Sinergi PLN IP dengan PGE Optimalkan Potensi Besar Energi Panas Bumi RI

Sinergi PLN IP dengan PGE.
Sumber :
  • Dok. PLN IP

Jakarta, VIVA – PLN Indonesia Power (PLN IP) bersinergi bersama Pertamina Geothermal Energy (PGE) dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW. Kolaborasi ini disebut merupakan salah satu upaya Pemerintah Indonesia melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam memaksimalkan potensi Energi Baru Terbarukan untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060.

Sinergi untuk Jaga Stabilitas dan Produktivitas

Sinergi itu ditandai dengan penandatanganan Consortium Agreement antara PLN Indonesia Power dengan Pertamina Geothermal Energy. Momen tersebut terjadi saat penyelenggaraan event Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) Ke-10 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.

Penandatanganan itu turut disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasojo dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Pemerintah Gandeng Pelaku Ekonomi Kreatif untuk Perkuat Ekosistem di Indonesia

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mengungkapkan, pembangkit panas bumi menjadi andalan dalam pengembangan EBT, sebab itu PLN Indonesia Power melakukan terobosan dalam pengembangan PLTP dengan menggandeng PGE.

"Kolaborasi ini merupakan langkah strategis, sehingga potensi panas bumi yang ada di Indonesia dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin," kata Edwin dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis, 19 September 2024.

Capaian Transformasi PLN Indonesia Power Pasok Energi Andal dan Dukung Target NZE

PLTP Lahendong.

Photo :
  • Dok. PGE

Menurut Edwin kerja sama antara PLN Indonesia Power dengan Pertamina Geothermal Energy meliputi pengembangan PLTP Cogeneration (Binary Unit) di lokasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Pertamina Geothermal Energy dengan potensi kapasitas mencapai 230 MW. Adapun yang akan dikembangkan dalam kerja sama ini meliputi PLTP Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW.

"Proyek ini dalam rangka percepatan transisi energi dan mendukung kebijakan energi nasional dalam pencapaian National Determined Contribution (NDC) serta program Net Zero Emission," tambahnya.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi menambahkan bahwa kerja sama PGE dan PLN IP merupakan bentuk nyata kolaborasi dalam pengembangan energi panas bumi.

"Kolaborasi adalah kunci dalam upaya menciptakan ekosistem yang mendukung percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia. Kerja sama PGE dan PLN IP ini adalah salah satu dari sekian banyak langkah yang perlu kita ambil demi kemajuan energi hijau yang akan memberi manfaat besar dan berkelanjutan, tidak hanya bagi kedua perusahaan, tetapi juga untuk Indonesia dan Dunia," Kata Julfi.

Indonesia Pemilik Potensi Terbesar Geothermal

Sementara itu, dalam sambutannya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan Indonesia sebagai pemilik potensi terbesar geothermal diperkirakan mencapai 40 persen dari potensi dunia dengan perkiraan mencapai 24 ribu Mega Watt. Sebab itu, energi panas bumi harus terus dikembangkan agar optimal dalam memenuhi kebutuhan listrik dengan rendah emisi dan mewujudkan ekonomi hijau. 

"Negara kita Indonesia juga berkomitmen menjadi bagian penting dari langkah-langkah dunia dalam membangun ekonomi hijau, dalam mengembangkan industri hijau, dalam melakukan transisi ke energi hijau. Ini komitmen yang sudah sering saya sampaikan di mana-mana," kata Jokowi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melanjutkan, Indonesia saat ini memiliki kapasitas listrik yang ada sebesar 93 Giga Watt atau setara dengan 93 ribu MW. Dimana 13,7 GW atau 15 persen diantaranya berasal daripada energi baru terbarukan. Energi panas bumi dapat menjadi salah satu instrumen penting untuk meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional.

"Saat ini kapasitas dari pembangkit listrik panas bumi di Indonesia mencapai 2,6 GW atau terbesar nomor dua di dunia yang sudah jalan dan pertumbuhannya selama 10 tahun terakhir itu tumbuh dua kali lipat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya