Pacu Dekarbonisasi, IFC Kucurkan Investasi US$ 60 Juta ke Produsen Baja RI

[dok. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP)]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA - International Finance Corporation (IFC) mengucurkan investasi senilai US$ 60 juta, kepada salah satu emiten produsen baja rendah karbon asal Indonesia yakni PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP). IFC merupakan lembaga keuangan internasional, yang merupakan bagian dari Kelompok Bank Dunia.

Hadiri Pertemuan dengan Menko Airlangga, Sekjen OECD: Keanggotaan Indonesia pada OECD Mendukung Visi Indonesia Emas 2045

Chairman of Executive Committee GGRP, Kimin Tanoto mengatakan, dana segar itu akan dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi baja rendah karbon.

"Pembiayaan ini akan membantu perusahaan meningkatkan produksi baja rendah karbon berkualitas tinggi di pabrik seluas 200 hektar di Jawa Barat. Pabrik ini akan menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata global," kata Kimin dalam keterangannya, Minggu, 8 September 2024.

Manfaatkan Investasi Hasil Kunjungan Kerja ke Berbagai Negara, Pemerintah Kejar Pembangunan KEK dan PSN

Penandatanganan perjanjian pembiayaan antara GGRP dengan IFC itu, merupakan investasi anggota Bank Dunia Grup yang pertama di sektor baja Asia selama lebih dari satu dekade.

Permintaan baja global diperkirakan meningkat 30 persen pada tahun 2050, dan sebagian besar berasal dari peningkatan tersebut akan dipenuhi oleh Asia. Kimin menambahkan, produksi baja Indonesia telah meningkat lebih dari 90 persen sejak 2019, dan diperkirakan akan terus meningkat tahun ini.

Siapkan Investasi Rp 267 Triliun hingga 2029, MIND ID Kerek Target Pendapatan Tahunan

"Investasi IFC di GRP datang pada waktu yang tepat, seiring dengan ambisi Indonesia untuk menjadi produsen baja global dan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060. Investasi ini juga membantu GRP mencapai target mereka untuk emisi nol bersih pada tahun 2050," ujarnya.

Menurutnya, industri baja adalah salah satu penyumbang terbesar terhadap krisis iklim global, dan bertanggung jawab atas 8 persen emisi gas rumah kaca dunia.

"Apabila tidak ditangani, sektor ini bisa menghabiskan seperempat dari anggaran karbon dunia untuk menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celcius pada tahun 2050," ujarnya.

Diketahui, selain pinjaman ini, IFC juga telah menandatangani Advisory Engagement Letter dengan GGRP, untuk membantu mengembangkan dan menerapkan strategi dekarbonisasi guna mendukung upaya GRP mengurangi emisi gas rumah kaca yang sejalan dengan standar internasional.

Dukungan ini mencakup menjajaki berbagai opsi pendanaan, untuk mendukung keputusan GRP menonaktifkan Blast Furnace yang baru dibangun namun belum pernah dioperasikan. Serta, meningkatkan efisiensi energi teknologi EAF dan menilai opsi dan teknologi proses hilir yang baru.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya