Banggar DPR RI Harap Asumsi APBN 2025 Mampu Jawab Kebutuhan Anggaran Pemerintahan Prabowo
- DPR RI
Jakarta, VIVA – Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah mengungkapkan, pihaknya bersama pemerintah telah berupaya mengakomodir kebutuhan anggaran bagi pemerintahan Prabowo Subianto melalui asumsi APBN 2025. Hal tersebut guna menjawab berbagai risiko dan tantangan setahun ke depan.
"Kita berharap persembahan terakhir Badan Anggaran periode 2019-2025 bersama pemerintah ini, menjadi karya yang baik buat pemerintahan ke depan, rakyat, bangsa, dan negara, serta menjawab kebutuhan anggaran dari Presiden terpilih, Jenderal (Purn) Prabowo Subianto," kata Said dalam keterangannya, Jumat, 20 September 2024.
Baik DPR maupun pemerintah diakui Said telah sepakat untuk menargetkan akselerasi pertumbuhan ekonomi, yang akan diwujudkan dalam bentuk strategi kebijakan fiskal jangka pendek.
Di mana, antara lain akan fokus pada (i) pendidikan bermutu, melalui program peningkatan gizi anak sekolah, renovasi sekolah, dan penguatan sekolah unggulan; dan (ii) kesehatan berkualitas, dengan pembangunan rumah sakit yang berkualitas, pemeriksaan kesehatan gratis, serta akselerasi penurunan stunting.
Kemudian ada pula (iii) pengentasan kemiskinan dan pemerataan, melalui perlindungan sosial, rumah layak huni dan terjangkau, serta Program Desa Mandiri, lumbung pangan, dan (iv) pertumbuhan ekonomi tinggi, melalui hilirisasi, akselerasi investasi berorientasi ekspor, serta transformasi ekonomi hijau.
"Target jangka pendek tersebut, kita pandang sebagai fokus Pemerintah yang harus dicapai pada tahun 2025," ujarnya.
Said Abdullah menegaskan bahwa posisi Indonesia saat ini sudah berada pada track yang tepat, untuk terus berlari menjadi negara maju pada tahun 2045 nanti. Sebab, DPR dan Pemerintah menurutnya sudah meletakkan kerangka kerja yang cukup kokoh dalam asumsi dasar ekonomi makro tahun 2025.
"Bahkan target pertumbuhan ekonomi yang kita sepakati sebesar 5,2 persen, lebih baik dari prediksi lembaga Internasional, seperti IMF, WB, OECD," kata Said Abdullah.
Karenanya, Dia pun berharap bahwa pemerintah bisa segera melepaskan diri dari jebakan pertumbuhan ekonomi 5 persenan, yang telah menghantui Indonesia dalam satu dekade terakhir.
"Hal ini penting untuk diingatkan, jangan sampai kita masuk dalam jebakan yang sama dalam lima tahun kedepan. Selain itu, kita ingin memastikan mesin ekonomi kita berada dalam kondisi yang prima untuk bisa tumbuh lebih baik ke depannya," ujarnya.