Kinerja Penjualan Eceran Agustus Naik, Terdorong Kelompok Budaya dan Rekreasi

Penjualan eceran di Bali meningkat
Sumber :
  • VIVA.co.id/Maha Liarosh (Bali)

Jakarta, VIVA - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, kinerja penjualan eceran pada Agustus 2024 diprakirakan meningkat. Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2024 yang diprakirakan mencapai 215,9 atau tumbuh 5,8 persen secara year on year (yoy). 

Bank Indonesia Ungkap 7.500 Rekening Bank yang Terkait Judi Online Telah Dibekukan

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, meningkatnya penjualan eceran didorong oleh mayoritas kelompok barang budaya dan rekreasi, diikuti bahan bakar kendaraan bermotor dan subkelompok sandang. 

"Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2024 yang diprakirakan mencapai 215,9 atau tumbuh 5,8 persen yoy," ujar Erwin dalam keterangannya Selasa, 10 September 2024.

Bagaimana Ketidakpastian Geopolitik Mempengaruhi Kebijakan Suku Bunga Indonesia? Pahami Disini!

Taman Rekreasi Selecta, di Kota Batu

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya

Erwin menjelaskan, secara bulanan penjualan eceran diprakirakan meningkat 1,6 persen secara month to month (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi 7,2 persen mtm. 

Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal III-2024 Surplus US$5,9 Miliar

"Peningkatan kinerja penjualan eceran tersebut diprakirakan terutama terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, peralatan informasi dan komunikasi, serta perlengkapan rumah tangga lainnya didorong oleh peningkatan permintaan saat event HUT RI didukung penerapan strategi potongan harga oleh retailer," jelasnya. 

Adapun pada Juli 2024, IPR secara tahunan mencatat peningkatan. IPR tercatat 212,4 atau tumbuh sebesar 4,5 persen secara yoy dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta subkelompok sandang, sementara penjualan kelompok suku cadang dan aksesori serta bahan bakar kendaraan bermotor tercatat tetap tumbuh. 

Secara bulanan, penjualan eceran mengalami kontraksi 7,2 persen secara mtm  disebabkan oleh normalisasi permintaan pasca-HBKN Idul Adha. Beberapa kelompok yang masih tumbuh dan menahan penurunan kinerja penjualan eceran yang lebih dalam, yaitu subkelompok sandang dan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, sementara kelompok barang budaya dan rekreasi tercatat tumbuh meski melambat.

Dari sisi harga, tekanan inflasi 3 dan 6 bulan yang akan datang, yaitu pada Oktober 2024 dan Januari 2025 diprakirakan meningkat. 

"Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Oktober 2024 dan Januari 2025 yang tercatat masing-masing sebesar 141,3 dan 166,7, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 134,5 dan 161,0 sejalan dengan pola historis 3 tahun terakhir," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya