BCA Sebut Likuiditas Memadai saat Suku Bunga BI dan The Fed Kompak Turun

Direktur Bank Central Asia (BCA), Santoso
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) pada September 2024 ini kompak menurunkan suku bunga yang menjadi kebijakannya. BI diketahui menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), dan the Fed sebesar 50 bps.

Waduh! Harga Bitcoin Anjlok Hingga di Bawah 95.000 Dolar AS, Kok Bisa?

Direktur Bank Central Asia (BCA), Santoso memastikan bahwa kondisi likuiditas pihaknya hingga saat ini tetap memadai (ample) di tengah penurunan suku bunga bank sentral.

"DPK maupun CASA-nya kan tumbuh terus, jadi saya pikir memang betul kalau perbankan itu kan pertumbuhannya single digit, sementara kreditnya double digit. Karena kalau ini terus meningkat memang challenge-nya berada di likuiditas kan, namun demikian masih cukup ample," ujar Santoso di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin, 23 September 2024.

Setelah Bank Indonesia, Giliran KPK Geledah Kantor OJK soal Korupsi Dana CSR

Menara PT Bank Central Asia Tbk (BCA) MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Photo :
  • VIVA/Andry Daud

Untuk itu, Santoso berharap untuk tahun-tahun ke depan likuiditas dari BCA akan tetap memadai, seiring dengan terus berlanjutnya bisnis perbankan.

Bursa Asia Dibuka Bervariasi, Investor Soroti Laporan Ekonomi Jepang dan China

"Kita harapkan nanti di tahun-tahun berikutnya begitu bisnis jalan otomatis akan mendatangkan likuiditas juga, Terutama kenapa pemerintah mendorong supaya investor masuk Itu salah satunya adalah supaya likuiditas bisa terbantu," jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan likuiditas perbankan pada Agustus 2024 tetap memadai. Hal ini tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi sebesar 25,37 persen. 

Di sisi lain rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada Juli 2024 tergolong kuat yang tercatat tinggi sebesar 26,56 persen, sehingga mampu menyerap risiko dan mendukung pertumbuhan kredit

Sedangkan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan pada Juli 2024 terjaga rendah, sebesar 2,27 persen (bruto) dan 0,79 persen (neto). 

"Ketahanan permodalan dan likuiditas perbankan juga ditopang oleh kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga, sebagaimana hasil stress test perbankan terkini," imbuhnya.

Di samping itu, pertumbuhan kredit pada Agustus 2024 tetap kuat mencapai 11,40 pesen secara year on year (yoy). Perkembangan ini ditopang oleh sisi penawaran sejalan dengan minat penyaluran kredit yang terjaga, pendanaan yang memadai, realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, dan dukungan KLM Bank Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya