Bursa Asia Bervariasi usai China Rilis Data Ekonomi Tidak Sesuai Ekspektasi
Asia, VIVA – Bursa Asia bergerak beragam saat pembukaan pasar pada Senin (16/9/2024) pagi. Investor kecewa terhadap serangkaian data ekonomi yang dirili China pada akhir pekan lalu.
China melaporkan data-data ekonomi atas pencapaian selama bulan Agustus. Mencakup hasil produksi pabrik, penjualan ritel dan total investasi. Angka-angka dinilai mengkhawatirkan karena tidak dapat memenuhi ekspektasi pasar.
Di samping itu, tingkat pengangguran di daerah kota di China juga melesat ke level tertinggi selama enam bulan terakhir. Harga properti rumah tahun ke tahun (yoy) merosot tajam sehingga menjadi penurunan tercepat selama kurun waktu sembilan tahun.
Dikutip CNBC, respons kekecewaan investor terhadap laporan ekonomi China diprediksi terlihat langsung terhadap pasar saham di Hong Kong. Sentimen negatif itu membuat indeks Hang Seng Hong Kong merosot dari 17.369,09 menjadi 17.348.
Negara Tirai Bambu juga diterpa topan Bebinca yang mengakibatkan pembatalan ratusan penerbangan di China dan Shanghai. Ini menjadi yang terkuat setelah tahun 1949.
Beberapa pasar di kawasan Asia libur. Pasar saham di China dan Korea Selatan tutup dalam rangka perayaan Pertengahan Musim Gugur. Pasar Jepang juga libur untuk memperingati Hari Penghormatan terhadap lansia.
Data ekonomi China dan reaksi para investor membuat indeks di kawasan bergerak bervariasi. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,44 persen.
Indeks Nikkei 225 Jepang terpantau turun 0,68 persen pada penutupan terakhirnya. Begitu juga dengan indeks Kopsi merosot 0,88 persen.
Sedangkan di Wall Street, tiga indeks mengakhiri bursa dengan bertengger di zona hijau. S&P 500 dan Nasdaq Composite sukses naik dan mencatat pekan terbaik selama tahun 2024.
Indeks S&P 500 melesat 0,54 persen dan ditutup pada level 5.626,02. Nasdaq Composite menguat 0,65 persen menjadi 17.683,98. Dow Jones Industrial Average ditutup pada level 41.393,78 usai melonjak 0,72 persen.