Pertamina Ungkap ESG Kini Jadi Syarat Kerja Sama dalam Bisnis Global

Senior Vice President (SVP) of Business Development PT Pertamina (Persero), Wisnu Medan Santoso, saat ditemui di Sarinah, Thamrin, Jakarta, Selasa, 10 September 2024
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Dalam dunia bisnis energi global saat ini, aspek sustainability dan upaya menuju Net-Zero Emission (NZE), bukan lagi hanya menjadi formalitas belaka. Senior Vice President (SVP) of Business Development PT Pertamina (Persero), Wisnu Medan Santoso menegaskan, aspek enviromental, social, and governance (ESG) sudah kerap dijadikan syarat bagi para investor atau pelaku usaha di bidang energi global, apabila mereka ingin menjalin kerja sama dengan pihak manapun.

Gugatan Korban Kebakaran Plumpang Dikabulkan, Pertamina Diminta Bayar Ganti Rugi Rp 23,1 M

"Kalau kita bicara sustainability, NZE, itu bukan lagi lip service, ini benar-benar (diperlukan). Karena ketika kita mau ketemu lenders atau calon investor, biasanya kita diwawancarai dulu oleh mereka, kira-kira roadmap kamu menuju ESG itu seperti apa," kata Wisnu dalam diskusi di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 10 September 2024.

Environmental, Social, and Governance (ESG).

Photo :
  • Traliant
Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050

Dia menegaskan, penerapan aspek ESG yang baik saat ini sudah dianggap sebagai bagian dari kredibilitas suatu pihak, dalam upaya mereka untuk ikut menanggulangi isu kerusakan lingkungan.

"Dan itu mereka taruh sebagai hikmat, bahwa ketika perusahaan ingin berurusan dengan itu, maka mereka harus memiliki aspek ESG yang baik," kata Wisnu.

Tegas Terapkan Prinsip ESG, Bank Mandiri Masuk Peringkat Majalah TIME

Karenanya, Wisnu menegaskan bahwa aspek sustainability itu juga telah menjadi salah satu bagian, dari konsep trilema energi yang kini gencar diusung oleh Pertamina.

Hal itu selain aspek keseimbangan energi lainnya yakni energy security dan energy affordability yang juga turut melengkapi aspek sustainability sebagai trilema energi yang diusung oleh Pertamina tersebut.

"Jadi kita harus seimbang di antara tiga aspek ini, trilema energy. Kita harus seimbangkan sustainability, energy security, dan energy affordability. Jadi selain energy harus secure dalam artian ada ketika dibutuhkan, energy ini juga harus bisa dibeli oleh rakyat kita, karena affordability atau keterjangkauan itu juga jadi isu," ujarnya.

Ketua Grup Kerjasama Bilateral RI-Uzbekistan Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas (tengah).

Temui Parlemen Uzbekistan, Ibas Dorong Penguatan Kerja Sama: Kita Siap Kolaborasi

Ibas merupakan Anggota DPR yang juga pimpinan Grup Kerja sama Bilateral Indonesia (GKSB).

img_title
VIVA.co.id
15 September 2024