Kepada Media Asing, Anindya Bakrie Tegaskan Kadin Siap Dukung Pemerintahan Prabowo

Anindya Bakrie saat sesi wawancara khusus dengan stasiun televisi CNBC di Singapura
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie menegaskan kesiapan Kadin Indonesia dalam mendukung berbagai program dari Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam masa pemerintahannya mendatang.

Industri Serap 43% Kebutuhan Listrik, Kadin Dorong Kemitraan Swasta dalam RUKN 2024-2060

Terlebih, hal baik dari pemerintahan Prabowo merupakan keberlanjutan dari program-program yang telah dijalankan oleh Presiden Jokowi. Dalam 10 tahun terakhir, Presiden Jokowi diketahui telah mampu menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,5 persen.

"Tapi saya pikir apa yang akan dilakukan Pak Prabowo sebagai presiden adalah fokus pada reformasi struktural. Dia juga akan fokus pada infrastruktur digital, dan yang ketiga adalah dalam hal transisi energi yang tidak hanya baik tetapi juga berkeadilan," kata Anindya dalam sesi wawancara khusus dengan stasiun televisi CNBC International di Singapura, Rabu, 18 September 2024.

Kadin Prioritizes Worker Welfare Inline Government Growth Targets

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, dalam sesi wawancara khusus dengan stasiun televisi CNBC di Singapura, Rabu, 18 September 2024 (Istimewa)

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Selain itu, di masa pemerintahan Prabowo nanti, Anindya menjelaskan bahwa Indonesia juga ingin meningkatkan PDB per kapita untuk semua lapisan masyarakat, serta mendongkrak rantai nilai dengan nilai tambah dalam perekonomian yang jauh lebih besar dari sebelumnya.

Kadin dan Kemenaker Bakal Bentuk Task Force Bahas UU Ketenagakerjaan Baru

Anindya menegaskan, sebagai perusahaan rintisan yang telah berusia 82 tahun, Bakrie Group dan jutaan perusahaan lainnya di Tanah Air sangat bersemangat untuk menyambut berjalannya pemerintahan Prabowo Subianto tersebut.

"Kami menantikan pemerintahan Pak Prabowo, karena salah satu fokusnya adalah hilirisasi (sumber daya) mineral-mineral penting," ujarnya.

Dia menjelaskan, sebagai sebuah negara besar, Indonesia diberkahi dengan mineral-mineral penting di bawah tanah baik itu nikel, tembaga, dan timah, yang termasuk dalam urutan lima besar di dunia. Sementara di atas tanah, Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) hingga 500 Gigawatt (GW), dari pemanfaatan sejumlah sumber daya alam seperti misalnya panas bumi, hidro, dan lain sebagainya.

Hal itu, menurut Anindya masih ditambah dengan bermacam keanekaragaman hayati yang harus dilindungi, yang suatu hari nanti dapat dimanfaatkan untuk memacu pertumbuhan dalam hal pendanaan dari upaya-upaya industrialisasi tersebut.

"Jadi, ketika kita berbicara tentang cara mengolah nikel menjadi bahan baterai untuk mendorong elektrifikasi transportasi Indonesia, itu hanyalah salah satu contoh dari apa yang dapat kita lakukan sebagai sebuah negara," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya