Milenial dan Gen Z Terjebak Kredit Macet, Begini Dampaknya
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Jakarta, VIVA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, generasi milenial dan gen Z, yang berusia antara 19 hingga 34 tahun, berkontribusi signifikan terhadap kredit macet dalam pinjaman online (fintech P2P lending).
Data menunjukkan, pada Juli 2024, kelompok ini menyumbang 37,17 persen dari total kredit bermasalah, dengan tingkat wanprestasi (gagal bayar) selama 90 hari atau lebih.
Perlu diketahui, kredit macet atau gagal bayar terjadi ketika debitur tidak mampu memenuhi kewajiban cicilan mereka dengan tepat waktu. Hal ini menyebabkan keterlambatan pembayaran yang berkepanjangan dan bisa memberikan dampak serius.
Dampak tersebut, tidak hanya bagi individu, tetapi juga bagi penyedia layanan keuangan. Bahkan, dampaknya dapat dirasakan ke berbagai sektor ekonomi lainnya. Mengutip dari situs Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), ada beberapa dampak kredit macet. Apa saja?
Dampak Kredit Macet
1. Diblacklist oleh SLIK OJK
Salah satu dampak bagi debitur yang gagal membayar pinjaman adalah, mereka akan tercatat di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK. Riwayat buruk ini akan membuat mereka sulit untuk mengajukan pinjaman di masa depan, baik dari bank maupun fintech lainnya.
2. Kehilangan Kesempatan Pinjaman di Masa Depan
Seperti disebutkan tadi, debitur dengan riwayat kredit buruk akan mengalami kesulitan mendapatkan akses ke produk keuangan lainnya. Mulai dari kartu kredit, KPR, hingga pinjaman usaha.
3. Kreditur Kehilangan Dana
Penyedia pinjaman, atau kreditur, akan mengalami kerugian akibat dana yang tidak kembali. Hal ini dapat memengaruhi kelanjutan usaha mereka dan bahkan menghambat ekspansi bisnis.
4. Mengganggu Perekonomian Nasional
Tak dapat disepelekan, kredit macet dalam jumlah yang besar, dapat memengaruhi stabilitas ekonomi. Jika banyak debitur yang gagal bayar, kreditur akan cenderung menekan pengajuan kredit dan mengurangi penyaluran dana, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
5. Meningkatnya Suku Bunga
Demi menutupi kerugian akibat kredit macet, penyedia pinjaman kemungkinan dapat menaikkan suku bunga. Ini membuat pinjaman menjadi lebih mahal dan semakin memberatkan debitur baru.