Kenang Faisal Basri, Luhut: Indonesia Kehilangan Seorang Pemikir Besar

Menko Luhut [dok. Humas Kemenko Marves]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Kabar duka menyelimuti dunia ekonomi Indonesia dengan wafatnya Ekonom Senior Faisal Basri pada Kamis, 5 September 2024 pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta.

PPN Jadi 12 Persen Ditegaskan Tak Bikin Daya Beli Loyo, Ekonom Ungkap Perhitungannya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan rasa kehilangan atas meninggalnya Faisal Basri. Dia menilai, Faisal merupakan contoh intelektual yang tetap teguh dengan prinsip, meskipun seringkali berbeda pandangan dengan pemerintah. 

“Indonesia kehilangan seorang pemikir besar. Semoga segala pengabdiannya bagi bangsa menjadi amal baik, dan beliau mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa,” ujar Luhut dalam keterangannya Kamis, 5 September 2024.

Riset INDEF: Indonesia Punya Momentum Strategis untuk Jadi Pemain Global dalam Hilirisasi Tembaga

Ekonom Senior, Faisal Basri

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Luhut mengungkapkan bahwa pertemuan terakhirnya dengan Faisal Basri terjadi pada tahun 2021, setelah Indonesia menghadapi gelombang pertama pandemi COVID-19. 

The Fed Pangkas Suku Bunga, Ekonom Ungkap Dampaknya ke Indonesia

“Terakhir ketemu Pak Faisal pada tahun 2021 setelah COVID-19. Pada saat itu, beliau memberikan masukan yang sangat berharga dalam mendesain PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dari sisi ekonomi. Masukannya membantu kita menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi negara,” terangnya.

Selain itu Luhut menyampaikan, Faisal Basri juga dikenal sebagai sosok yang aktif memberikan saran dalam kebijakan hilirisasi nikel, sebuah proyek yang menjadi fokus utama pemerintahan Presiden Joko Widodo. 

“Pak Faisal sering memberi banyak masukan soal ekonomi Indonesia, termasuk soal hilirisasi nikel. Meski kami terkadang berbeda pandangan, saya selalu menghargai setiap pemikiran dan argumen yang beliau sampaikan,” terangnya.

Meskipun beberapa kali berbeda pandangan, Luhut menyampaikan penghargaan pribadi kepada Faisal Basri sebagai sosok yang sangat berdedikasi dan penuh integritas.

Ekonom Senior Indef, Faisal Basri.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

"Saya selalu menghormati cara Pak Faisal menyampaikan pandangannya. Beliau selalu lugas, namun rendah hati, dan siap mendengarkan dengan baik meski pandangan kita berbeda. Keberanian dan kejujurannya dalam berargumen menunjukkan karakter kuatnya sebagai seorang intelektual," kata Luhut.

Menurut Luhut, meskipun dalam banyak kesempatan mereka berada di sisi yang berbeda dalam diskusi kebijakan, Faisal Basri tidak pernah menggunakan kritik sebagai alat untuk menjatuhkan, tetapi untuk membangun. 

"Beliau kritis, tetapi selalu dalam semangat memperbaiki. Itulah yang membuat saya sangat menghargai beliau. Kita butuh lebih banyak sosok seperti Pak Faisal di Indonesia," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya