Jokowi Pede Smelter SGAR Bisa Pangkas Impor Aluminium dan Selamatkan Devisa Rp 53 Triliun

[dok. YouTube Sekretariat Presiden]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap bahwa peresmian operasional Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) milik PT Borneo Alumia Indonesia di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat hari ini, Selasa, 24 September 2024, akan mampu memberikan dampak positif bagi keuangan negara.

Hasto jadi Tersangka KPK, Jokowi: Hormati Seluruh Proses Hukum yang Ada

Hal itu diutarakan Presiden Jokowi dalam sambutannya di peresmian Injeksi Bauksit Perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) milik PT Borneo Alumia Indonesia (BAI), di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa, 24 September 2024.

Dengan operasional smelter SGAR ini, Jokowi berharap bahwa 56 persen dari impor aluminium yang selama ini dilakukan akan bisa dipangkas. Sekaligus, menyelamatkan devisa negara yang kerap kabur hingga mencapai US$3,5 miliar, atau sekitar Rp 53,12 triliun (asumsi kurs Rp 15.179 per US$).

Tuduhan Cawe-cawe di Tahun Terakhir Jokowi Jadi Presiden

Presiden Jokowi saat meresmikan produksi smelter PT Freeport Indonesia

Photo :
  • Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden

"Setelah ini selesai berproduksi, impor yang 56 persen ini bisa kita stop, enggak impor lagi. Tapi kita produksi sendiri di dalam negeri, dan kita tidak kehilangan devisa," kata Jokowi dalam YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 24 September 2024.

Plus dan Minus Bila Jokowi Bikin Partai Baru

"Karena dari sini (impor aluminium) kita harus keluar devisa kira-kira US$3,5 miliar setiap tahunnya, dan itu angka yang besar sekali karena Rp 50 triliun lebih devisa kita hilang gara-gara kita impor aluminium," ujarnya.

Presiden juga kembali menegaskan larangan bagi siapapun pihak di Tanah Air, untuk mengekspor bahan mentah (raw material) ke luar negeri. Karena apabila bahan-bahan mentah itu masih dapat diolah di dalam negeri, maka nilai tambahnya akan cukup besar diperoleh oleh masyarakat dan negara.

"Contohnya nikel. Sebelum tahun 2020, kira-kira ekspor kita mentahan itu US$1,4-US$2 triliun. Artinya kurang lebih Rp 20 triliunan. Begitu kita stop tahun kemarin, US$34,8 miliar. Artinya hampir Rp 600 triliun nilai tambah menjadi kita miliki sendiri," kata Jokowi.

Dia pun mengaku sangat senang dengan sudah terciptanya ekosistem terintegrasi dari hulu sampai hilir pada industri aluminium lokal. Presiden mengatakan, di fase pertama bahan baku bakal dibawa ke SGAR untuk menjadi alumina, kemudian dikirim lewat pelabuhan Kijing ke Kuala Tanjung untuk diolah lagi di PT Inalum.

Presiden Jokowi Pimpin Rapat Kabinet Terakhir di IKN Nusantara

Photo :
  • Sekretariat Presiden

"Kita harapkan dengan investasi sebesar Rp 16 triliun, kita betul-betul akan memulai babak baru Indonesia sebagai negara industri. Karena pembangunan smelter seperti ini merupakan usaha kita untuk menyongsong Indonesia menjadi negara industri, dengan mengolah sumber daya alam kita sendiri dan tidak lagi mengekspor bahan-bahan mentah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya