Mendag Sebut ESG Keharusan dan Penentu Pertumbuhan Ekonomi Masa Depan
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi faktor penentu dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Hal itu disampaikannya dalam gelaran Anugerah ESG Republika 2024.
"Penerapan ESG bukan lagi pilihan, tetapi sebuah keharusan global yang memengaruhi berbagai sektor, termasuk ekonomi dan lingkungan," ujar Zulhas dalam sambutannya di acara Anugerah ESG Republika 2024 di Hotel Westin, Jakarta, dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat, 20 September 2024.
Isu ESG, lanjut Zulhas, memegang peranan penting bagi Indonesia dalam memasuki masa transisi pemerintahan. Ia menyampaikan target pertumbuhan ekonomi pemerintahan Prabowo Subianto juga akan terkait dengan fokus terhadap penerapan ESG.
"Pak Prabowo sangat optimistis bahwa kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6-7 persen. Namun, pencapaian ini tidak mungkin tanpa memperhatikan faktor ESG, yang akan sangat menentukan kesuksesan kita," ucap Zulhas.
Zulhas juga mengapresiasi komitmen Menteri BUMN Erick Thohir dan juga Republika dalam mengawal isu-isu lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. Bagi Zulhas, kelestarian lingkungan bukan sebuah pilihan, melainkan menjadi keharusan.
"Kunci sukses kita adalah kerja sama. Kerja sama antara pemerintah, perusahaan, media, dan seluruh stakeholder lainnya. Jika kita bersatu, insyaallah apa yang kita cita-citakan untuk menjadi Indonesia maju pada tahun 2045 dapat tercapai," kata Zulhas.
Direktur Republika Nur Hasan Murtiaji mengatakan, ESG merupakan langkah strategis yang tak hanya berfokus pada keberlangsungan usaha, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan memajukan kesejahteraan sosial. Hasan menyampaikan ESG menjadi pilar penting bagi keberlanjutan usaha yang memprioritaskan kelestarian lingkungan, kontribusi positif kepada kesejahteraan sosial, serta kepatuhan pada tata kelola perusahaan yang baik.
"Mengimplementasikan praktik ESG berarti berkomitmen pada keberlanjutan ekonomi," ucap Hasan.
Hasan menggarisbawahi betapa besar dampak yang dapat ditimbulkan oleh penerapan ESG dalam berbagai sektor. Sebagai bagian dari komitmennya terhadap keberlanjutan, Republika menggelar serangkaian acara dalam kampanye bertajuk “Sehati untuk Bumi.”
Kampanye ini dimulai dengan Focus Group Discussion (FGD) pada awal Juli 2024. Diskusi ini menghasilkan kesimpulan tentang pentingnya edukasi mengenai ESG, penyusunan kebijakan yang tepat, serta insentif dan pendanaan untuk mendukung implementasi ESG di Indonesia.
"Kami percaya Indonesia memiliki cara unik dalam menerapkan ESG, dengan mempertimbangkan budaya, ekosistem, dan situasi ekonomi lokal. Inilah yang ingin kami kembangkan melalui ESG Summit ini," ujar Hasan.
Republika memberikan apresiasi kepada perusahaan dan lembaga yang telah berhasil menerapkan prinsip-prinsip ESG dengan baik melalui Anugerah ESG Republika. Pendaftaran untuk penghargaan ini dibuka dari 25 Juli hingga 7 September 2024, dan dinilai oleh dewan juri yang memiliki kepakaran di bidang ESG.
“Anugerah ESG Republika merupakan langkah awal kami dalam mengarusutamakan penerapan ESG di Indonesia. Kami berharap, penghargaan ini memotivasi lebih banyak perusahaan untuk mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan yang mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan ramah lingkungan," kata Hasan.