Penuhi Target Energi Hijau, Luhut Pastikan RI Tambah 21 Gigawatt EBT di Sektor Kelistrikan
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mendongkrak bauran energi baru terbarukan (EBT) di Tanah Air.
Salah satu upayanya yakni melalui penambahan kapasitas EBT sebesar 62 Gigawatt (GW), yang akan dituangkan dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hingga 2040 mendatang.
"Presiden akan mengumumkan RUPTL, yaitu 62 GW energi terbarukan hingga tahun 2040 mendatang," kata Luhut saat ditemui di acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis, 5 September 2024.
Dengan adanya rencana tersebut, Luhut menegaskan bahwa Indonesia akan melakukan penambahan kapasitas EBT sebesar 21 GW hingga menjadi 62 GW. Jumlah itu lebih besar dibandingkan dengan RUPTL periode 2021-2030, dengan komitmen penambahan EBT hingga sebesar 41 GW.
Dia mengaku, penambahan komitmen dalam pengembangan EBT itu merupakan inisiatif pemerintah, demi melindungi lingkungan dalam upaya mengatasi masalah perubahan iklim.
"Sekaligus mempertahankan hak Indonesia untuk tetap tumbuh dan berkembang secara ekonomi," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah mencanangkan target pengembangan EBT sebesar 18,7 GW hingga 2030, sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Hijau PLN.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, mengatakan, total pengembangan sektor ketenagalistrikan dalam dokumen RUPTL Hijau 2021-2030 PLN mencapai sekitar 41GW. Dari jumlah tersebut, sebanyak 21 GW atau 52 persen proyek merupakan pembangkit EBT. Â
"Telah ada 12 GW proyek pembangkit yang telah selesai, sedangkan sisanya sebesar 18,7 GW proyek masih dalam tahap perencanaan," ujarnya.