Hilirisasi Era Jokowi Dilanjutkan Prabowo? Erick Thohir Sebut Jadi Kewajiban
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menegaskan, dengan semangat hilirisasi yang diusung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), diharapkan hal itu akan mampu menjadi salah satu faktor pendongkrak pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Hal itu diutarakan Erick Thohir, dalam sambutannya di peresmian Injeksi Bauksit Perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) milik PT Borneo Alumia Indonesia (BAI), di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa, 24 September 2024.
Melalui pelarangan ekspor bahan mentah (raw material) dan kewajiban mengolahnya di dalam negeri guna meningkatkan nilai tambahnya, Erick menekankan bahwa hilirisasi jelas bukan lagi merupakan opsi. Melainkan sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah dan seluruh elemen bangsa terkait lainnya, guna turut membantu perekonomian Indonesia.
"Hilirsasi Indonesia bukan merupakan suatu pilihan Pak, tapi ini merupakan suatu kewajiban untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa kita, agar rakyat kita lebih sejahtera," kata Erick sebagaimana dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 24 September 2024.
Terlebih, Erick juga meyakini bahwa upaya hilirsasi yang telah dimulai secara massif oleh pemerintahan Presiden Jokowi, juga masih akan diteruskan lagi di pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto mendatang.
"Dan ini memang yang diinginkan oleh pemerintah saat ini, dan saya yakin pemerintah yang akan datang juga punya komitmen yang sama," ujarnya.
Terlebih, Erick juga meyakini bahwa pasar sektor mineral dan pertambangan di Tanah Air masih sangat terbuka, utamanya bagi persaingan maupun kolaborasi baik antara perusahaan-perusahaan BUMN maupun dengan sektor swasta.
Terbukanya pasar di sektor tersebut menurutnya juga sangat positif, untuk bersama-sama menggenjot langkah hilirisasi sumber daya alam sebagaimana yang terus digenjot oleh pemerintahan Jokowi.
"Kebetulan semua ini BUMN, antara Inalum dan Antam. Jadi memang marketnya terbuka antara BUMN dan swasta bersaing bebas, tetapi yang penting bagaimana sama-sama memastikan hilirisasi ini terjadi di Indonesia," ujarnya.