daerah pemenang pilkada. 

KPU: Idealnya Kepala Daerah Dilantik Setelah 13 Maret 2025

Tito mulanya menyinggung soal daerah yang anggarannya sebagian besar habis digunakan untuk belanja pegawai seperti gaji, bonus, hingga operasional pegawai. 

"Daerah yang fiskalnya tidak kuat itu uangnya sudah dapat dari pusat, transfer (TKD). Uangnya habis sebagian besar untuk belanja pegawai, untuk gaji pegawai ditambah bonus, dan operasional pegawai," ujar Tito di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 24 September 2024.

Setuju dengan Prabowo Pilkada Lewat DPRD: Saatnya Dievaluasi secara Menyeluruh

Penyortiran surat suara Pilkada 2018. (Foto ilustrasi).

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Untuk itu Tito meminta agar pemerintah daerah mengurangi rapat-rapat untuk pegawai pemerintah daerah hingga memangkas rekrutmen pegawai termasuk honorer.

PDIP: Pilkada Langsung Beri Pendidikan Politik kepada Masyarakat

"Rapat-rapat dikurangi, rekrutmen pegawai termasuk honorer juga dikurangi; ganti digitalisasi, dorong masyarakatnya jangan jadi pegawai negeri saja, tapi menjadi wirausahawan, UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah)," ujarnya.

Selain itu, Tito mengatakan untuk jumlah pegawai honorer juga perlu diatur sebab tenaga umum saat ini mayoritas berasal dari mantan tim sukses.

"Honorer ini ada tiga, ada yang skill, itu [tenaga] pendidikan, [tenaga] kesehatan, terutama ya, dokter, bidan, fine-lah. Tapi yang tenaga umum itu [bekas] tim sukses, mereka begitu menang yang didukung, dijadikan tenaga honorer. Jam 8 datang, jam 10 udah pulang," katanya.

"Nanti kalau ganti kepala daerah terpilih lagi, yang tim sukses yang lama honorer masih tetap ada; [kalau] diberhentikan mereka marah, demo. Yang tim sukses pejabat yang baru, kepala daerah baru, nambah lagi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya