Wamen Thomas Ungkap Hambatan RI Menuju Negara Maju

Profil Thomas Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Akan Dilantik jadi Wamenkeu
Sumber :
  • Foto: Gerindra

Jakarta, VIVA – Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Djiwandono membeberkan beberapa tantangan yang dapat mempersulit negara ASEAN termasuk Indonesia menuju ekonomi berpendapatan tinggi.

New York Jadi Kota Terkaya di Dunia dengan Lebih dari 300 Ribu Jutawan

Thomas mengatakan, tantangan itu di antaranya perubahan iklim, serta potensi adanya pandemi lain yang bisa mempengaruhi perekonomian Indonesia.

"Ada beberapa tantangan yang dapat mempersulit transisi menuju ekonomi berpendapatan tinggi, seperti ancaman perubahan iklim dan kemungkinan pandemi lain yang akan mengancam dan mengguncang pertumbuhan ekonomi," ujar Thomas di Kantor Kementerian Keuangan, Selasa, 24 September 2024.

AFF Luncurkan Titel Baru Turnamen Sepakbola Wanita, ASEAN MSIG Serenity Cup 2025

Thomas melanjutkan, tantangan lain yang akan mempersulit naik kelas menuju negara mau adalah munculnya digitalisasi dan juga AI (kecerdasan buatan). Menurutnya, hal tersebut dapat mengganggu pekerjaan konvensional.

Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Djiwandono

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia
Survei BI Ungkap Keyakinan Konsumen Februari 2025 Kuat

"Semua masalah ini harus menjadi prioritas utama semua negara di ASEAN sesegera mungkin," jelasnya.

Dia menyebut, di ASEAN saat ini hanya ada dua negara yang masuk kategori negara berpendapatan tinggi, yakni Singapura dan Brunei Darussalam. Sementara, negara-negara ASEAN lainnya masih berada dalam kisaran negara berpendapatan menengah-bawah hingga menengah-atas.

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

Photo :
  • Freepik

Thomas menilai, transisi menuju pendapatan yang lebih tinggi ini sangat penting bagi setiap negara ASEAN, tidak hanya untuk alasan domestik, seperti mendatangkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya. Namun juga untuk memastikan relevansi kawasan ini sebagai salah satu pusat ekonomi global yang harus memainkan peran penting dalam ekonomi global. 

"Perjalanan menuju negara berpendapatan tinggi bukanlah jalan yang mudah, terutama di masa yang penuh gejolak saat ini," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya