Dihadiri Menteri Sandiaga dan Rosan, Pengusaha Muda Ini Luncurkan Brand Furniture Target Global

Menteri Investasi Rosan Roeslani dan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno
Sumber :
  • istimewa

Jakarta, VIVA – Kondisi global yang tidak stabil berpengaruh pada aktivitas ekonomi yang juga ikut melemah. Sebab permintaan mengalami pelemahan, juga karena peperangan. Tapi industri furniture masih menyumbang nilai ekspor Rp 16 triliun. Serta mendukung kegiatan industri pariwisata.

Perekonomian Global Masih Stagnan, OJK Waspadai Dampaknya ke Perbankan RI

Peningkatan pesat diprediksi dialami industri furniture hingga mencapai USD 51,02 miliar dolar AS di 2024. Permintaan terhadap furnitur ramah lingkungan diperkirakan mencapai USD 51,02 miliar dolar AS atau menyentuh angka 8,6 persen secara global. 

Untuk itu, dibentuknya brand CHAS (Indonesia Hand-carved Wooden Furniture), didorong bisa berkontribusi untuk mendorong industri furniture menjadi unggulan di Indonesia. Melihat industri ini pertumbuhannya relative tinggi sehingga peluang besarnya adalah harus inovasi. Pendiri CHAS adalah Icha Mushonnif dan Sona Maesana. 

Meneropong Masa Depan Pasar Komoditas Indonesia di Situasi Global Tak Menentu, Investor Harus Apa?

"CHAS ini sudah berdiri pada tahun 1990 oleh Ibu Noor Chasanah, seorang pecinta perabot kayu klasik, dari Jepara. Baginya, perabot kayu dengan desain dan ukiran klasik adalah sebuah seni yang tidak ternilai, tidak hanya dari sisi fungsional tetapi juga untuk dinikmati secara visual menjadi suatu bentuk terapi tersendiri yang memberikan kedamaian," ujar Sona, dikutip Minggu 8 September 2024, dalam acara Launching CHAS di daerah Jakarta Selatan. 

Hadir juga Menteri Investasi Rosan Roeslani, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sandiaga Uno, dan sejumlah tokoh lainnya. 

Rosan Ungkap Pesan Prabowo ke Pengusaha AS yang Minat Investasi di Indonesia

Jelas Sona, bahwa nilai ekspor mebel dan kerajinan di Indonesia melemah 28 persen di Januari-September 2023 dibandingkan 2022 dari USD 2,5 miliar dolar AS menjadi USD 1,8 miliar dolar AS.

"Penurunan pada sektor mebel sebesar 30,63 persen dan sektor kerajinan 20,59 persen. Untuk sektor mebel, kontribusi terbesar didominasi oleh produk furnitur kayu 57,31 persen, dan inilah menjadi kekuatan CHAS unuk meningkatkan bahan baku kayu ini menjadi nilai ekonomi yang tinggi," ujar Sona. 

Dia menyebut, CHAS adalah karya anak bangsa. Maka pihaknya ingin agar tembus ke pasar global tidak sekedar di dalam negeri. Tentu saja kata dia, dengan keunikan dan kualitas yang bagus.

CHAS merupakan manufaktur perabot kayu berstandar kualitas dunia dengan desain klasik, dibalut hasil ukiran tangan pengrajin Indonesia. Pemaduan melalui desain klasik, berbagai macam pilihan kayu solid sebagai pilihan utama, dan material premium, disempurnakan dengan sentuhan akhir yang detail dan optimal menghasilkan sebuah karya seni yang bernilai.

"Di era modern saat ini, industri furnitur tidak hanya menjadi simbol kenyamanan dan keindahan dalam rumah, tetapi juga menjadi cerminan dari komitmen kita terhadap lingkungan. kita mempunyai kekayaan alam yang berlimpah yang tersebar di 17 ribu pulau terutama terkait bahan baku furnitur," kata Sona. 

Sehingga menurutnya, perlu dimanfaatkan dan dikembangkan. Dengan begitu, setidaknya bisa berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya