Cara Investasi untuk Anak Muda dengan 5 Langkah: Yuk, Investasi!

Investasi untuk Anak Muda
Sumber :
  • fptshop.com

VIVA – Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan bahwa anak muda semakin tertarik untuk berinvestasi. Hingga akhir tahun 2020, tercatat 3,87 juta investor atau Single Investor Identification (SID) di pasar modal domestik, meningkat 56% dibandingkan dengan akhir tahun 2019.

Mengubah Waktu Online Menjadi Penghasilan Ini Tips untuk Generasi Muda

Dari jumlah tersebut, hampir separuhnya berusia di bawah 30 tahun, sementara 25% lainnya berada di rentang usia 31-40 tahun. Dengan demikian, 70% dari total investor di pasar modal Indonesia pada tahun 2020 adalah anak muda.

Meskipun begitu, masih banyak yang merasa bingung bagaimana memulai investasi, padahal ini adalah cara efektif untuk mengamankan masa depan finansial. Siap mengubah masa depan finansial Anda?

Arus Modal Asing Masuk RI Capai Rp 25,60 Triliun di Pekan Ketiga September 2024

Yuk, mulai investasi sekarang! Artikel ini akan memberikan panduan praktis untuk memulai, dari pemahaman dasar hingga pemilihan instrumen yang tepat.

Keuntungan Berinvestasi Dibandingkan Menabung

Saham vs Reksa Dana? Pilih yang Terbaik untuk Keuntungan Optimal

Sebelum melangkah lebih jauh ke tips investasi, penting untuk memahami mengapa investasi lebih menguntungkan daripada menabung. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kamu harus mempertimbangkan investasi daripada hanya menaruh uangmu di bank:

1. Potensi Keuntungan Lebih Besar
Bunga tabungan di bank biasanya sangat rendah, sering kali kurang dari 2% per tahun. Sementara itu, instrumen investasi seperti saham atau reksa dana dapat memberikan return yang jauh lebih tinggi. Misalnya, pasar saham bisa memberikan rata-rata imbal hasil 6%-15% per tahun, tergantung dari kondisi pasar dan keputusan investasimu.

2. Melawan Inflasi
Inflasi mengurangi daya beli uangmu. Jika kamu menabung dengan bunga rendah, nilainya bisa terus tergerus. Sebaliknya, investasi memberikan kesempatan untuk mendapatkan return yang melebihi tingkat inflasi, menjaga agar nilai uangmu tetap berkembang.

3. Asetmu Bekerja untuk Kamu
Investasi memungkinkan uangmu bekerja untukmu melalui efek compounding (bunga majemuk). Dalam jangka panjang, keuntungan dari investasi bisa berkembang lebih besar dibandingkan hanya menabung, terutama jika kamu memulai sejak muda.

Alasan Anak Muda Harus Mulai Berinvestasi

Sebagai anak muda, ada beberapa alasan kuat mengapa kamu harus mulai berinvestasi sekarang juga. Berikut adalah beberapa alasan utamanya:

1. Manfaat Waktu dan Compounding
Semakin awal kamu berinvestasi, semakin banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari bunga majemuk. Dalam investasi, waktu adalah sekutu terbaikmu. Dengan memulai investasi di usia muda, hasilnya akan jauh lebih besar dibandingkan jika kamu mulai di usia yang lebih tua.

2. Lebih Berani Mengambil Risiko
Di usia muda, kamu memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk mengambil risiko. Ini berarti kamu bisa memilih investasi yang lebih agresif seperti saham, yang memiliki potensi keuntungan lebih tinggi, tetapi juga risiko yang lebih besar.

3. Membangun Kebiasaan Finansial yang Baik
Berinvestasi membantu kamu mengembangkan kebiasaan keuangan yang baik. Dengan mengelola uang sejak dini, kamu belajar disiplin, mengatur anggaran, dan merencanakan masa depan dengan lebih matang.

Cara Investasi untuk Anak Muda dalam 5 Langkah

Jika kamu siap untuk mulai berinvestasi, berikut adalah 5 langkah mudah yang bisa kamu ikuti untuk memulai perjalanan investasimu:

1. Tentukan Tujuan Finansial
Langkah pertama dalam memulai investasi adalah mengetahui tujuan finansial yang ingin kamu capai. Apakah kamu ingin menabung untuk dana pensiun, membeli rumah, melanjutkan pendidikan, atau memulai bisnis? Menentukan tujuan ini akan membantu kamu memilih instrumen investasi yang tepat. Misalnya, jika tujuanmu adalah jangka panjang (lebih dari 10 tahun), kamu bisa mempertimbangkan investasi saham atau reksa dana saham yang cenderung memberikan return lebih tinggi.

Contoh Tujuan Investasi:

  1. Jangka Pendek (1-3 tahun): Menabung untuk liburan atau membeli gadget.
  2. Jangka Menengah (3-5 tahun): Menyiapkan uang muka rumah atau biaya pendidikan.
  3. Jangka Panjang (5-10 tahun ke atas): Dana pensiun atau investasi untuk masa depan.

.Dengan memiliki tujuan yang jelas, kamu akan lebih fokus dan tidak mudah tergoda untuk menarik uang dari investasi saat pasar berfluktuasi

2.Pahami Profil Risiko

Setiap orang memiliki profil risiko yang berbeda-beda. Profil risiko ini mencerminkan seberapa besar toleransimu terhadap potensi kerugian dalam investasi. Secara umum, ada tiga jenis profil risiko:

  1. Konservatif: Tipe ini lebih menyukai keamanan dan menghindari risiko. Cocok untuk kamu yang ingin menjaga modal tetap aman, meskipun return yang dihasilkan lebih rendah.
  2. Moderat: Investor moderat berani mengambil risiko sedikit lebih besar untuk mendapatkan return yang lebih tinggi, namun tetap dengan kehati-hatian.
  3. Agresif: Tipe ini bersedia mengambil risiko tinggi untuk potensi keuntungan besar. Biasanya cocok untuk investasi jangka panjang seperti saham.

Mengetahui profil risikomu akan membantu memilih instrumen investasi yang sesuai, apakah itu reksa dana pasar uang (untuk konservatif), obligasi (untuk moderat), atau saham (untuk agresif).

3. Mulai dengan Nominal Kecil
Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan adalah berpikir bahwa investasi memerlukan modal besar. Faktanya, kamu bisa memulai investasi dengan modal kecil, bahkan mulai dari Rp 100.000. Saat ini, banyak platform investasi online yang memungkinkan kamu untuk berinvestasi dengan modal kecil dan secara bertahap menambah investasi sesuai kemampuan.

Beberapa instrumen yang memungkinkan kamu memulai dengan nominal kecil adalah reksa dana dan peer-to-peer lending (P2P lending). Kamu bisa mencoba investasi ini sambil belajar dan memahami cara kerja pasar sebelum menambah jumlah investasimu.

4. Diversifikasi Portofolio
Salah satu prinsip terpenting dalam investasi adalah diversifikasi. Diversifikasi berarti menyebar investasi ke berbagai jenis aset untuk mengurangi risiko. Dengan diversifikasi, kamu bisa melindungi portofoliomu jika salah satu instrumen mengalami kerugian.

Sebagai contoh, jika kamu menaruh semua uangmu di saham dan pasar saham mengalami penurunan, seluruh portofoliomu akan terkena dampaknya. Namun, jika kamu juga berinvestasi di reksa dana, obligasi, atau emas, kerugian di satu instrumen bisa diimbangi oleh keuntungan di instrumen lainnya.

Untuk pemula, kamu bisa memulai dengan kombinasi instrumen seperti:

  • Saham: Potensi keuntungan besar, tapi risikonya juga tinggi.
  • Reksa Dana: Instrumen yang dikelola oleh manajer investasi, cocok untuk pemula yang ingin diversifikasi otomatis.
  • Obligasi: Investasi yang lebih stabil dan cocok untuk jangka menengah hingga panjang.
  • Emas: Investasi jangka panjang yang bisa melindungi nilai saat inflasi tinggi.

5. Konsisten dan Sabar
Kunci sukses dalam investasi adalah konsistensi dan kesabaran. Investasi bukan cara cepat kaya, melainkan proses jangka panjang. Kamu perlu terus menyisihkan sebagian penghasilan untuk diinvestasikan secara rutin, misalnya setiap bulan.

Selain itu, kamu juga harus bersabar dan tidak mudah panik saat pasar berfluktuasi. Fluktuasi harga adalah hal yang wajar dalam investasi, terutama di pasar saham. Yang penting adalah tetap berfokus pada tujuan jangka panjang dan tidak terburu-buru menarik dana saat pasar sedang turun.

Jenis Investasi yang Cocok untuk Anak Muda

Sebagai anak muda atau pemula dalam dunia investasi, berikut beberapa instrumen investasi yang bisa kamu pertimbangkan:

1. Reksa Dana

Reksa dana adalah salah satu instrumen yang paling direkomendasikan untuk pemula karena dikelola oleh manajer investasi profesional. Kamu hanya perlu memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu, seperti reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, atau saham.

2. Saham

Saham cocok untuk anak muda yang berani mengambil risiko. Meskipun fluktuasi harganya bisa tajam, saham memiliki potensi keuntungan yang tinggi dalam jangka panjang. Namun, pastikan kamu memahami dasar-dasar investasi saham sebelum mulai terjun.

3. Obligasi

Obligasi adalah instrumen yang lebih aman dibandingkan saham. Di sini, kamu meminjamkan uang kepada pemerintah atau perusahaan dengan imbal hasil yang lebih stabil. Obligasi cocok untuk kamu yang ingin investasi jangka menengah hingga panjang dengan risiko yang lebih rendah.

4. Emas

Emas adalah investasi yang stabil dan sering digunakan sebagai pelindung nilai saat inflasi tinggi. Emas cocok untuk kamu yang ingin investasi jangka panjang dengan risiko yang lebih rendah, meskipun imbal hasilnya tidak sebesar saham.

5. Peer-to-Peer Lending

Peer-to-peer lending (P2P lending) memungkinkan kamu meminjamkan uang kepada individu atau bisnis kecil melalui platform online. Return-nya berasal dari bunga pinjaman, dan ini bisa menjadi alternatif menarik untuk anak muda yang ingin mendapatkan keuntungan lebih tinggi daripada menabung.

Investasi bukan hanya untuk orang yang sudah berpenghasilan tinggi, tetapi juga untuk anak muda yang ingin membangun masa depan finansial yang lebih baik. Dengan mengikuti 5 langkah sederhana di atas, kamu bisa memulai perjalanan investasimu hari ini dan menikmati manfaatnya di masa depan.

Mulai investasimu sekarang! Pilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan finansialmu. Jika masih ragu, banyak platform investasi yang menyediakan panduan untuk pemula. Ingat, semakin awal kamu memulai, semakin besar keuntungan yang bisa kamu dapatkan.

 

Ilustrasi uang

Pertumbuhan Uang Beredar Agustus 2024 Turun, BI Ungkap Penyebabnya

Bank Indonesia (BI) mencatat, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2024 sebesar Rp 8.973,7 triliun.

img_title
VIVA.co.id
23 September 2024