Memahami Risiko Investasi: Pentingnya Mengelola dan Mengantisipasi Kerugian

Ilustrasi Risiko Investasi
Sumber :
  • unsplash.com/@austindistel

VIVA – Semakin banyak orang tertarik untuk berinvestasi, baik melalui saham, reksa dana, hingga properti. Sayangnya, tidak semua memahami risiko yang menyertai keputusan investasi tersebut. Minimnya pengetahuan tentang risiko membuat banyak investor pemula menghadapi kerugian besar, terutama saat kondisi pasar tidak stabil.

IHSG Menguat pada Sesi I, Saham KETR hingga POLU Melejit

Hal ini diperparah dengan maraknya promosi investasi yang menjanjikan keuntungan instan tanpa memperhitungkan risiko yang ada. Akibatnya, banyak orang yang akhirnya terjebak dalam investasi bodong atau merugi karena tidak siap menghadapi fluktuasi pasar.

Data menunjukkan bahwa banyak masyarakat, terutama generasi muda di Indonesia, kehilangan modal akibat keputusan investasi yang terburu-buru dan tidak terencana dengan baik. Ini tentu menimbulkan kekhawatiran, mengingat investasi seharusnya menjadi cara untuk mencapai kebebasan finansial, bukan sebaliknya.

IHSG Diprediksi Rebound, Simak Rekomendasi Saham dari Analis

Investasi telah menjadi salah satu cara utama untuk mencapai kebebasan finansial, baik dalam jangka panjang maupun pendek. Namun, setiap keputusan investasi selalu diiringi dengan risiko. Memahami dan mengelola risiko ini adalah kunci agar investor tidak hanya fokus pada keuntungan tetapi juga siap menghadapi potensi kerugian. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai jenis-jenis risiko investasi, bagaimana cara mengelola risiko investasi, serta tipsnya.

Jadi Gubernur Jakarta, Pramono Anung Tegas Akan Jual Saham Anker Bir

Apa Itu Risiko Investasi?

Secara umum, risiko investasi merujuk pada kemungkinan bahwa hasil investasi tidak sesuai dengan ekspektasi. Risiko bisa berarti kerugian modal, penurunan nilai aset, atau hasil yang tidak memadai dibandingkan potensi keuntungan yang diharapkan . Semua jenis investasi, dari yang paling aman hingga yang paling spekulatif, mengandung risiko. Ini termasuk deposito, obligasi, saham, hingga aset digital seperti kripto .

Risiko dapat timbul dari berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi, fluktuasi pasar, atau perubahan kebijakan moneter. Karena itu, sangat penting bagi investor untuk memahami jenis-jenis risiko yang mungkin muncul dari setiap jenis investasi.

Jenis-Jenis Risiko Investasi

Secara umum, Ada dua jenis risiko yang perlu dipertimbangkan, yaitu Risiko Sistematis (Systematic Risk) dan Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk). Berikut jenis-jenis risiko investasi yang dikutip dari Bizhare:

Risiko Sistematis (Systematic Risk)
Risiko sistematis adalah jenis risiko eksternal yang tidak dapat dihindari atau dikendalikan, dan mempengaruhi seluruh pasar keuangan secara umum. Diversifikasi tidak dapat menghapus risiko ini karena pengaruhnya berlaku pada semua jenis aset. Berikut adalah beberapa contoh risiko sistematis.

  1. Risiko Suku Bunga
    Risiko suku bunga terjadi ketika ada perubahan suku bunga di pasar. Ketika suku bunga naik, harga obligasi dengan bunga tetap biasanya menurun, sehingga nilai investasi berbunga rendah cenderung mengalami penurunan.
  1. Risiko Inflasi
    Risiko inflasi, juga dikenal sebagai risiko daya beli, muncul ketika inflasi menggerus nilai riil dari aset. Seiring waktu, inflasi menyebabkan uang yang diinvestasikan saat ini kehilangan sebagian nilainya, yang dapat menurunkan daya beli dan meningkatkan harga barang.
  1. Risiko Nilai Tukar Mata Uang (Valas)
    Risiko nilai tukar atau risiko valuta asing terjadi ketika perubahan kurs mata uang mempengaruhi nilai investasi dalam mata uang asing. Jika mata uang asing melemah terhadap Rupiah, konversi nilai investasi ke dalam mata uang lokal mungkin tidak sesuai dengan harapan.
  1. Risiko Komoditas
    Risiko komoditas adalah risiko yang muncul akibat fluktuasi harga komoditas tertentu. Perubahan dalam penawaran dan permintaan, atau faktor eksternal lain seperti cuaca dan politik, dapat menyebabkan harga komoditas berfluktuasi tajam.
  1. Risiko Negara (Politik)
    Risiko negara, atau risiko politik, terjadi ketika perubahan dalam kebijakan pemerintah atau peraturan negara tertentu mempengaruhi pasar keuangan. Akibatnya, imbal hasil investasi bisa berkurang atau bahkan hilang.

Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)
Berbeda dengan risiko sistematis, risiko tidak sistematis bersifat khusus untuk perusahaan atau industri tertentu dan dapat dihindari melalui diversifikasi portofolio. Berikut adalah contoh-contoh risiko tidak sistematis.

  1. Risiko Likuiditas
    Risiko likuiditas terjadi ketika investor sulit mencairkan asetnya menjadi uang tunai dalam waktu singkat karena kurangnya pembeli. Hal ini bisa terjadi pada aset yang kurang likuid, seperti properti atau saham perusahaan kecil.
  1. Risiko Reinvestment
    Risiko reinvestasi muncul ketika pendapatan dari aset investasi harus diinvestasikan kembali, tetapi dengan imbal hasil yang lebih rendah. Investor mungkin mengalami penurunan potensi keuntungan saat harus mengalokasikan kembali hasil dari investasi awal.
  1. Risiko Bisnis
    Risiko bisnis adalah risiko yang berhubungan dengan kondisi operasional perusahaan di mana investasi dilakukan. Untuk itu, sangat penting bagi investor untuk memahami secara mendalam profil perusahaan sebelum berinvestasi, karena setiap keputusan bisnis dapat mempengaruhi nilai investasi.

Bagaimana Cara Mengelola Risiko Investasi?

Setelah memahami berbagai jenis risiko, langkah selanjutnya adalah mengetahui cara mengelola risiko tersebut. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa digunakan menurut situs alphainvestasi.id :

  1. Memahami Jenis Risiko
    Cara pertama dalam mengelola investasi adalah memahami berbagai jenis risiko yang mungkin timbul. Risiko dapat berasal dari beberapa sumber, seperti risiko pasar (fluktuasi nilai aset), risiko kredit (kemungkinan pihak peminjam tidak mampu melunasi pinjaman), risiko likuiditas (kesulitan menjual aset dengan cepat), dan risiko operasional (kesalahan dalam operasional bisnis perusahaan). Dengan mengetahui jenis-jenis risiko ini, Anda dapat lebih mudah mengidentifikasi potensi ancaman dalam portofolio investasi Anda.
  1. Diversifikasi Portofolio
    Diversifikasi merupakan strategi penting untuk meminimalisasi risiko dalam investasi. Dengan membagi investasi ke berbagai aset, sektor, dan kategori aset yang berbeda, Anda dapat mengurangi risiko terkait dengan aset individual. Ketika satu aset mengalami penurunan, aset lain dalam portofolio Anda mungkin tetap stabil atau bahkan mengalami peningkatan, menjaga keseimbangan dan stabilitas portofolio secara keseluruhan.
  1. Menentukan Toleransi Risiko
    Setiap investor memiliki tingkat toleransi risiko yang berbeda, yang bergantung pada tujuan keuangan, jangka waktu investasi, dan preferensi pribadi. Menentukan seberapa besar risiko yang bisa Anda terima sebelum mulai berinvestasi sangat penting. Jangan melebihi batas toleransi risiko Anda, karena hal tersebut dapat memicu stres dan keputusan yang emosional dan tidak rasional ketika pasar sedang bergejolak.
  1. Mengelola Ukuran Posisi
    Manajemen ukuran posisi adalah cara untuk mengontrol seberapa besar porsi investasi Anda pada aset tertentu. Sebagai aturan umum, tidak disarankan untuk mengalokasikan sebagian besar dari portofolio hanya pada satu jenis aset. Dengan membatasi ukuran posisi, Anda bisa meminimalisasi dampak buruk jika nilai aset tersebut mengalami penurunan yang signifikan.
  1. Memahami Teknik Pengendalian Risiko
    Ada berbagai teknik pengendalian risiko yang dapat membantu investor melindungi portofolio dari kerugian yang besar. Beberapa di antaranya adalah penggunaan stop-loss order, yang secara otomatis menjual aset ketika mencapai harga tertentu untuk membatasi kerugian, serta penggunaan opsi asuransi yang melindungi nilai aset. Teknik ini dapat diterapkan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan investasi Anda.
  1. Tetap Tenang dan Disiplin
    Saat pasar berfluktuasi atau nilai aset Anda menurun, penting untuk tetap tenang dan tidak panik. Hindari membuat keputusan investasi berdasarkan emosi. Tetaplah pada rencana investasi yang telah dirancang dengan baik. Disiplin dan konsistensi dalam menjalankan strategi investasi akan membantu Anda mengelola risiko dengan lebih baik.
  1. Evaluasi dan Koreksi Secara Berkala
    Terakhir, lakukan evaluasi portofolio secara rutin untuk mengidentifikasi risiko baru dan menilai kinerja investasi. Jika diperlukan, sesuaikan portofolio untuk mengurangi risiko dan memastikan bahwa investasi Anda tetap sejalan dengan tujuan keuangan Anda. Evaluasi berkala membantu menjaga portofolio Anda tetap optimal dan responsif terhadap perubahan pasar.

Tips Mengantisipasi Risiko Investasi

Berinvestasi tanpa memahami risiko adalah langkah berbahaya. Berikut beberapa tips untuk mengantisipasi risiko investasi mengutip dari CIMB NIAGA:

  1. Melakukan Riset
    Melakukan riset yang mendalam sebelum berinvestasi sangat penting untuk meminimalkan risiko. Pahami secara menyeluruh tentang instrumen investasi yang Anda pilih, kondisi pasar, tren industri, serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai investasi Anda. Pengetahuan yang baik tentang investasi akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih informasi dan mengurangi risiko.
  1. Menyesuaikan Instrumen Investasi dengan Profil Risiko
    Dengan memahami risiko yang ada, penting untuk menyesuaikan instrumen atau produk investasi dengan profil risiko yang Anda miliki. Selain itu, sesuaikan juga dengan kondisi keuangan dan tujuan finansial Anda.
  1. Memilih Investasi Jangka Panjang
    Investasi jangka panjang cenderung lebih stabil dan memiliki potensi keuntungan yang lebih besar. Dengan berinvestasi untuk jangka panjang, Anda dapat mengurangi dampak fluktuasi harga jangka pendek. Pendekatan ini memberi Anda waktu untuk menghadapi kemungkinan kerugian dan memanfaatkan keuntungan dari aset yang Anda beli.
  1. Manajemen Risiko
    Tentukan batas risiko yang dapat Anda terima sebelum berinvestasi, yang dapat dilakukan dengan menentukan alokasi aset sesuai dengan profil risiko Anda. Hindari terpengaruh oleh sentimen pasar atau keputusan emosional yang dapat meningkatkan risiko. Pertimbangkan juga untuk menggunakan instrumen manajemen risiko seperti stop-loss order atau opsi proteksi.
  1. Mengikuti Perkembangan Pasar
    Sangat penting untuk selalu mencari informasi terbaru mengenai pasar keuangan dan aset yang Anda miliki. Perubahan dalam kondisi pasar atau perusahaan dapat mempengaruhi nilai investasi Anda. Dengan memantau perkembangan pasar secara rutin, Anda dapat mengambil tindakan yang tepat jika terjadi perubahan signifikan yang dapat memengaruhi risiko investasi.
  1. Berkonsultasi dengan Penasihat Keuangan
    Jika Anda merasa kesulitan dalam mengelola investasi atau mengurangi risiko, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan atau penasihat investasi yang berpengalaman. Mereka dapat memberikan wawasan dan strategi yang lebih tepat sesuai dengan tujuan dan kebutuhan Anda.

Investasi selalu melibatkan risiko, namun memahami risiko tersebut dan belajar mengelolanya adalah langkah penting untuk sukses dalam berinvestasi. Dengan melakukan diversifikasi, menyesuaikan profil risiko, dan terus memantau perkembangan pasar, investor dapat mengurangi potensi kerugian dan meningkatkan peluang keuntungan.

Dalam dunia yang terus berubah ini, tetaplah waspada terhadap fluktuasi pasar dan terus tingkatkan pengetahuan tentang investasi agar siap menghadapi risiko yang mungkin datang .

Penutupan IHSG

IHSG Ditutup Amblas 0,55 Persen saat 10 Saham Kompak Melambung Tinggi

(IHSG) terkoreksi 0,55 persen atau 39,43 poin saat penutupan perdagangan, Kamis sore. Kemerosotan membuat indeks terhuyung ke level 7.140.  Ada 10 saham catat ARA.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024