BI dan The Fed Kompak Pangkas Suku Bunga Acuan, Gimana Likuiditas Perbankan?

ilustrasi bank.
Sumber :

Jakarta, VIVABank Indonesia (BI) dan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) telah memangkas suku bunga kebijakannya pada bulan ini. BI telah memangkas BI Rate sebesar 25 basis poin (bps), dan the Fed sebesar 50 bps.

Beli Cokelat Pistachio di Dubai Sebentar Lagi Bisa Pakai QRIS

Staf Bidang Ekonomi, Industri dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto menilai dengan iklim suku bunga yang sudah menurun diharapkan berdampak baik ke likuiditas perbankan.

"Dengan kondisi di mana iklim suku bunga sudah berangsur menurun, kita lihat dampaknya juga positif. Untuk kondisi likuiditas perbankan kita harapkan juga bisa relatif membaik, jumlah uang yang beredar juga bisa tumbuh lebih tinggi lagi," ujar Myrdal saat dihubungi VIVA Kamis, 19 September 2024.

Kata Gubernur BI soal Peluang Turunkan Suku Bunga: Dulu Agak Lebar, Sekarang Terbatas

Myrdal menuturkan, untuk saat ini jumlah uang beredar ada di kisaran 7 persen. Dia memperkirakan jumlah ini akan bertahap naik ke level 7,7 persen.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia
Gubernur BI Prediksi Ekonomi Dunia Bakal Melambat dan Inflasi Tinggi Dipicu Kebijakan Tarif AS

"Kita lihat juga sumber dana likuiditas terbaru itu ada dari perputaran aktivitas ekonomi yang lebih baik, yang lebih kuat, dan ini menciptakan likuiditas yang baru," terangnya.

Myrdal menyebut, prospek investasi asing langsung atau foreign direct investment saat ini masih menarik. Dia pun menilai prospek kredit masih baik terutama di sektor yang memberi dampak keterkaitan ke depan atau forward linkage seperti properti hingga otomotif.

"Jadi kita lihat ke depannya ada peluang untuk pertumbuhan kredit bisa terus terjaga, bisa tumbuh di atas 11,71 persen pada akhir tahun ini. Tapi memang kondisinya kita lihat untuk pertumbuhan kredit masih akan relatif bertahap, progres untuk kenaikan pertumbuhannya," terangnya.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan likuiditas perbankan pada Agustus 2024 tetap memadai. Hal ini tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi sebesar 25,37 persen. 

Di sisi lain rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada Juli 2024 tergolong kuat yang tercatat tinggi sebesar 26,56 persen, sehingga mampu menyerap risiko dan mendukung pertumbuhan kredit.

Gubernur Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell

Photo :
  • Twitter.com/@federalreserve

Sedangkan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan pada Juli 2024 terjaga rendah, sebesar 2,27 persen (bruto) dan 0,79 persen (neto). 

"Ketahanan permodalan dan likuiditas perbankan juga ditopang oleh kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga, sebagaimana hasil stress test perbankan terkini," imbuhnya.

Di samping itu, pertumbuhan kredit pada Agustus 2024 tetap kuat mencapai 11,40 persen secara year on year (yoy). Perkembangan ini ditopang oleh sisi penawaran sejalan dengan minat penyaluran kredit yang terjaga, pendanaan yang memadai, realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, dan dukungan KLM Bank Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya