Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Ini 7 Fakta Jatuhnya Tupperware

Produk Tupperware
Sumber :
  • Tupperware

Jakarta, VIVA – Tupperware, produsen wadah penyimpanan makanan yang ikonik dan telah beroperasi selama 78 tahun, saat ini tengah menghadapi ancaman kebangkrutan. Perusahaan tersebut dikabarkan sedang mempersiapkan langkah untuk mengajukan pailit, meski rencana itu belum sepenuhnya final dan masih bisa berubah. 

Jasa Marga Jual Saham Tol Trans Jawa Senilai Rp 12,82 Triliun

Melansir dari BBC, Laurie Ann Goldman, Presiden dan CEO Tupperware Brands Corporation, perusahaan akan meminta izin pengadilan untuk memulai proses penjualan bisnis namun tetap beroperasi selama proses kebangkrutan.

Diketahui, kesulitan finansial yang dialami Tupperware sudah berlangsung cukup lama, lantaran penurunan penjualan yang terus-menerus. Tahun lalu, perusahaan sudah memberikan peringatan bahwa mereka mungkin akan bangkrut jika tidak mendapatkan pendanaan baru dengan segera. Meski telah berupaya menargetkan pasar yang lebih muda, Tupperware tampaknya masih kesulitan membendung laju penurunan tersebut.

Senator Akan Ajukan Undang-Undang untuk Blokir Penjualan Senjata AS ke Israel

Berikut ini fakta-fakta terkait Tupperware terancam bangkrut, seperti dirangkum pada Kamis, 19 September 2024:

1. Mengalami penurunan penjualan

Integrasi Sistem Akuntansi Mekari Jurnal dengan Teknologi AI untuk Efisiensi Bisnis

Tupperware telah berjuang selama bertahun-tahun untuk menghentikan penurunan penjualan produknya. Persaingan dari produsen lain yang menawarkan solusi penyimpanan makanan lebih modern dan dinamis, membuat posisi Tupperware di pasar semakin tertekan.

2. Sempat bidik target pasar yang lebih muda

Produk Tupperware

Photo :
  • Tupperware

Salah satu strategi yang diterapkan Tupperware untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka adalah dengan menargetkan konsumen yang lebih muda. Mereka mencoba memperkenalkan produk yang lebih sesuai dengan gaya hidup modern generasi muda. Namun sayangnya, upaya ini belum cukup berhasil.

3. Rencana kebangkrutan yang belum final

Tupperware kini tengah mempertimbangkan pengajuan pailit, meski rencana tersebut belum final dan bisa saja berubah. Proses ini membutuhkan izin pengadilan untuk memulai penjualan bisnis, tetapi perusahaan tetap berharap dapat terus beroperasi selama proses ini berlangsung.

4. Laurie Ann Goldman memimpin proses kebangkrutan

Laurie Ann Goldman, Presiden dan CEO Tupperware Brands Corporation, telah mengkonfirmasi bahwa Tupperware sedang dalam proses mempersiapkan langkah-langkah kebangkrutan. Di bawah kepemimpinannya, perusahaan berencana untuk tetap melayani pelanggan selama masa-masa sulit tersebut.

5. Harga saham terjun bebas

Ilustrasi Saham dan Reksadana

Photo :
  • pexels.com/energepic.com

Di tengah ramainya kabar kebangkrutan ini, harga saham Tupperware jatuh lebih dari 50 persen dalam satu minggu terakhir. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap masa depan perusahaan semakin menurun.

6. Kepemilikan saham yang tersebar

Saat ini, Tupperware bukan lagi dimiliki oleh individu tunggal atau keluarga pendirinya. Perusahaan ini telah dimiliki oleh berbagai institusi, dengan sekitar 23,46 persen saham dikuasai oleh lebih dari 82 lembaga. Hal ini menjadikan kepemilikan Tupperware semakin terfragmentasi.

7. Sejarah panjang tupperware

Tupperware pertama kali didirikan oleh Earl Silas Tupper, seorang ahli kimia yang menemukan metode pemurnian biji hitam polyethylene untuk membuat plastik yang fleksibel, kuat, dan aman. Produk-produk seperti Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler diluncurkan pada tahun 1946 dan sejak itu menjadi ikon tempat makan dan minum yang populer, termasuk di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya