Bursa Asia Loyo saat Wall Street Perkasa Jelang Laporan Inflasi AS
- Pixabay
Asia, VIVA – Bursa Asia-pasifik membuka pasar pada Rabu pagi, 11 September 2024 dengan posisi lebih rendah. Sementara, Wall Street tampak kinclong menjelang rilis data inflasi AS bulan Juli.
Investor di Asia sedang mencermati data ekonomi utama Jepang dan Korea Selatan. Korea Selatan melaporkan tingkat pengangguran turun menjadi 2,4 persen pada bulan Agustus. Menurut lembaga Statistik Korea, Angka ini menjadi level terendah sejak tahun 1999.Â
Dikutip dari CNBC, jajak pendapat terhadap ekonomi yang melacak sentimen bisnis di Jepang, menunjukkan kepercayaan bisnis pada produsen besar turun dari 10 menjadi 4 pada bulan September. Sentimen untuk non-produsen turun selama tiga bulan berturut-turut dari 24 ke 23.
Dua calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Kamala Harris, akan bertemu untuk pertama kalinya dalam debat presiden. Satu-satunya pertemuan mereka menjelang pemilihan presiden AS pada bulan November.
Pada Rabu (11/9/2024), bursa menunjukkan pergerakan perdagangan loyo. Indeks S&P/ASX 200 Australia berada pada level 8.014. Angka tersebut lebih rendah dari penutupan terakhirnya di level 8.011,9.Â
Nikkei 225 Jepang juga pembukaan pasar yang lebih rendah. Kontrak berjangka di Chicago pada 36.110 dan kontrak sejenis di Osaka pada 36.100. Sementara posisi saat penutupan di level 36.150.
Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada pada level 17.072. Nilai tersebut juga lebih rendah dari penutupan terakhir HSI pada level 17.190
Sementara di Wall Street justru lebih agresif di mana saham berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan pada Selasa. Dua dari tiga indeks utama AS berakhir di zona hijau imbas para investor bertaruh bahwa pemangkasan suku bunga yang sangat dinanti-nantikan pada pertemuan Federal Reserve bulan September akan meredakan kekhawatiran atas melemahnya ekonomi.
Indeks S&P 500 melesat 0,45 persen. Nasdaq Composite  melonjak 0,84 persen. Sedangkan Dow Jones Industrial Average harus tergelincir 0,23 persen.