Kelas Menengah Diprediksi Akan Lenyap, Investasi Aset Kripto Dinilai Jadi Solusi
- Freepik
Jakarta, VIVA – Aset kripto menjadi investasi populer selama beberapa tahun belakangan karena menawarkan keuntungan fantastis dalam jangka pendek. Tak hanya itu, aset kripto juga dianggap sebagai jalan keluar bagi kelas menengah (middle class) yang diproyeksi akan hilang di masa mendatang.
Trader cryptocurrency, Timothy Roynald, secara gamblang menyatakan tidak akan ada lagi kelas menengah. Kalangan ekonomi diprediksi akan lenyap pada tahun 2030.
Pandangan Timothy Ronald disetujui oleh Kalimasada yang merupakan rekannya membangun Akademi Crypto. Kalimasada mengungkapkan kelas menengah perlu beralih ke 'sesuatu yang baru' supaya bisa bertahan di situasi tersebut.
"Solusinya fokus ke sesuatu yang baru," ujar Kalimasada yang dikutip dari potongan video yang diunggah ulang akun TikTok @0x3sa pada Jumat (20/9/2024).
Kalimasada merinci kebaruan sudah terbukti menjadi jalan keluar dalam memperbaiki kondisi keuangan. Pada tahun 1900-an, banyak orang berbondong-bondong berusaha menguasai emas yang diperoleh dengan cara merampas dari peperangan.
Kemudian tahun 1950-an, aset properti dianggap sebagai hal mutakhir. Sayang, kala itu Indonesia baru saja merdeka. Berbeda jika masyarakat Indonesia sudah menguasai properti sejak saat itu maka Kalimasada memprediksi masyarakat tanah air sudah menjadi taipan properti.
"Saya yakin sekarang sudah jadi konglomerat karena dulu harga properti murah sementara sekarang harganya sangat mahal," jelas Kalimasada.
Menginjak tahun 1990-an sampai awal 2000-an, di mana investasi saham baru muncul. Kalimasada menggambarkan orang maupun perusahaan yang menekuni saham sejak dua puluh tahun lalu sekarang bertransformasi menjadi orang kaya, salah satunya adalah Amazon.
"Sekarang ini ada outlier aset yang menarik yaitu kripto. Saya sudah gak liat resi reward terbaik selain kripto," tegas Kalimasada.
Lebih lanjut, rekan Timothy Roynald mengatakan hanya ada beberapa inovasi yang akan menguasai dunia beberapa puluh tahun ke depan. 'Sesuatu yang baru' antara lain blockchain, Artificial Intelligence (AI), Biotech dan space exploration (eksplorasi ke luar angkasa).
Kalimasada menilai dari empat, hanya aset kripto yang paling memungkinkan untuk dijangkau masyarakat luas. Dari mulai barrier entry-nya yang sangat rendah, modal, pengetahuan hingga kecepatan untuk mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"AI maka anda perlu kuliah terlebih dahulu ke luar negeri dulu," ujar Kalimasada.
Timothy Roynald menimpali orang-orang yang mempelajari Ai akan membuat otaknya meledak. Pasalnya, tingkat kesulitan bidang ini sangat tinggi. Ini juga berlaku jika Anda ingin bergelut di bidang bioteknologi.
"Itu harus Harvard dan Stanford, baru bisa. Apalagi space exploration harus setara Elon Musk dulu," kata Timothy.
"Kalau kripto semua orang bisa belajar sekarang juga. Blockchain juga bisa belajar sekarang juga dan sangat murah medianya untuk belajar kripto," papar Kalimasada.