Kenang Sosok Faisal Basri, Eks Menkeu: di Tangannya, Ketidakadilan Menemukan Musuhnya
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyebut, sosok Faisal Basri merupakan lentera bagi perubahan. Sebab di tangan Faisal Basri keberpihakan demokrasi menemukan suaranya, dan ketidakadilan menemukan musuhnya.Â
Seperti diketahui, Ekonom Senior Faisal Basri telah tutup usia di 65 tahun. Faisal meninggal di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta, pada Kamis, 5 September 2024 pukul 03.50 WIB.Â
"Faisal Basri seperti sebuah lentera bagi perubahan. Di tangannya, keberpihakan pada demokrasi menemukan suaranya, dan ketidakadilan menemukan musuhnya. Saya ingat sosok ini: kemeja biru muda, celana warna khaki, sepatu sandal, ransel di pundak, dengan rambut, yang sedari muda, tak lagi penuh, " ujarnya melalui Instagram @chatibbasri Kamis, 5 September 2024.Â
Paling Berani Kritik Pemerintahan
Chatib menceritakan, di akhir 1980-awal 1990 tidak banyak ekonom di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, yang membahas ekonomi politik. Salah satu yang membahas ekonomi politik adalah Faisal Basri yang saat itu masih menjadi ekonom muda.Â
"Dengan lugas ia berbicara tentang bobroknya pemerintahan Soeharto akibat tumbuh suburnya korupsi, kroniisme dan ekonomi rente. Di masa itu, tak banyak orang berani menunding Soeharto secara langsung dalam diskusi terbuka. Faisal adalah kekecualian," ujarnya.Â
Chatib menilai, Faisal bukan hanya sosok yang berani namun juga ekonom yang membaca data dengan baik.
"Pemikirannya cemerlang. Pandanganya segar," ujarnya.Â
Chatib menyebut, sebelum jatuh sakit, dia diminta isteri Faisal untuk mengingatkan agar melakukan pemeriksaan ke dokter.Â
"Bulan Februari lalu, atas permintaan isterinya, Mbak Titik saya mengirim voice note, mengingatkannya untuk pergi ke dokter. Saya katakan, jika jatuh sakit, kita jadi kehilangan kesempatan untuk makan Padang," katanya.
"Mungkin, karena Faisal seorang ekonom, ia paham arti opportunity cost. Soal kesempatan apa yang akan hilang -bila tak sehat. la menjawab melalui whatsapp bahwa ia sudah periksa darah dan insha Allah akan segera check up secara menyeluruh. Di ujung pesannya ia menulis: Pingin segera menyantap nasi kapau," lanjutnya.Â
Chatib melanjutkan, meskipun mereka cukup dekat. Dia menyatakan bahwa Faisal tidak mengurangi sikap kritisnya saat ia masih menjabat sebagai Menteri Keuangan atau Kepala BKPM.Â
"Dengan lantang ia menyampaikan kritiknya yang pedas pada saya. Kami kadang berbeda pandangan, namun saya tahu, sikap kritisnya dibutuhkan untuk perbaikan negeri ini," ujarnya.Â
"Demokrasi memang gaduh, mungkin menyebalkan. Tapi ia bisa menahan kecenderungan manusia untuk berbuat sewenang-wenang. Faisal menyuarakan pesan tua itu. la mengingatkan kekuasaan untuk tak sewenang-wenang. la seperti sebuah lentera bagi perubahan," sambungnya.