Menerawang Seberapa Besar The Fed Pangkas Suku Bunga
- ANTARA/REUTERS/Elizabeth Frantz
Amerika Serikat, VIVA – Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini menghadirkan suasana misteri yang tak biasa. Ekonom menilai The Fed akan terpecah menjadi dua kubu dan rapat diwarnai perang pendapat antar anggota.
Pasar telah memutuskan secara kolektif bahwa Federal Reserve AS (The Fed) akan menurunkan suku bunga pada bulan September ini. Meskipun begitu, ada perdebatan sengit mengenai sejauh mana Jerome Powell akan bertindak.
Apakah menerapkan pengurangan suku bunga tradisional seperempat poin persentase atau 25 basis poin. Atau, akankah The Fed mengambil langkah pertama yang agresif dengan memangkas 50 basis poin untuk pertama kalinya.
Hingga akhir pekan lalu, pelaku pasar mengunci pilihan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Kemudian pada hari Jumat, sentimen tiba-tiba berubah dengan setengah poin sebagai taruhannya.
Akhir-akhir ini, mayoritas pedagang dana berjangka meramal peluang The Fed menurunkan yang lebih besar sebesar 63 persen. Hal ini menunjukkan tingkat keyakinan lebih tinggi daripada pertemuan The Fed sebelumnya.
Mantan Presiden Dallas, Fed Robert Kaplan, memprediksi perdebatan di dalam ruang rapat FOMC seharusnya menarik. Di mana para anggota diperkirakan akan terpecah yang umumnya mereka memberikan suara serempak.
“Dugaan saya, mereka terpecah,” ujarnya.
Kaplan membeberkan akan ada beberapa orang di sekitar meja perundingan yang ingin bangkit dan lebih suka tidak menghabiskan musim gugur dengan mengejar ekonomi. Sementara kubu lain yang memandang dari sudut manajemen risiko berasumsi ingin lebih berhati-hati.
“Bagi The Fed, ini merupakan pengambilan keputusan penuh risiko. Jika memangkas sebesar 50 poin berpotensi memicu kembali tekanan inflasi sementara apabila menurunkan 25 poin berpeluang terjadi resesi," jelas Kepala Strategi Global Principal Asset Management, Seema Shah, dikutup dari CNBC pada Rabu, 18 September 2024.
Shah menambahkan The Fed akan lebih berhati-hati untuk bersikap reaktif daripada proaktif terhadap risiko resesi. Hal ini usai Jerome Powell mendapat kritis karena lambat dalam menanggapi krisis inflasi AS.
Di samping itu, Ekonom AS Tom Simons mengatakan The Fed harus bergerak cepat jika tidak ingin menanggung risiko yang lebih buruk. Namun, Simons memperingatkan agar para pejabat harus yakin, jika tidak maka jangan terburu-buru memangkas suku bunga.
"Pengalaman pengetatan, meskipun tampaknya berhasil, tidak berjalan persis seperti yang mereka kira, jadi pelonggaran harus dilihat dengan ketidakpastian yang sama," ucap Simons.
Kepala ekonom Moody’s Analytics, Mark Zandi, menduga The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Namun, ia berharap Powell akan menurunkan hingga 50 basis poin.
“Harapan saya adalah 50 karena menurut saya suku bunga terlalu tinggi. The Fed telah telah mencapai mandat di mana lapangan kerja penuh dan inflasi kembali pada target," kata Zandi.
Zandi juga mengatakan target suku bunga dana sekitar lima setengah persen saat ini sudah tidak sesuai. Hal inilah yang menjadi alasan Zandi agar The perlu menormalkan tingkat suku bunga dengan cepat sehingga memiliki banyak ruang untuk kelonggaran pertumbuhan ekonomi.